MOJOK.CO – Skutik Honda atau Yamaha memang menarik, tapi soal durabilitas, Suzuki Satria injeksi berada di semesta lain. Tidak bakal bisa ditandingi.
Anggaplah kamu adalah seorang cewek yang sedang butuh motor baru. Pada hari Minggu yang cerah itu, setelah menjejalkan beberapa bundel duit ke dalam tas buat pembayaran DP, kamu pergi ke dealer motor terdekat. Kamu menata duit-duit tersebut di meja resepsionis dan bertanya, “Motor apa yang paling pas buat cewek kayak saya?”
Mula-mula si resepsionis akan menghitung duitmu. Lalu dia akan memandangmu penuh arti sambil menyiapkan jawaban. Dan jawabannya bergantung pada dealer pabrikan mana yang kamu tuju.
Kalau kamu berada di dealer Honda, kamu disodori Beat, Vario, Scoopy, Genio, atau paling banter PCX. Di dealer Yamaha, kamu mendapat brosur Mio dan kawanannya, Freego, X-Ride, atau duo N-Max dan Aerox. Kalau kamu pergi ke dealer Suzuki … yah, memangnya di kotamu masih ada dealer Suzuki?
Tapi, dealer apa pun yang kamu tuju dan berapa pun banyaknya duitmu, asal kamu cewek, pegawai dealer akan menyarankanmu untuk memboyong skutik. Inilah salah satu bias gender yang dianggap lazim di dunia otomotif, yang disemai sejak era Mio pada 2003 dan bertahan sampai sekarang.
Skutik memang motor praktis. Bagasinya muat dimasuki belanjaan harian, dek tengahnya bisa untuk membawa elpiji dan galon sekaligus, dan pengoperasiannya gampang karena tinggal memuntir gas doang.
Namun, dengan segala kepraktisannya tersebut tak lantas menjadikan skutik bergender tertentu; saya belum pernah mendapati plakat tersembunyi bertuliskan “Ini motor cewek, laki sejati pakai motor kopling” di skutik mana pun. Lagi pula, kalau mempertimbangkan beberapa variabel, skutik jelas-jelas bukan motor yang cocok buat cewek.
Buat saya, All New Suzuki Satria F150 adalah motor yang paling tepat. Memang benar kalau Suzuki Satria injeksi ini motor yang payah buat mengangkut belanjaan, dan mayoritas cewek bakal belingsatan saat mengoperasikan motor berkopling.
Namun, kalau daya akomodasi bukanlah sesuatu yang harus dirisaukan, dan cewek-cewek mau belajar naik motor manual, Suzuki Satria injeksi jelas perlu diperhitungkan. Alasannya adalah sebagai berikut:
Suzuki Satria punya dimensi yang ramah buat postur rata-rata cewek Indonesia
Yamaha Mio generasi pertama adalah pionir tren skutik di Indonesia, dan saya setuju kalau ia dilabeli sebagai motor cewek. Dimensinya yang mungil membuat cewek bertinggi 147 senti kayak saya berani menungganginya tanpa takut terguling.
Tapi, itu dulu. Mio dan skutik lainnya sekarang mirip mantan atlet yang terlalu banyak mengonsumsi junk food. Falsafah estetika “Semakin gembrot, semakin cantik” menjangkiti semua skutik, mulai dari Scoopy sampai N-Max.
Memang, sih, selera desain tiap orang berbeda-beda, tapi dimensi skutik yang kian tinggi dan lebar itu menyusahkan mayoritas cewek Indonesia yang kerap ditolak bekerja di instansi mentereng gara-gara tinggi badan. Kalau tidak percaya, tanyalah teman cewekmu yang berpostur mungil mengenai pengalamannya ketika naik Vario dan harus berhenti di lampu merah.
Intinya, skutik yang ada di pasaran saat ini ditujukan khusus untuk mereka yang bertungkai panjang.
Berbeda dengan skutik mana pun, Suzuki Satria masih menganut desain serba ramping di versi injeksinya. Tinggi jok Satria memang sama dengan Vario, tapi body yang jauh lebih ramping membuat cewek mungil kayak saya tak perlu mengangkang lebar dan berjinjit saat berhenti di lampu merah.
Posisi stang model underyoke kepunyaan Suzuki Satria mungkin menjadi kekurangan buat orang-orang yang mendambakan kenyamanan. Namun, cewek-cewek nggak bakal setersiksa mayoritas cowok ketika menunggangi Satria justru karena postur tubuh mereka yang pendek. Kecil kemungkinan cewek bakal menderita encok seperti kebanyakan cowok.
Sebenarnya ada beberapa motor bebek yang sama rampingnya seperti Suzuki Satria. Tapi, saya tetap mengusulkan motor ini karena alasan yang kedua:
Suzuki Satria punya performa mesin di atas rata-rata
Empat tahun silam, ketika hendak berangkat kerja, saya dibuntuti oleh sebiji GL-Max yang dinaiki dua orang lelaki berkaus gelap. Jarak antara kami tak sampai belasan meter. Merasakan gelagat buruk dari kedua orang tersebut, saya pacu Suzuki Titan saya lebih cepat.
Di ruas jalan yang sepi, kecurigaan saya terbukti. Saya dipepet dari sisi kiri sebelum salah satu lelaki itu menjambret tas saya. Sadar bahwa saya bisa terguling bila tas itu saya pertahankan mati-matian, saya biarkan dia menggondolnya. Namun, setelah itu saya puntir gas Titan sampai mentok demi mengejar kedua cecunguk sialan itu, hanya untuk mendapati motor mereka mengasapi saya. Titan tetaplah Titan.
Jalanan adalah tempat yang berbahaya bagi cewek. Penjambretan seperti yang saya alami seringnya menyasar cewek, belum lagi dengan begal payudara. Kewaspadaan saja tidak cukup; cewek perlu tunggangan gahar untuk menghindari kejahatan jalanan semacam itu.
All New Suzuki Satria F150 punya performa yang bisa membikin jambret dan cowok mesum mana pun berpikir ulang. Ia punya mesin overbore, 4 klep, yang bisa memuntahkan 19 tenaga kuda ke roda belakangnya. Singkatnya, Satria memang dirancang buat kebut-kebutan.
Andai saat itu saya menunggangi Suzuki Satria dan bukannya Titan, kedua penjambret itu tentu tak bisa mendekati saya dengan mudah. Dan andai mereka berhasil mengambil tas saya, hanya perlu sedikit upaya untuk saya mengejar balik dan membuat perhitungan.
Memang betul bahwa ada beberapa skutik bermesin 150cc yang tampak buas di dalam brosur. Tapi, skutik tetaplah skutik. Transmisi CVT tidak dirancang buat berakselerasi spontan kayak transmisi manual, dan perbedaan kecil itu bisa sangat bermakna ketika cewek dihadapkan pada situasi berbahaya di jalanan.
Honda Sonic sebenarnya punya segala keunggulan yang dimiliki Suzuki Satria injeksi. Ia punya desain ramping, mesin 4 klep, dan menyandang nama besar Honda. Tapi, Satria injeksi punya keunggulan yang tidak dimiliki kompetitornya, yaitu:
Satria injeksi adalah produk Suzuki
Honda dan Yamaha punya reputasi yang nggak main-main dalam hal membikin motor. Sebutlah semua produk kedua pabrikan tersebut, maka akan kamu dapati deretan penemuan mutakhir di bidang otomotif yang berpadu dengan durabilitas khas mesin Jepang.
Tapi, soal durabilitas, Suzuki ada di semesta lain. Entah kenapa mesin motor Suzuki nggak ngotak bandelnya, dan ini tentu saja menjadi kelebihan yang menyenangkan buat para cewek.
Sudah menjadi rahasia umum kalau kebanyakan cewek itu teledor dalam merawat motornya. Asalkan masih bisa berjalan, bagi cewek, motor tersebut masih segar bugar. Keteledoran khas model begini mungkin mendatangkan malapetaka buat motor pabrikan lain, tapi tidak bagi Suzuki.
Mesin yang kelewat awet itulah yang membuat bengkel resmi tempat saya bekerja gulung tikar. Kebangkrutan satu-satunya bengkel resmi Suzuki di kota saya itu bikin saya sedih, seolah mendapati satwa amat langka yang tiba-tiba punah.
Namun, kelangkaan bengkel resmi Suzuki ternyata mendatangkan keuntungan berikutnya. Ketika kamu disuruh orang tua atau pasanganmu buat servis Suzuki Satria injeksi yang kamu miliki, tataplah matanya dan jawablah dengan keheranan yang tak dibuat-buat: “Bengkelnya udah jadi minimarket, Bos. Mau diservis pakek Nutella?”
BACA JUGA Kelebihan Sepeda Motor Suzuki yang Membunuh Bengkel Resminya Sendiri dan pengalaman seru bersama motor lainnya di rubrik OTOMOJOK.