Mengedepankan kedamaian dan anti kerusuhan
Terlepas dari beragam keunikan dan karakternya masing-masing, baik Tapak Suci maupun Merpati putih punya penekanan dalam aspek kontrol diri. Menghindari pertikaian yang tidak diperlukan.
Bowo mengaku, di kalangan TS, terlibat perselisihan di jalan yang melibatkan perguruan adalah hal yang sangat dihindari. Baginya, itu merupakan sesuatu yang memalukan.
“Gesek di jalan itu memalukan. TS terikat dengan induk organisasi yakni Muhammadiyah. Kita juga membawa nilai Islam,” katanya.
Tidak memungkiri bahwa ada segelintir anggota yang terlibat pertikaian di jalan. Namun perguruan tidak akan terlibat jika itu merupakan urusan personal. Lain hal jika urusan itu melibatkan nama TS, maka anggota lain akan mencoba membantu.
Jika anggotanya terbukti benar maka rekan seperguruan akan turun tangan memberikan dukungan dan bantuan. Jika salah pun tak segan menegur serta mengingatkan.
“Kalau dia mau berkelahi di jalan tentu nggak boleh bawa nama perguruan. Menang urusan sendiri dan kalah juga demikian,” ungkapnya.
Sementara itu, Tomo menjelaskan bahwa ada sanksi tegas bagi para anggota Merpati Putih yang terlibat tawuran atau pertikaian di jalan.
Jika ada masalah terkait perguruan maka penyelesaian akan dilakukan para pengurus. Begitu pula dalam ranah politik, ada larangan keras menggunakan atribut Merpati Putih dalam bentuk apa pun bagi anggota yang terjun ke politik praktis.
“Kami ingin jadi merah putih. Terbuka untuk semua dan tidak berafiliasi dengan pihak tertentu saja,” paparnya.
Di sisi lain, kedamaian itu berjalan seiringan dengan porsi latihan yang terbilang keras dan berat di perguruan ini. Bahkan ada ujian pemecahan benda keras dalam setiap jenjang kenaikan tingkat bagi mereka yang sudah berusia di atas 14 tahun.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Aly Reza
BACA JUGA Mengenal Tapak Suci, Perguruan Silat dari Jogja Gabungan 3 Aliran
Cek berita dan artikel lainnya di Google News