Berakhir jadi guru honorer di Sidoarjo
Shinta pada akhirnya berhasil lulus tepat waktu (empat semester) pada 2022. Perempuan asli Sidoarjo itu pun tak ayal merasa sangat lega. Dalam benaknya saat itu, setelah lulus kuliah, dengan ijazah kampusnya itu ia akan segera mendapat pekerjaan yang lebih baik dari pekerjaan di sebuah pabrik Sidoarjo pada 2016 silam. Terutama dari sisi gaji.
Sayangnya, kenyataannya tak semudah yang Shinta bayangkan. Shinta sudah memasukkan ijazah kampusnya ke beberapa perusahaan di Sidoarjo dan Surabaya, yang dalam kualifikasinya tertulis “Minimal S1”.
Tapi ijazah kampus Shinta seolah tak laku. Di sepanjang tahun 2022 itu, tak ada satupun lamaran pekerjaan yang tembus. Alhasil, ia masih harus bertahan hidup dari hasil les privat dan jualan.
“Itulah kenapa waktu ada rekrutmen BUMN aku sudah pesimis, nggak ikut,” ucap Shinta.
Di awal tahun 2023, Shinta dengan terpaksa akhirnya memilih menjadi guru honorer di sebuah SMP swasta di Sidoarjo. Ia masuk ke SMP tersebut setelah mendapat tawaran dari teman kuliahnya yang sudah mengajar di SMP tersebut lebih dulu.
“Daripada nganggur, nyari kerja nggak dapet-dapet, ya sudah ambil aja,” ungkap Shinta.
“Awalnya Rp500 ribu per bulan, terus sekarang gajinya Rp700 ribu per bulan,” lanjut perempuan asal Sidoarjo tersebut.
Angka yang tentu masih sangat jomplang dari gaji Shinta saat kerja di sebuah pabrik di Sidoarjo pada 2016 silam. Sering kali Shinta merenungi keputusannya melepas pekerjaan tersebut demi kuliah yang ujung-ujungnya malah ijazah kampusnya seolah tak laku di dunia kerja.
Reporter: Muchamad Aly Reza
Editor: Agung Purwandono
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News