Mudik menggunakan motor sudah menjadi budaya di keluarga Taresya Anggun (21). Sejak bayi, ia sudah dibonceng oleh orang tuanya dengan motor Honda Vario 125 lawas dari Surabaya ke Magetan. Jaraknya 189,5 kilometer. Anggun mengaku motor yang rilis di tahun 2012 itu jarang rewel, tapi ada saja nasib sial saat mengendarainya.
Honda Vario 125 lawas cocok untuk ngebut
Tujuh hari sebelum berangkat dari Surabaya ke Magetan, ayah Angguh pasti sudah menyervis Vario 125 miliknya. Dengan begitu, mereka siap unjung-unjung ke rumah keluarga maupun tetangga.
Biasanya, Anggun menghabiskan waktu perjalanan selama 4 hingga 5 jam. Beruntung lagi kalau jalanan tidak macet. Ia bisa memaksimalkan kecepatan dari 50 hingga 70 kilometer per jam.
“Kalau bapak sudah jadi ‘Valentino Rossi’, ya cuman tiga jam. Kecepatannya bisa sampai 90 kilometer per jam,” ujar Anggun saat dihubungi Mojok, Jumat (28/3/2025).
Secara performa, Anggun maupun orang tuanya sudah puas. Namun, jok Honda Vario 125 lawas yang berbentuk langsing membuat mereka kesulitan saat membawa banyak barang. Alhasil, sebisa mungkin, mereka hanya membawa satu buah ransel saat mudik.
Kesulitan itu masih bisa dihadapi ayah Anggun saat anaknya masih bayi. Lain soal ketika Anggun sudah beranjak remaja. Motor itu sudah tidak aman untuk berboncengan tiga orang, yakni ayah, ibu, dan Anggun yang berada di tengah.
Akhirnya, keluarga Anggun lebih sering menggunakan bus. Walaupun, Anggun sendiri lebih nyaman ketika naik motor ketimbang memanfaatkan moda transportasi umum. Jiwanya memang “bebas”.
“Kalau naik motor bisa menikmati suasana alam dan lebih santai,” ujar Anggun.
Meski begitu, ia tetap bersyukur pernah mencicipi Honda Vario 125 lawas. Sebab, kata Anggun, ia tidak terlalu lelah di jalan karena joknya yang langsing. Berbanding terbalik dengan motor Honda PCX miliknya sekarang.
“Jok PCX itu lebih besar jadinya capek, karena harus buka kaki lebih lebar,” ucapnya.
Honda Vario 125 vs motor topeng monyet
Sebelum ayah Anggun memberikan hadian Honda PCX pada tahun 2022, Anggun masih sering bergantian menggunakan Honda Vario 125 milik ayahnya. Motor itu memiliki kesan hangat bagi keluarganya.
Selain karena sering digunakan untuk mudik, Honda Vario 125 adalah motor yang ia gunakan untuk belajar motor, hingga bisa mengendarainya sejak SMA. Dari motor itu pula, Anggun pernah mendapatkan pengalaman celaka saat mudik.
“Baru saja berangkat dari Surabaya sudah ketabrak topeng monyet,” ujar Anggun.
Kejadian itu berlangsung sekitar tahun 2015 saat Anggun masih SD. Anggun yang duduk di kursi paling depan ikut kaget saat ayahnya menekan rem secara mendadak, karena petugas topeng monyet menyeberang tiba-tiba.
Jatuh dari sepeda sampai luka-luka












