ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Liputan Seni

Traffic Jam, Duta Galau Gen Z Solo yang Merapalkan Mantra Kegalauan dengan Nada Kegembiraan

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
5 Juni 2025
0
A A
traffic jam.MOJOK.CO

Traffic Jam, Duta Galau Gen Z Solo yang Merapalkan Mantra Kegalauan dengan Nada Kegembiraan (dok. IG trafficjammusic)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Traffic Jam sah menjadi duta galau bagi anak muda Kota Solo. Mini album Lika-Liku (2025) menjadi semacam anthem untuk mengantar para pendengarnya menghayati pesan kesedihan, tapi sambil berdansa riang.

*** 

Entah angin apa yang bertiup di Klaten pada Senin (2/5/2025) kemarin. Tiba-tiba di pertengahan perjalanan Jogja-Solo, saya ngide memutar lagu-lagu Traffic Jam di mobil. 

Kalau boleh jujur, sebelumnya saya belum pernah mendengarkan karya band beranggotakan lima anak muda Solo ini. Namun, karena mendapat mandat menjadi LO mereka untuk suatu acara, saya merasa kudu “melakukan riset”.

Konon, Traffic Jam sedang naik daun. Dalam beberapa bulan terakhir, panggung mereka tak ada habisnya. Mulai dari panggung gigs di coffee shop, acara pensi anak sekolah, sampai panggung besar sekaliber Hardcore Romance Tour-nya Pamungkas dan konser tunggal di Lokananta.

traffic jam.MOJOK.CO
Band Traffic Jam tampil di Taman Balekambang, Solo, pada Selasa (3/5/2025). (Mojok.co/Fayzal)

Nggak cuma naik daun, beberapa kawan di Solo juga menyebut kalau Traffic Jam digandrungi anak muda. Lebih spesifik lagi, Gen Z. Istilah kerennya: mereka menjadi duta galau bagi anak muda di Solo.

Sebelumnya, saya tahunya Senja Dalam Prosa, band indie-rock-sastra yang lagu-lagunya menjadi anthem patah hati anak muda Solo. Makanya, ketika ada duta lain bernama Traffic Jam, saya pun tertarik buat membuktikan segalau apa karya mereka.

Mini album yang bercerita banyak

Saya memutuskan memutar EP Lika-Liku yang baru saja dirilis empat bulan lalu, pada Februari 2025. Cover mini album ini memampang potret lima personelnya: Anisa dan Bintang (vokal), Ernest (gitar), Rovega (keyboard), dan Billy (bass), dengan latar penuh warna. Terlihat cheerful!

Pertanyaan pertama yang terlintas di benak saya: “di mana letak galaunya?”

traffic jam.MOJOK.CO
Anisa, vokalis Traffic Jam, tampi di Taman Balekambang, Solo, pada Selasa (3/5/2025). (Mojok.co/Fayzal)

Track pertama berjudul “Paparapapaya”. Ia menjadi semacam intro pembuka cerita. Saya tak benar-benar tahu apa arti kata “Pa para pa pa ya” yang terdengar seperti mantra untuk membuka ritual.

Yang jelas, mantra ini dirapalkan dengan penuh kesenangan. Jauh dari kesan galau sebagaimana diceritakan kawan-kawan saya. Ditambah paduan musik R&B malah menambah warna cerah dari lagu ini.

Lagu kedua, “Semestaku”, nuansanya juga tak berbeda jauh. Ia bercerita tentang orang paling berharga, yang mereka sebut “semesta”, lengkap dengan pujian-pujian ala anak muda yang tengah jatuh cinta.

“Nggak ada galau-galaunya,” pikirnya, masih membayangkan di mana letak sedihnya.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Traffic Jam (@trafficjammusic)


Sialnya, memasuki lagu ketiga, keempat, dan kelima, secara berturut-turut, pendengar benar-benar diajak meresapi kegalauan. Nomor “Tak Lagi Sama”, memberitahu saya seperti apa rasanya cinta sebelah tangan.

Track empat, “Benar Milikku?” memberitahu saya seperti apa rasanya menjalin hubungan, tapi rasanya tak saling memiliki. Belum sempat ambil napas, track “Usai” terputar. Ia menjadi semacam pelengkap kesedihan. Setelah kamu ragu dengan hubunganmu, akhirnya hubungan itu benar-benar usai.

“Damn! Ini sih banyak yang relate!”

Mini album ini kemudian ditutup dengan “Untuk Apa?”. Mengulang mantra pa para pa pa paya, lagu ini menjadi semacam refleksi bagi naik turunnya kehidupan.

Traffic Jam menyanyikan kegalauan dengan penuh kegembiraan

Ada yang unik dengan EP Lika-Liku Traffic Jam. Lirik sih boleh galau, tapi musikalitas yang mereka bawakan tetap penuh keceriaan. Dari track awal sampai akhir, jika lirik dihilangkan kemudian yang tersisa hanya iringan instrumental saja, ia cocok menjadi anthem dansa anak-anak muda.

Namun, lirik-lirik kemudian mengubah segalanya. Seolah, pendengar diajak buat berdansa riang, tapi sambil menghayati petikan-petikan syair penuh kegalauan.

Anisa, sang vokalis yang paling banyak terlibat dalam penulisan lirik, menyebut ada pengalaman pribadi dalam lagu yang Traffic Jam bikin. Cinta tak berbalas, merasa ragu dengan hubungan, sampai akhirnya terpaksa mengakhiri hubungan, adalah isu yang sering dialami anak muda.

“Aku pikir, hampir semua anak muda mengalami fase itu. Galau karena cinta bertepuk sebelah tangan, merasa ragu dengan pacar, sampai akhirnya putus dan mempertanyakan pilihan. Yang pernah muda pasti pernah merasakan,” ujarnya, yang Mojok temui di akhir show mereka yang digelar di Taman Balekambang, Solo, Selasa (3/5/2025).

Sementara Bintang, gitaris akustik yang juga berperan sebagai vokal, mengaku bahwa untuk meluapkan kegalauan, tak melulu harus dengan nada penuh kesedihan. Musikalitas Traffic Jam, yang amat cheerful, baginya bisa menjadi contoh bahwa “pesan galau” tetap bisa sampai dengan cara yang menyenangkan.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Traffic Jam (@trafficjammusic)


“Kami bermain dengan musik kami, dengan gaya kami. Dan pesannya tetap sampai ke pendengar,” ungkapnya.

Siap menebar pesan lain ke anak muda

Sebelum merilis EP Lika-Liku, Traffic Jam sudah hadir dengan beberapa single. Ada “Tell a Story”, lagu berbahasa Inggris yang mereka rilis tak lama setelah band terbentuk pada 2020. Kemudian “Terpaku Dalam Bayang” pada 2021.

Traffic Jam sempat vakum, tak merilis karya baru lagi, terutama karena pandemi Covid-19. Awal 2025 ini, mereka menggebrak dengan mini album yang melanjutkan kegalauan dari dua single awal mereka.

“Warna musik kami sejak awal tidak berganti. Makna lagu-lagu yang kami bawakan pun juga demikian,” kata Bintang.

Terdekat, mereka bakal merilis single baru, berkolaborasi dengan musisi Solo lain yang lekat dengan karya-karya penuh kegalauan, Man Osman. Untuk tanggal pastinya, masih mereka rahasiakan.

“Dalam kolaborasi, kami akan tetap mempertahankan warna musik Traffic Jam, namun berusaha menggabungkan dengan warna musisi lain agar menghasilkan sesuatu yang baru,” kata bintang.

Karya-karya Traffic Jam sendiri sudah bisa dinikmati di berbagai platform digital.

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Kafe Bukuku Lawas: Surganya Para Pecinta Kopi dan Buku Klasik di Solo atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

 

Terakhir diperbarui pada 5 Juni 2025 oleh

Iklan
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Sri 'Itut' Hastuti melatih dengan hati. MOJOK.CO
Sosok

Sri Hastuti, Pelatih Sepak Bola Putri yang Melatih dengan Hati

17 Juni 2025
mengurus ktp hilang.MOJOK.
Catatan

Rasanya Jadi Perantau Mengurus KTP Hilang di Dukcapil Sleman: “Sat-Set”, Lima Menit Selesai, Tidak Ribet Seperti di Tangerang

16 Juni 2025
Pertama kali punya mobil pribadi. Niat pamer dan bikin panas tetangga di Pati malah jadi repot sendiri MOJOK.CO
Ragam

Pertama Kali Punya Mobil Pribadi buat Pamer ke Tetangga, Malah Berujung Repot Sendiri hingga Dijual Lagi

16 Juni 2025
Yamaha Mio 2011, motor matic yang tak cocok dipakai untuk pergi wisata. MOJOK.CO
Catatan

8 Tahun Mengendarai Yamaha Mio Bekas Motor Kakak, Sudah Nggak Cocok buat Pergi Wisata dan Sering Bawa Sial tapi Tetap Berharga

16 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bus Harapan Jaya Surabaya Jawa Timuran hanya untuk orang-orang tangguh MOJOK.CO

Bus Harapan Jaya Jawa Timuran Busnya Orang-orang Tak Punya Pilihan: Jauh dari Kemewahan, “Menyiksa” Sepanjang Perjalanan

10 Juni 2025
Berkah Waisak 2025 bagi Candi Borobudur Magelang MOJOK.CO

Berkah yang Terasa dari Waisak 2025 di Candi Borobudur

11 Juni 2025
KA Airlangga, kereta murah, surabaya.MOJOK.CO

Coba-coba Naik KA Airlangga Jakarta-Surabaya: Bahagia Tiketnya Cuma Seharga 2 Porsi Pecel Lele, tapi Berujung Tak Tega sama Penumpangnya

12 Juni 2025
Upaya mahasiswa dapat beasiswa s2 dari dosen Unair. MOJOK.CO

Gelar Sarjana Akuntansi Tak Guna, Akhirnya Pilih Kuliah S2 dan Nekat Cari Beasiswa dari “Ordal” dengan Harapan Kerja di Perusahaan Besar

11 Juni 2025
Tukang parkir (jukir) liar di Surabaya bikin repot, tak seperti di Jogja MOJOK.CO

Jukir di Surabaya Bisa Ngajak Ribut dan Bikin Repot karena Uang Rp2 Ribu, Tukang Parkir Jogja Lain Cerita

15 Juni 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.