Sebagai warga Semarang yang pergi berlibur ke Surabaya, Angel (24) mengaku tak asing mendengar mal Tunjungan Plaza alias TP. Tahun 2017 lalu, mal ini digadang-gadang sebagai mal terbesar kedua di Indonesia mengalahkan Mal Kelapa Gading di Jakarta Utara. Sangking luasnya, Angel pernah nyasar. Tak hanya dia, beberapa warga asli Surabaya juga pernah mengalaminya.
***
Angel mengunjungi Surabaya pada tahun 2023 bersama keluarganya. Saat itu, mereka sedang liburan dan kebetulan menginap di hotel dekat Tunjungan Plaza. Di sela-sela istirahatnya, ia ingin keluar membeli makan sekaligus belanja bersama ibunya.
“Kami cuman sebentar di Surabaya, jadi sebelum besoknya pulang aku pengin main dulu. Ternyata, paling dekat dengan hotel ya TP itu,” ucapnya, Senin (27/1/2025).
“Aku juga sering dengar kalau TP mal terbesar se-Asia Tenggara?” lanjutnya terlihat ragu.
Mal Tunjungan Plaza berdiri sejak tahun 1986. Seiring berjalannya waktu, pusat perbelanjaan tersebut mempunyai 6 bangunan utama yang saling terhubung. Pihak mal membagi ruang bangunan dari TP1 hingga 6.
TP1 terdiri dari 7 lantai, TP2 punya 15 lantai, TP3 hingga 4 puya 9 lantai. Bangunan TP 1-3 terletak di Jalan Jenderal Basuki Rachmat. Sedangkan, TP5 dan 6 memiliki 52 lantai. Lokasinya di Jalan Embong Malang–jalan yang terhubung dengan Basuki Rahmat.
Saking besarnya mal tersebut, Angel yang baru pertama kali berkunjung ke sana, sampai pusing dibuatnya. Sialnya, ia sampai harus nyasar berjam-jam di dalam mal.
Nyasar berjam-jam di Tunjungan Plaza (TP), Surabaya
Selepas maghrib atau sekitar pukul 18.00 WIB, Angel berniat mencari makanan di food court Tunjungan Plaza, Surabaya. Entah, gedung lantai berapa yang ia masuki, tapi ia tidak terlalu khawatir karena memang ingin jalan-jalan bersama ibunya, sekaligus belanja.
“Aku beli baju merk Uniqlo seharga Rp300-500 ribu. Kalau mamaku beli tas di Kate Spade, kira-kira harganya sekitar Rp5-6 juta. Tapi kalau di tempat makanku itu murah, kami makan berdua habis Rp180 ribu kayaknya,” ucap Angel.
Tak terasa, jam di gawai Angel sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB. Karena sudah puas melihat-lihat, Angel dan ibunya memutuskan untuk pulang tanpa perasaan khawatir. Namun, sampai pukul 21.00 WIB, mereka jadi kebingungan sendiri mencari pintu keluar.
“Aku pas itu masuk lewat mana, keluar lewat mana. Niatnya kami mau keluar lewat pintu yang sama, malah ternyata beda lagi,” ucapnya, “Apalagi, tiap bangunan itu kan nyambung dan nggak urut. Jadi bingung,” lanjutnya.
Alhasil, mereka baru bisa keluar mal pukul 22.00 WIB berkat melihat papan petunjuk. Entah, dari pintu sebelah mana. Ia lebih memilih berkelana sendiri ketimbang harus bertanya kepada satpam. Bagi Angel, berkelana melewati ruko-ruko menjadi kenikmatan sendiri saat nge-mal.
Ia merasa beruntung karena setelah keluar mal, ia dan ibunya bisa jalan kaki untuk pulang. Tidak terbayang pusingnya, jika dia lupa lokasi parkir untuk kendaraan mobil maupun sepeda motor.
Parkir sesuai nomor gedung Tunjungan Plaza, Surabaya
Apa yang dibayangkan Angel ternyata sering terjadi di kehidupan nyata. Berdasarkan penelusuran saya di akun media sosial Tunjungan Plaza, Surabaya, pengunjung kerap mengeluhkan sulitnya mencari lahan parkir, apalagi untuk sepeda motor.
“TP hanya menyediakan parkir yang layak buat bermobil, masa kalah sama adeknya (Pakuwon Mall) yang lebih memanusiakan pengunjung beroda dua,” tulis salah seorang warganet di kolom komentar akun Instagram @tunjungan_plaza, yang Mojok kutip Selasa (28/1/2025).
Melansir dari video lain di akun Instagram resmi Tunjungan Plaza, pengunjung dapat masuk area parkir TP 3 di seberang MC Donalds Basuki Rachmat. Maju sekitar 300 meter saja, pengunjung sudah bisa menemukan pintu masuk parkir untuk TP 1 dan 2, tepatnya di Jalan Basuki Rachmat, sebelum gedung Mandiri dan Hotel Tunjungan.
Di antara gang-gang sempit
Sementara, untuk pintu masuk parkir TP4 dan TP5 berada di Jalan Embong Malang, dekat dengan gedung SOGO. Tak jauh dari sana, sekitar 200 meter, ada pintu masuk untuk parkir TP3 dan 6. Dekat dengan Sheraton Hotel.
Namun, tak semua tempat yang ditunjukkan dalam video tersebut bisa digunakan untuk memarkir sepeda motor. Kebanyakan diperuntukkan untuk area parkir mobil. Dalam video berbeda, admin TikTok TP menunjukkan arah jalan menuju parkir khusus sepeda motor yang resmi dikelola oleh mal di Surabaya tersebut.
Parkiran khusus sepeda motor itu terletak di Jalan Embong Malang, tepatnya di belakang TP6. Dari sana, pengunjung bisa jalan sedikit menuju mal TP3, lantai UG, sebelah ruko Nike atau menuju ke TP6 lewat lantai LG.
Namun, berdasarkan pengalaman saya, akses ke parkiran tersebut harus melewati gang-gang sempit. Suasananya seperti blusukan. Tak jarang gang-gang tersebut juga dijadikan lahan parkir tak resmi oleh masyarakat setempat. Misalnya, di Jalan Kaliasin Pompa, Jalan Plemahan, hingga Jalan Kedung Doro.
Sebagai informasi, setiap parkiran dari gedung TP 1-6 punya pilar warna yang berbeda. Pilar TP1 berwarna hijau, TP2 berwarna merah, TP3 berwarna orange, TP4 berwarna ungu, TP5 berwarna biru, dan TP6 berwarna abu-abu. Jika mudah lupa, pengunjung bisa memotret setiap spot sebagai penanda.
Lahan baru: “Parkiran 2” dekat Ice Skating
Selain lokasi parkir di atas, warga asli Surabaya, Sintia (24) punya area parkir khusus untuk nge-mal di Tunjungan Plaza. Ia mengaku sudah jarang kesasar setelah berkali-kali berkunjung ke sana.
Jujur saja, lahir dan tinggal di kota metropolitan membuatnya suntuk. Pergi ke mal yang ada di Surabaya, adalah salah satu caranya untuk menghilangkan stres. Jadi, dia sudah hafal betul seluk beluk Tunjungan Plaza, Surabaya.
Biasanya, dia akan menggunakan sepeda motor untuk pergi ke sana. Lalu, memarkirkan motornya di parkiran motor belakang TP6, dekat dengan OCA Ice Skating Arena. Parkiran itu masih resmi dikelola oleh pihak mal, biasanya dipakai jika parkiran utama atau parkiran 1 penuh.
Setelah meletakkan motor di parkiran 2, pengunjung dapat masuk mal menggunakan lift atau eskalator. Namun, lift yang tersedia adalah lift barang. Idealnya, lift itu dipakai untuk pekerja atau barang saja, api, ada saja pengunjung yang memilih menggunakan lift tersebut dibandingkan naik menggunakan eskalator.
“Mungkin lebih efisien secara waktu dan tenaga. Kalau pakai lift kan pengunjung bisa langsung ke lantai yang dituju,” ucap Sintia kepada Mojok, Senin (27/1/2025).
Hanya saja, pengunjung bisa merasa tidak nyaman, karena harus membaur dengan pekerja dan ruangan yang lebih sempit karena barang-barang yang perlu diangkut. Kalau apes, pengunjung bisa mencium aroma tidak sedap dari sampah mal.
“Karena untuk sampah sendiri juga lewat lift tersebut,” ujar Sintia.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Terhina Saat Masuk Tunjungan Plaza Surabaya, Pegang Barang Mahal Langsung Disindir SPG Nggak Bakal Mampu Beli Gara-gara Tampang Ndeso atau baca juga liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.