Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Apes Berteman sama Mahasiswa Manipulatif: Biaya Hidup Rp800 Ribu Perbulan malah Diporoti yang Sakunya Rp500 Ribu Harus Habis Seminggu

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
5 September 2025
A A
Apes berteman dengan mahasiswa manipulatif. Mahasiswa dengan biaya hidup Rp500 ribu seminggu malah poroti yang sakunya Rp800 ribu perbulan MOJOK.CO

Ilustrasi - Apes berteman dengan mahasiswa manipulatif. Mahasiswa dengan biaya hidup Rp500 ribu seminggu malah poroti yang sakunya Rp800 ribu perbulan. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Biaya hidup mahasiswa jelas tidak bisa disamaratakan. Kendati sama-sama merantau di kota yang sama.

Mahasiswa dari keluarga mapan tentunya memiliki biaya hidup yang lebih besar. Sementara yang dari keluarga pas-pasan harus seirit mungkin dalam mengelola uang saku, sekalipun jumlahnya tipis sekali.

Sebagai mahasiswa berkantong pas-pasan, Rifai (26), panggil saja begitu, pada akhirnya memang harus hidup “prihatin” selama kuliah di sebuah daerah di Jawa Tengah. Perbulan dia hanya memegang uang Rp800 ribu untuk biaya hidup. Rp250 ribu untuk sewa kos, sementara sisanya untuk makan.

Sialnya, dalam kondisi seterhimpit itu, Rifai harus berteman dengan seorang mahasiswa manipulatif: Punya biaya hidup Rp500 ribu perminggu, tapi malah suka moroti orang lain.

Terpaksa berteman karena kenalan pertama sejak ospek

Sebenarnya Rifai kuliah di kampus Jawa Tengah—per 2018—itu bersama dua teman satu almamter. Namun, mereka beda jurusan. Alhasil, masing-masing harus mencari kenalan baru.

“Nah, sejak ospek aku ketemu sama mahasiswa manipulatif ini. Orangnya asyik. Terus tampak peduli,” ungkap Rifai, Kamis (4/8/2025).

Ospek tiga hari membuat Rifai dan temannya tersebut makin akrab. Dari situ pula, kehidupan sehari-harinya di rantau sering dia habiskan bersama temannya itu.

“Orangnya awalnya memang baik. Aku kan nggak bawa motor, sering diajak bareng. Sering juga tiba-tiba ditraktir makan,” sambungnya.

Mahasiswa boros dengy biaya hidup Rp500 ribu perminggu

Semakin akrab, Rifai akhirnya tahu kalau temannya tersebut berasal dari keluarga mapan. Bayangkan saja, seminggu dia pegang uang Rp500 ribu untuk biaya hidup.

Pilihan kosnya pun tak mau yang biasa saja. Harus mewah. Makan tiga kali sehari. Ngopi harus di coffee shop, enggan ngopi di warkop biasa apalagi angkringan.

“Sementara aku saja makan bisa sehari sekali kalau nggak dua kali. Itupun harus cari yang paling murah. Sering masak sendiri juga biar hemat. Kalau nggak gitu nggak hidup,” tutur Rifai.

Bukan sekali-dua kali si teman mengajak Rifai keluar untuk makan lebih enak dan mahal, ke mall, atau ke coffee shop. Beberapa kali Rifai menolak karena sadar dengan kondisi keuangannya.

Akan tetapi, sesekali dia merasa tak enak. Alhasil, mau tidak mau dia harus mengikuti gaya hidup si teman. Meski ujung-ujungnya Rifai merasa menyesal karena uang yang seharusnya bisa dia gunakan untuk makan dua kali bisa amblas hanya untuk segelas kopi di coffee shop.

“Awalnya dia nggak tahu memang kalau biaya hidup jatahku dari rumah itu cuma Rp800 ribu perbulan. Tapi mungkin dia tahunya, kalau mahasiswa yang masih minta uang dari orangtua itu bisa seminggu Rp500 ribu seperti dia,” ujar Rifai.

Iklan

Baca halaman selanjutnya…

Tahu temannya miskin malam diporoti hingga lulus

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 6 September 2025 oleh

Tags: biaya hidup di jawa tengahbiaya hidup mahasiswakampus jawa tengahMahasiswamahasiswa baru
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO
Kampus

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO
Liputan

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Penyesalan ikuti kata kating/senior kampus yang aktif organisasi mahasiswa. Ngopa-ngopi dan diskusi, lulus tak punya skill MOJOK.CO
Kampus

Muak sama Kating Kampus yang Suka Ajak Ngopa-ngopi, Cuma Bisa Omong Besar tapi Skill Kosong!

24 September 2025
Beasiswa KIP Kuliah tak cukup bagi mahasiswa ISI Yogyakarta. MOJOK.CO
Kampus

Keluarga Melarat bikin Hidup Pas-pasan Selama Kuliah di ISI Jogja, meski Dapat Beasiswa KIP tapi Hanya Cukup untuk Biaya Nugas

22 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Teknisi dealer Yamaha asal Sumatera Utara, Robet B Simanullang ukir prestasi di ajang dunia WTGP 2025 MOJOK.CO

Cerita Robet: Teknisi Yamaha Indonesia Ukir Prestasi di Ajang Dunia usai Adu Skill vs Teknisi Berbagai Negara

16 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
Kegigihan bocah 11 tahun dalam kejuaraan panahan di Kudus MOJOK.CO

Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus

16 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO

Elang Jawa Terbang Bebas di Gunung Gede Pangrango, Tapi Masih Berada dalam Ancaman

13 Desember 2025
Keturunan Keraton Yogyakarta Iri, Pengin Jadi Jelata Jogja Saja! MOJOK.CO

Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

18 Desember 2025
Sirilus Siko (24). Jadi kurir JNE di Surabaya, dapat beasiswa kuliah kampus swasta, dan mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola amputasi MOJOK.CO

Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

16 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.