Nekat resign setelah 9 tahun kerja di Jakarta
Sampai akhirnya, Risma nekat resign dari anak perusahaan BUMN setelah 9 tahun bekerja di Jakarta. Ia pun pulang ke kampung halamannya untuk mencari arti hidup. Sejak saat itu, ia menyadari betapa nikmatnya berjemur di bawah sinar matahari pagi tanpa takut dikejar-kejar meeting pagi, hingga ngopi siang-siang di kafe tanpa takut dihubungi atasan.
Namun, saat malam menyergap, Risma pun tak terhindar dari perasaan waswas.
“Aku ingat banget malam itu, tidur aja susah. Pikiran muter terus, gimana kalau nyesel? Gimana kalau gagal? Gimana kalau semua orang bilang aku bodoh?”
Alih-alih larut dalam pikiran negatifnya, Risma pun salat istikharah. Ia meminta petunjuk, bukan untuk dapat jawaban ‘ajaib’ yang menuruti egonya, tapi jawaban lain yang memantapkan langkahnya resign. Selain berdoa, Risma tak lupa ikhtiar dengan membuat daftar pros and cons resign.
“Aku tulis dua kolom. Pertama, hal apa yang aku bisa dapatkan kalau resign. Kedua, hal apa yang hilang setelah aku resign. Begitu aku lihat di kertas, aku sadar berapa banyak pros tertulis. Aku pun sadar yang aku kejar bukan cuma uang, tapi hidup yang lebih tenang juga.”
Hidup lebih bahagia dan bermakna setelah resign
Risma pun mulai bangkit dan melawan rasa takutnya dengan menyusun segala kemampuan yang ia miliki. Mulai dari hal teknis hingga soft skill dari pengalamannya bekerja di Jakarta, baik di perusahaan swasta maupun BUMN.
“Ternyata banyak hal yang bisa aku kembangkan jadi peluang baru. Rasa takut sedikit demi sedikit berubah jadi semangat dan akhirnya aku sadar ternyata skill-ku ini bisa aku pakai untuk peluang bisnis,” ujar Risma yakin.
Setelah merefleksikan diri di kampung halamannya, Risma jadi sadar bahwa banyak tetangganya yang sulit kerja di usia tua, tapi mereka harus bertahan hidup demi sesuap nasi. Sejak saat itu, Risma yakin untuk membuka bisnis, sekaligus memberikan lapangan kerja untuk orang-orang di kampungnya.
Nama perusahaannya adalah PT Suhuf Kridasana Nusantara, sebuah toko seni dan kerajinan yang terbuat dari limbah pelepah pisang.
Mulanya, Risma sempat diremehkan dan dihina bodoh karena resign dari BUMN demi memungut sampah. Namun, Risma berhasil membuktikan bahwa bisnisnya itu sekarang dihargai dan banyak dipesan di seluruh Indonesia hingga Kanada.
“Setiap pelepah yang mereka kumpulkan, bikin aku ingat bahwa ada hidup lain yang ikut bertahan lewat keberanianku resign. Ada orang yang hanya butuh sedikit kesempatan untuk kembali merasa berharga.” Kata Risma.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan














