Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Anak Kuliah di PTN Malang Sewa Kos Mahal Ber-AC demi Gengsi dan Hidup Enak, Sementara Ortu Hidup Ala Kadarnya

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
24 Agustus 2025
A A
Kuliah di PTN Malang termakan gengsi. Sewa kos mahasiswa mahal ber-ac demi gaya, sementara orangtua di rumah hidup serba sekadarnya MOJOK.CO

Ilustrasi - Kuliah di PTN Malang termakan gengsi. Sewa kos mahasiswa mahal ber-ac demi gaya, sementara orangtua di rumah hidup serba sekadarnya. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Pergaulan saat kuliah di PTN Malang membuat Hana (26), bukan nama asli, sempat lupa diri. Demi mengikuti gaya hidup orang lain, dia sampai menyewa kos mahasiswa yang mahal karena ber-ac. Jika mengingat momen-momen itu, Hana masih terbelenggu dengan rasa bersalah. Sebab, di saat bersamaan pada waktu itu, orangtuanya di rumah saja harus menahan diri untuk beli kipas baru.

Jadi mahasiswa di PTN Malang, malu dengan kos sendiri

Saat menjadi mahasiswa baru di sebuah PTN di Malang, Hana sebenarnya belum terlalu terbawa arus gaya hidup orang lain. Sebagai orang desa dari kabupaten kecil di Jawa Timur, dia berangkat kuliah sebagaimana mestinya saja.

Awal-awal menjadi mahasiswa baru di PTN Malang pada 2018 itu pun, Hana menyewa sebuah kos di harga pada umumnya: Rp500 ribuan.

Namun, hati Hana mulai tersudut kala akhirnya memiliki lingkaran pertemanan sendiri. Jujur, Hana sebenarnya tak tahu persis detail latar belakang teman-teman perempuannya tersebut. Akan tetapi, mereka memang punya gaya hidup hedon.

“Kalau soal kos, mereka ada lah agenda main ke kos satu sama lain. Kos mereka di harga Rp1 jutaan. Karena ambil kos mahasiswa yang ber-ac. Hanya dua orang yang nggak ber-ac, aku dan satu teman lagi,” ungkap Hana, Sabtu (23/8/2025).

Tiap giliran kos Hana yang akan dijadikan tempat ngumpul, Hana berusaha menolak. Dia minder. Tak siap jadi bahan rasan-rasan karena kuliah di kos mahasiswa sekadarnya.

Mahasiswa PTN Malang paksa orangtua bayari kos seharga Rp1 juta

Gengsi membuat Hana buta hati—begitu Hana menyebutnya sendiri. Mahasiswa PTN Malang itu lalu meminta agar orangtuanya menambahi jatah untuk sewa kos, karena Hana ingin menyewa kos yang lebih enak dan ber-ac.

Awalnya, kata Hana, bapak Hana agak keberatan. Sebagai pedagang tahu keliling, agak berat rasanya kalau tiap bulan harus mengirim uang lebih banyak dari sebelumnya.

Tapi Hana berdalih bahwa memang harga-harga di Malang sedang naik drastis. Termasuk harga kos mahasiswa. Orangtua Hana tak punya alasan lagi untuk menolak keinginan sang anak.

“Aku sewa kos mahasiswa di harga Rp1 juta sekian, sebenarnya sewa dekat salah satu temanku (mahasiswa PTN Malang) itu. Ya sudah akhirnya nggak gengsi lagi. Kupersilakan saja kalau ada teman yang main atau nginep,” kata Hana.

Di luar lingkaran terdekatnya, beberapa teman Hana sesama mahasiswa PTN Malang memang sesekali menginap di kos Hana. Rata-rata menunjukkan ketakjuban. Misalnya dengan menyebut, “Wah enak banget kalau punya kos kayak gini. Bisa betah nggak keluar-keluar.”

“Jangankan mereka, aku saja sejak pindah ke kos mahal dan ber-ac itu merasa, ternyata begini ya enaknya punya kamar ber-ac, kasur empuk,” ujar Hana. Walaupun sebenarnya tanpa ac-pun Malang sudah dingin.

Sementara orangtua di rumah hidup dalam keterbatasan

Dari 2018-2019, Hana mengaku seperti tutup mata dengan kondisi orangtuanya di rumah. Yang dia tahu, pokoknya setiap awal bulan sudah harus ada kiriman uang yang masuk. Apalagi soal sewa kos, si pemilik kerap menagih di awal bulan.

Sampai akhirnya pandemi Covid-19 memaksanya harus pulang dan tinggal agak lama di rumah. Karena PTN Malang tempatnya kuliah juga memberlakukan perkuliahan daring sampai waktu yang belum ditentukan.

Iklan

“Di Malang aku tidur di kos mahasiswa dengan kasur empuk dan ac, sementara bapak ibuku tidur di kasur lusuh dengan kipas angin rusak,” kata Hana.

Sempat Hana mengeluh karena di rumah hanya ada satu kipas angin. Itupun sudah afkir. “Kenapa kok nggak beli baru aja kalau rusak?” Begitu tanya Hana.

“Selama masih bisa, ya kenapa nggak dipakai? Lagian, kalau beli, artinya ada sekian rupiah yang terpakai, sementara itu harusnya bisa dibuat mengirimimu uang bulanan. Katanya di Malang apa-apa makin mahal,” jawab bapak Hana.

Dari situ Hana mulai sadar, ternyata selama ini dia sangat egois. Memikirkan enak untuk dirinya sendiri, tapi abai sama sekali dengan kondisi orangtua di rumah. Hatinya begitu teriris.

Mereka yang hidup dalam gengsi

Saat kembali untuk kuliah luring di PTN Malang pada 2021, Hana memutuskan untuk pindah lagi. Dia mencari kos mahasiswa di harga pada umumnya lagi. Meninggalkan kemewahan-kemewahan gengsional seperti ac dan sejenisnya.

“Saat itu aku udah nggak peduli misalnya ada teman mau rasan-rasan. Di kepalaku, aku kebayang kasur bapak ibuku yang lusuh dan nahan diri nggak beli baru demi aku,” kata Hana.

Seiring waktu, Hana akhirnya tahu situasi sebenarnya dari teman di lingkarannya. Memang ada yang pada dasarnya dari keluarga kaya. Tapi ada juga yang “sok kaya” padahal dari keluarga menengah bawah.

Di titik itu, Hana merasa miris sendiri. Mereka jajan enak di mall, habiskan uang untuk nongkrong di coffee shop, tidur nyaman di kos mahal ber-ac. Sementara Hana membayangkan, nun jauh di tempat lain orangtua mereka tengah hidup dengan menahan banyak hal demi bisa mengirimi sang anak tiap bulan.

“Aku bersyukur Tuhan menyadarkanku,” tutur Hana.

Hana sudah lulus kuliah dari PTN di Malang. Kini dia juga masih di Malang untuk bekerja. Meski bisa mencari uang sendiri, Hana tetap memilih hidup sekadarnya saja. Dia kerap membagi gajinya untuk dikirim ke rumah. Sekalipun tak seberapa, paling tidak bisa digunakan untuk tambah-tambah belanja kebutuhan orangtuanya di rumah.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Kuliah S2 Luar Negeri Berkat Beasiswa LPDP: Dibanggakan malah Berakhir Melukai Orangtua karena Lupa Diri atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

Terakhir diperbarui pada 24 Agustus 2025 oleh

Tags: koskos ackos mahasiswakos malangMahasiswamahasiswa malangMalangPTNptn malang
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO
Liputan

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Adik rela berkorban memupus mimpi kuliah dan jadi sarjana PTN gara-gara kakak sendiri MOJOK.CO
Ragam

Wong Liyo Ngerti Opo: Adik Korbankan Mimpi Kuliah PTN, Biar Kakak Saja yang Jadi Sarjana sementara Adik Urus Orang Tua

25 November 2025
Sisi Gelap PTN yang Bikin Dosen Menderita. MOJOK.CO
Mendalam

Sisi Gelap PTN yang Bikin Dosen Menderita, Sibuk Mengejar Akreditasi tapi Kesejahteraan Dosen Jauh Panggang dari Api

21 November 2025
Jadi ojol di Malang disuruh nyekar ke Makam Londo Sukun. MOJOK.CO
Liputan

Driver Ojol di Malang Pertama Kali Dapat Pesanan Bersihin Makam dan Nyekar di Pusara Orang Kristen, Doa Pakai Al-Fatihah

16 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.