Curanmor sampai pabrik narkoba
Dari cerita David, ada satu hal yang unik. Sebelumnya, Mojok pernah membuat tulisan yang membahas soal Karangmalang, kompleks kos dekat UNY. Di Karangmalang, sepeda motor para penghuninya banyak yang terparkir di pinggir jalan karena pemilik kos tak punya tempat parkir.
Nah, ternyata kondisi ini juga terjadi di Gadingkasri. Bedanya, menurut mahasiswa UM Malang ini, situasi di tempatnya lebih menakutkan karena banyak curanmor.
“Mungkin ini konsekuensi dari kos-kosan yang parkirnya di luar kali, ya. Tapi mau bagaimana lagi, kos murah ya dapatnya begini,” kata David.
Paling heboh terjadi sekitaran tahun lalu. Saking meresahkannya, sampai ada curanmor yang ditembak polisi.
“Ingat banget aku, malem-malem lagi mabar sama temen-temen kos. Tiba-tiba ada orang kejar-kejaran tuh. Nggak lama suara tembakan. Ternyata curanmor lagi dikejar polisi.”
Selain curanmor, baru-baru ini warga Gadingkasri juga dihebohkan dengan penggerebekan pabrik narkoba di dekat permukiman mereka.
Berdasarkan laporan kepolisian, awalnya rumah itu disewa untuk kepentingan kegiatan event organizer. Namun, saat digerebek, terdapat lima orang asal Cikarang dan Bekasi yang sedang membuat obat-obatan terlarang itu.
Gadingkasri adalah kawasan terdidik, tapi jadi tempat maksiat oknum mahasiswa
Cerita selanjutnya sebenarnya sudah menjadi rahasia umum kawasan indekos. Tak cuma di Gadingkasri, kawasan kos lain di Malang seperti Lowokwaru, misalnya, juga menyimpan sisi gelap sebagai tempat maksiat oknum mahasiswa.
Namun, mengingat Gadingkasri merupakan “kawasan yang terdidik” karena dihuni banyak mahasiswa, ini jelas menjadi ironi.
Ahmad (25), mahasiswa asal Malang yang kini melanjutkan S2 di Jogja, bercerita di sekitaran kampus UM Malang ada dua tipe kos-kosan. Yang murah, biasanya disewakan per tahun atau semester. Biaya sewanya kisaran Rp2-3 juta per 6 bulan.
Sementara yang mahal, umumnya dibayar bulanan. “Nah, ini yang jadi tempat esek-esek. Soalnya lebih bebas aja, sih. Bukan LV, tapi ya terpisah dari pemiliknya gitu, jadi gampang bawa masuk pacar,” katanya, Rabu (3/7/2024) siang.
Eks mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang ini bahkan pernah jadi saksi hidup. Ia bercerita, awal 2024 lalu (dia sudah kuliah di Jogja) Ahmad mengunjungi kawan lamanya yang kos di Gadingkasri. Seperti biasa, ia mengobrol sampai larut malam.
Namun, tiba-tiba kawannya “mengusirnya” secara halus karena pacarnya mau berkunjung. “Ya awalnya aku santai aja, toh yaudah aja sih kita ngobrol bertiga sampai malam juga. Tapi eh dia ngasih ‘kode tertentu’, aku diusir karena mereka mau ‘gituan’. Hadeh.”
Dari cerita yang Ahmad dapat dari temannya, itu sudah jadi hal biasa bagi mahasiswa yang ngekos di sana. Katanya, sih, tinggal pinter-pinteran nyelundupin aja.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Muchamad Aly Reza
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News