Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Kafe Bukuku Lawas: Surganya Para Pecinta Kopi dan Buku Klasik di Solo

Dwi Akbar Setiawan oleh Dwi Akbar Setiawan
6 Desember 2024
A A
Kafe Bukuku Lawas: Surganya Para Pecinta Kopi dan Buku Klasik di Solo.MOJOK.CO

Ilustrasi Kafe Bukuku Lawas: Surganya Para Pecinta Kopi dan Buku Klasik di Solo (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Di Solo, terdapat kafe berkedok toko buku. Kafe Bukuku Lawas namanya. Tempat ini menjadi tempat nongkrong favorit bagi para mahasiswa pecinta kopi sekaligus buku.

***

Sejujurnya, Kafe Bukuku Lawas tidak terlihat seperti sebuah kafe jika dilihat dari luar. Saya sudah sering mondar-mandir melewati jalan ini. Namun, selama ini saya mengira bangunan joglo tua adalah angkringan, karena kesannya yang memang demikian. 

Meskipun sudah lama menjadi mahasiswa UNS, malam Minggu (16/11/24) kemarin, saya baru meluangkan waktu mendatangi kafe tersebut. Rasa penasaran, ditambah teman-teman yang terus merekomendasikannya, membawa langkah kaki saya ke sana.

Kalau boleh jujur, awalnya saya tidak memiliki ekspektasi tinggi saat pertama datang kesini. Sebab, ini bukan kali pertama saya datang ke sebuah kafe dengan “gimmick” yang sama: berjualan kopi, tapi juga memamerkan buku. 

Apalagi area parkir yang terbilang sempit dan penuh, membuat kesan pertama tiba di Kafe Bukuku Lawas langsung terasa kurang enak. Namun, sesaat setelah saya masuk, suasana remang-remang dan kumpulan lemari penuh dengan buku membuat saya kaget. 

Sulit buat mendeskripsikan kesana itu dengan kata-kata. Yang jelas, meskipun tidak terlalu ramai, kumpulan buku di sini langsung membuat saya terpikat lagi. Tanpa perlu berkeliling, buku-buku klasik dan menarik macam Between Heaven & Hell, The Most Important Minute, sampai komik Mama Calle dan Dragon Ball Z langsung membuat saya tak sabar untuk duduk dan membaca.

Kafe Bukuku Laws, bookstore berkedok coffeeshop 

Saya memutuskan untuk memesan secangkir caramel latte. Saat sedang memesan, Galih, salah seorang karyawan Kafe Bukuku Lawas menjelaskan kepada saya terkait teknis peminjaman buku. 

“Kalau mau pinjam, bisa langsung diambil, Mas. Nanti kembalikan saja ke tempat semula,” ujarnya kala itu. “Sama bisa, Mas, kalau misalnya mau beli buku juga,” imbuhnya.

Kafe Bukuku Lawas.MOJOK.CO
Di Kafe Bukuku Lawas, pengunjung bisa ngopi sambil baca buku (Mojok.co/Dwi Akbar Setiawan)

Galih menjelaskan kalau harga buku ada di di halaman terakhir buku. Saya pun gercep melihat-lihat koleksi buku lain. Barangkali ada yang cocok, baik secara selera maupun harga.

Ada banyak buku di kafe ini. Di rak, misalnya, buku-buku baik yang bisa dipinjam maupun boleh dibeli, tertata rapi. Tak cuma di situ, ada juga buku-buku yang bertumpuk di lantai.

Selain buku dan novel populer masa kini, yang menambah sisi unik Kafe Bukuku Lawas adalah mereka menjual buku klasik. Sesuai namanya: Lawas, yang dijual pun buku-buku terbitan tahun 1950-an ke bawah. Tentu, semakin tua usianya, harga buku juga semakin tinggi.

Buku kualitas tinggi dengan harga obral 

Dengan sigap saya mengambil beberapa komik dan buku Operasi Gelap CIA.  Sesaat ketika saya membaca buku komik, saya menyadari bahwa buku-buku ini lebih seperti hiasan dan daya tarik Kafe. Poin unik dari kafe ini memang terletak pada buku gratis untuk dibaca para pengunjung. Karena meskipun mereka “menjual” nuansa lawas, kualitas buku-bukunya sangatlah terawat dengan bagus. 

Kafe Bukuku Lawas.MOJOK.CO
Banyak buku klasik dihargai murah di tempat ini. (Mojok.co/Dwi Akbar Setiawan)

Buku yang saya ambil, misalnya, semuanya terlihat sangat terjaga. Tidak ada goresan, coretan, atau sobekan pada buku-buku ini. Buku-buku ini memang terlihat buku jadul karena warna kertasnya sudah menguning.

Iklan

Tapi bagi saya, itulah daya tarik utama kafe ini. Ditambah dengan dengan lampu yang remang membuat kafe Bukuku Lawas memiliki vibe yang amat vintage. Cocok jadi tongkrongan bagi anak muda zaman sekarang.

Saya pun tidak ragu untuk membeli 2 buku, satu komik dan satu buku lawas tentang operasi CIA tadi. Saya pun menyiapkan uang Rp100 ribu lebih untuk dua buku tersebut. Tapi, siapa sangka, harga yang diberikan Kafe Bukuku Lawas sangat “mbanting”.

“27 ribu,” kata Galih. Saya sempat mengira salah dengar. Sebelum akhirnya Galih menjelaskan kalau komik yang saya pegang seharga Rp5 ribu dan buku Operasi Gelap CIA cuma Rp22 ribu. Dengan kualitas yang masih sangat bagus, tentu ini amat worth it.

Alasan harga buku di Kafe Buku Lawas murah

Setelah membayar, saya kembali berbincang Galih. Dia mengatakan memang cukup sulit untuk mempertahankan kualitas buku. Apalagi buku-buku di Kafe Bukuku Lawas adalah keluaran lama yang cenderung lebih rentan.

“Paling kami lawan itu kalau sudah berhubungan saya hujan dan rayap,” kata dia.

Dia bilang, saat koleksi buku masih sedikit, dirinya tak terlalu repot untuk merawatnya. Namun, ketika jumlahnya semakin banyak, tentu Galih mengalami kesulitan.

Menurut Galih, ketika pertama kali bekerja di sini, koleksi buku di Kafe Bukuku Lawas baru sekadar memenuhi rak. Namun, sekarang sudah mulai banyak yang bertumpukkan di atas lantai.

“Untungnya misal ada pembaca nemu buku yang kondisinya rusak, mereka bisa makhlum karena memang buku di sini tua-tua semua,” jelasnya.

Galih tak terlalu paham untuk menjelaskan mengapa harga buku di sini bisa sangat murah. Dia hanya mengatakan bahwa sang owner memang punya impian untuk membuat ruang baca gratis. Akhirnya, muncullah ide bisnis kafe yang memungkinkan pengunjung untuk membaca secara gratis. Demi memperpanjang nafas bisnis, beberapa buku kemudian ada yang dijual–sampai sekarang.

“Kami juga ada di marketplace. Jadi kalau mau membeli, bisa juga di sana,” pungkasnya.

Penulis: Dwi Akbar Setiawan

Editor: Ahmad Effendi

Catatan:

Liputan ini diproduksi oleh mahasiswa Program Magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo periode Oktober-November 2024

BACA JUGA Jogja Tak Pernah Lengkap Tanpa Buku, Musik, dan Seni Rupa

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 6 Desember 2024 oleh

Tags: bookstorekafekafe bukuku lawassolotoko buku
Dwi Akbar Setiawan

Dwi Akbar Setiawan

Artikel Terkait

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga
Pojokan

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO
Liputan

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Menjajal GoTransit yang Terintegrasi dengan GoCar, “Keluyuran” di Jogja dan Solo Jadi Lebih Mudah Mojok.co
Ragam

Menjajal GoTransit yang Terintegrasi dengan GoCar, “Keluyuran” di Jogja dan Solo Jadi Lebih Mudah

28 November 2025
Perjalanan hidup Supriadi menjadi atlet bulu tangkis kursi roda dan tampil di event internasional seperti Polytron Indonesia Para Badminton 2025 Solo MOJOK.CO
Sosok

Kondektur Bus, Tukang Las Keliling, dan Jalan Hidup ke Bulu Tangkis Kursi Roda

2 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.