Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Seni

Sebutuh Apa Jogja dengan Festival Sastra Yogyakarta? Sebuah Angan-angan Menjadi Ibu Kota Sastra di Indonesia

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
25 November 2024
A A
Event Festival Sastra Yogyakarta (FSY): Menjadikan Jogja sebagai Ibu Kota Sastra Indonesia MOJOK.CO

Event Festival Sastra Yogyakarta (FSy): upaya menjadikan Jogja Ibu Kota Sastra di Indonesia. (Instagram/@festivalsastrayk)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Festival Sastra Yogyakarta (FSY) di 2024 ini telah memasuki gelaran yang keempat. Ada sejumlah kendala yang dihadapi para insan sastra—khususnya di Jogja—dalam menjaga agar sastra tetap subur. Kendati demikian, FSY menjadi event yang terus digelar untuk mewujudkan Jogja sebagai Ibu Kota Sastra di Indonesia.

***

Sejak September 2024 lalu, serangkaian pre-event menyambut Festival Sastra Yogyakarta (FSY) 2024 sudah berlangsung. Di antara yang cukup mencuri perhatian adalah Sayembara Puisi.

Pasalnya, hingga batas akhir pengumpulan karya lima hari lalu (Kamis (20/11/2024), ada lebih dari 4.500 karya puisi yang masuk sejak pengumuman sayembara pertama kali diunggah di media sosial @festivalsastrayk dan @dinaskebudayaankotajogja pada November 2024.

Ribuan karya puisi yang masuk tersebut menjadi semacam sinyal, bahwa karya sastra masih mendapat ruang luas di hati masyarakat.

Festival Sastra Yogyakarta (FSY) dari tahun ke tahun

Festival Sastra Yogyakarta (FSY) digagas pertama kali oleh Dinas Kebudayaan Kota Jogja pada 2021 silam, di tengah-tengah pandemi Covid-19.

Misi Dinas Kebudayaan Kota Jogja, dengan FSY, adalah bagaimana acara ini menjadi ajang berkumpulnya penulis, penyair, seniman, dan pencinta sastra dari berbagai latar belakang untuk saling berinteraksi, berbagi karya, serta memperkaya khazanah sastra nusantara.

Lantaran ada di masa pandemi yang penuh keterbatasan, FSY 2021 berlangsung dengan mengeluarkan produk sastra berupa tayangan YouTube “Musikal Hanacakara”.

FSY akhirnya justru menjadi event berkelanjutan. Pada 2022, FSY digelar kembali dengan mengusung tema “Mulih” (bahasa Indonesianya: kembali). Semangat FSY 2022 adalah bagaimana memulangkan semangat sastra ke Jogja sebagai rumah sastra Indonesia.

Kemudian pada 2023, FSY digelar di kawasan Kotabaru sebagai salah satu cagar budaya Jogja dengan mengusung tema “Sila”. Sila berarti “duduk bersila”. Sebagai refleksi untuk menggali kedalaman diri, memaknai potensi sastra di Jogja, hingga merefleksikannya ke dalam program yang mendukung keterlibatan sosial melalui sastra.

Koneksikan penulis sastra ke industri

Sementara di tahun 2024 ini, Festival Sastra Yogyakarta mengambil tema ”Siyaga”, yang akan berlangsung tiga hari dalam rentang 28-30 November 2024 di Taman Budaya Embung Giwangan, Jogja.

”Siyaga itu maknanya bagaimana kita bersiap atas perubahan-perubahan yang terjadi dan tengah dihadapi oleh sastra,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Jogja, Yetti Martanti, dalam acara Tumpengan dan Doa Bersama FSY 2024 di Hotel 101 Style Malioboro, Senin (25/11/2024) siang WIB.

Event Festival Sastra Yogyakarta (FSY): Menjadikan Jogja sebagai Ibu Kota Sastra Indonesia MOJOK.CO
Momen potong tumpeng dari Kundha Kabudayan Kota Jogja, Yetti Martanti. (Aly Reza/Mojok.co)

Sebab, seperti diketahui, menuju era digital sastra memang mengalami banyak perubahan. Terutama dalam konteks alih wahana. Ketika kini sastra bisa dinikmati dalam bentuk film (ekranisasi). Atau fakta bahwa bacaan sastra saat ini tidak melulu bisa diakses lewat buku, tapi juga secara digital, dan lain-lain.

Itulah kenapa tema yang diusung adalah ”Siyaga”. Harapan Yetti, para pencinta dan pelaku sastra akhirnya bisa mengambil ancang-ancang untuk perubahan-perubahan yang lebih besar di masa mendatang.

Iklan

”Tahun ini kami ingin ada banyak kelas untuk diikuti. Kami juga ingin—melalui FSY 2024—mengoneksikan penulis ke industri atau penerbit. Jadi tidak hanya berhenti pada aktivitas menulis, tapi juga berkelanjutan (menerbitkan karya tulis sastranya itu),” ungkap Yetti.

Sebutuh apa Jogja dengan Festival Sastra Yogyakarta (FSY)?

Pada dasarnya, Jogja memang sudah dibanjiri banyak event yang berhubungan dengan buku dan literasi. Maka, seberapa penting kehadiran Festival Sastra Yogyakarta (FSY) di tengah-tengah lautan event literasi yang sudah ada di Joggja tersebut?

”Dalam hemat kami, event sastra ini masih kurang banyak ketimbang event seni-budaya lain seperti musik atau seni pertunjukan lain,” begitu lah jawaban Paksi Raras Alit, seniman cum budayawan yang di FSY 2024 berposisi sebagai Ketua Pawiyatan (Ketua Tim Kreatif).

Event Festival Sastra Yogyakarta (FSY): Menjadikan Jogja sebagai Ibu Kota Sastra Indonesia MOJOK.CO
Paksi Raras Alit (pegang mic) dalam konferensi pers Festival Sastra Yogyakarta. (Aly Reza/Mojok.co)

”Sementara event sastra sebagai babon dari kebudayaan sangat jarang. Maka, FSY ini posisinya masuk sebagai bagian dari event-event literasi yang sudah ada, dengan fokus pada karya sastra. Karena pelan-pelan kami ingin Jogja jadi Ibu Kota Sastra di Indonesia,” sambung Paksi.

Lebih lanjut, Paksi membeberkan fakta bahwa hingga sejauh ini, event sastra memang cenderung lebih kecil ketimbang event-event musik (misalnya).

Meski begitu, Paksi menegaskan tidak akan kecil hati. Dia justru semakin bersemangat untuk menggeliatkan event-event sastra serupa FSY. Sebanyak dan sesering mungkin. Mencoba mengimbangi banyak dan seringnya event-event musik.

Dengan begitu, tidak hanya di Jogja, harapan Paksi event-event sastra serupa FSY juga bisa bergeliat di daerah-daerah lain.

Kampanye kurangi sampah plastik dan kardus

Yang menarik, Festival Sastra Yogyakarta (FSY) 2024 ternyata tidak hanya sebagai ruang untuk kampanye perihal pelestarian warisan budaya berupa karya sastra. Tapi juga menjadi media kampanye bagaimana menekan potensi sampah.

”Konsumsi di FSY nanti prasmanan, nggak pakai kotak kardus. Minumnya juga bukan botol plastik, tapi disediakan water station. Pengunjung bisa ambil air di sana pakai tumbler yang dibawa dari rumah,” jelas Paksi.

Event Festival Sastra Yogyakarta (FSY): Menjadikan Jogja sebagai Ibu Kota Sastra Indonesia MOJOK.CO
Orang-orang di balik FSY 2024. (Aly Reza/Mojok.co)

Untuk pembelian buku di Pasar Buku FSY 2024 pun tidak akan menggunakan kresek. Namun, menggunakan totebag, baik milik pengunjung sendiri maupun yang beli di lokasi. Jadi memang FSY 2024 diproyeksikan menjadi event yang benar-benar menekan produksi sampah.

Minat baca Gen Z jadi sasaran

Selama tiga hari berturut-turut, Festival Sastra Yogyakarta (FSY) 2024 akan dipenuhi rangkaian acara dan aktivasi sastra, dari pagi sampai malam. Rangkaian acaranya bisa dilihat melalui unggahan berikut:

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Palmerah, Yuk! (@palmerah.yuk)

Yang jelas, FSY 2024 sebagai salah satu event di Jogja, menyasar betul kalangan Gen Z yang konon minat bacanya paling rendah. Itulah kenapa sejak dari visual desain poster, rangkaian acara, hingga pengisi acara, memang disesuaikan dengan minat Gen Z.

”Misalnya, ada Pasar Buku. Itu kami kerja sama dengan Warung Sastra, sebuah toko buku independen yang dikelola oleh anak-anak muda,” jelas Paksi.

”Nah, kolaborasi Pasar Buku dengan Warung Sastra itu bisa kami gunakan untuk membaca ulang minat baca Gen Z,” imbuhnya.

Memang ada banyak rangkaian kegiatan di FSY 2024. Dari rangakaian kegiatan tersebut, ada beberapa agenda utama sebagai berikut:

  1. Panggung Pembukaan di Amphitheater Kamis malam 28 Nov jam 19.30 WIB: penyerahan penghargaan sayembara puisi dan penampilan talenta bahasa sastra Kota Yogyakarta, serta bintang tamu FRAU.
  2.   Gala Dinner Sastra Boga:  Jumat malam 29 Nov  jam 19.30. Perayaan yang terinspirasi dari resep kuliner dalam naskah dan teks Sastra Jawa Klasik. Kita akan menikmati kreasi boga yang membawa kita pada filosofi masyarakat Jawa, kelezatan yang terwarisi dari masa ke masa, disertai rangkaian kisah budaya yang melatarinya.
  3.   Panggung Penutupan di Amphitheater Sabtu malam 30 Nov jam 19.30 WIB: bertajuk Malam Ini Jokpin Akan Tidur di Matamu. Bintang tamu Oppie Andaresta, Saras Dewi, dan lain-lain.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Andaikan Museum Sastra Jogja yang Tidak Ada Itu Belajar pada Museum Tentara

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

 

 

 

 

Terakhir diperbarui pada 25 November 2024 oleh

Tags: dinas kebudayaan jogjadinas kebudayaan kota yogyakartaevent jogjaevent sastra jogjaFestival Sastra YogyakartaFSYfsy 2024
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

sembilan comm, event jogja.MOJOK.CO
Sosok

Di Balik Denyut MICE di Jogja, Ada Sembilan Comm yang Selalu Siap di Belakang Panggung

13 November 2025
Belajar dari Konsistensi: Rahasia Bertahan 17 Tahun di Industri Event Jogja
Video

Belajar dari Konsistensi: Rahasia Bertahan 17 Tahun di Industri Event Jogja

30 Oktober 2025
Pembukaan Pameran Gelar Olah Rupa dalam Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2025 di Gunungkidul MOJOK.CO
Kilas

“Kulonuwun Gunungkidul” Jadi Upaya Merawat Hubungan Sosial Lewat Olah Rupa, Bertamu Tak Sekadar Bertemu

11 Oktober 2025
Sudah Selayaknya, Kota Yogyakarta jadi Ibu Kota Budaya Indonesia MOJOK.Co
Ragam

Sudah Selayaknya Kota Yogyakarta jadi Ibu Kota Budaya Indonesia

10 Agustus 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.