Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Pengusaha di Jogja Nggak Berani Pamer dan Terkesan Slow Living, padahal Bisa Ngalahin Orang Jakarta

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
20 Mei 2025
A A
Pengusaha di Jogja Kurang Berani Unjuk Gigi dan Terkesan Slow Living, padahal Bisa Ngalahin Jakarta. MOJOK.CO

ilustrasi - hidup di Jogja dibanding Jakarta. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Asosiasi Pengusaha Kreatif Jaya (APKJ) berusaha mempertemukan para pelaku usaha kreatif dengan investor serta pemangku kepentingan, dalam kewirausahaan dalam acara “Meet The Investor” di Gelanggang Inovasi & Kreativitas (GIK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Jogja, sehingga tidak terpusat pada kota besar seperti Jakarta.

Ketua panitia, M. Rizky Pratama berujar acara ini dilatarbelakangi dari Jogja sebagai kota budaya di Indonesia yang memiliki kekayaan talenta luar biasa. Dalam sejarahnya, kota tersebut telah menjadi pusat pendidikan, teknologi, seni, dan inovasi.

Namun, seringkali terhambat oleh keterbatasan akses ke ekosistem permodalan yang memadai. Masalah itu seringkali menjadi tantangan tersendiri bagi para pelaku usaha yakni di bidang startup dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

“Meskipun Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki banyak ide kreatif dan inovatif, banyak dari mereka yang tetap tersembunyi dari pandangan investor yang umumnya berfokus pada pusat-pusat ekonomi besar seperti Jakarta,” ujar Rizky melalui keterangan tertulis yang dikutip Minggu (18/5/2025).

“Ini menciptakan kesenjangan yang signifikan dalam pengembangan ekosistem kewirausahaan di Jogja,” lanjutnya.

Oleh karena itu, APKJ berharap acara “Meet The Investor” dapat menghubungkan para pelaku usaha di Jogja dengan para investor. Bukan sekadar aliran modal, tetapi juga membangun jembatan pengetahuan dan peluang.

Jogja (masih) istimewa bagi para investor

Co-Founder Paragon Corp, Salman Subakat sepakat Jogja masih menjadi kota istimewa mengingat lingkungannya yang berpotensi menumbuhkan generasi emas. Misalnya, terdapat kampus besar seperti UGM yang langganan mendapat top rangking dunia.

“Menurut saya banyak orang pintar dan berilmu, bayak wisdom dan pengalamannya di UGM. Jadi katakanlah, kalau semua ekosistem Jogja seperti itu, baik dari orang tua lalu jaringan lulusannya maka potensinya luar biasa,” kata Salman saat ditemui di GIK UGM, Jogja, pada Minggu (18/5/2025).

APKJ gelar acara “Meet The Investor”. MOJOK.CO
Content Creator & Investor, Raymond Chin (baju cokelat) dan Co-Founder Paragon Corp, Salman Subakat berdiri di samping kanannya. (Aisyah Amira Wakang/Mojok.co)

Melansir dari QS World University Rankings: Sustainability 2025, UGM meraih peringkat pertama di Indonesia. Selain itu, ia juga menempati peringkat 239 di dunia dalam QS World University Rankings (QS WUR) 2025.

Salman berujar setiap tempat memiliki ciri khas masing-masing, baik itu Jakarta maupun Jogja. Tugas pengusaha adalah mencari potensi setiap daerahnya, bahkan di tingkat kabupaten terpencil sekalipun. 

Sementara itu, Content Creator & Investor, Raymond Chin mengatakan banyak pelaku usaha di Jogja yang terkesan belum menunjukan taringnya untuk bersaing di dunia digital, padahal punya potensi lebih.

“Jadi Jogja itu terkesan slow living padahal banyak talenta-talenta bagus. Jadi kayak hidden gem gitu,” kata Raymond.

Pelaku usaha Jogja harus melihat peluang

Wakil Ketua Umum APKJ, Ridha Perwira mengatakan saat ini, fokus acara diadakan di Jogja guna memperkuat inkubasi atau wadah bagi para pengusaha di Jogja. Apalagi, dalam kondisi ekonomi dunia yang serba tak pasti. Kondisi ini tak hanya dialami pelaku usaha di Jogja tapi juga Jakarta.

“Kami ingin api harapan dari pengusaha tidak pernah padam, karena situasi yang sedang tidak baik-baik saja. Justru itu, kita tidak bisa berdiam pasif. Sebaliknya, kita harus mencoba ambil risiko, karena risiko is part of entrepreneurship,” ujar Ridha.

Iklan

Ia menjelaskan acara ini diperuntukan bagi seluruh pengusaha, baik yang belum punya perencanaan atau yang sudah memiliki perencanaan supaya lebih terarah dalam menentukan target. Sebab, setiap dari mereka tentu punya variabel masalah yang bisa jadi sama atau berbeda-beda. Misalnya, ada yang terkendala pendanaan, market fit, operation, hingga standardisasi.

Peserta acara APKJ. MOJOK.CO
Salah satu pengusaha di Jogja bertanya dalam acara “Meet The Investor”. (Aisyah Amira Wakang/Mojok.co)

Berdasarkan pengamatan Ridha, kebanyakan peserta yang mengikuti acara “Meet The Investors #2” di Jogja merupakan pengusaha yang sudah existing. Rinciannya sebagai berikut, 50 persen adalah pengusaha tetap atau sudah existing, 30 persen adalah pengusaha yang sudah mulai, dan 20 persennya adalah orang yang baru memikirkan ide. 

Dari sana Ridha berharap para pengusaha yang terkendala masalah dana bisa mendapat investor di bidang teknologi. Apalagi, kata Ridha, dunia teknologi merupakan mimpi pengusaha. Istilahnya, sektor tersebut kini yang menguasai dunia.

“Terbukti, sektor ini beberapa kali melakukan approve itu,” ujarnya.

Upaya pelaku usaha bikin investor tertarik

APKJ sendiri menyediakan beragam topik sesuai dengan kebutuhan peserta seperti talk show “Financial Industry”. Pembicaranya terdiri dari Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Daerah Istimewa Yogyakarta; Chairman Jala Tech & CEO Indmira, Aryo Wiryawan; Founder Wahyoo Ventures, Peter Shearer.

Talk show kedua bertema “Scare Up Business”. Pembicaranya terdiri dari Ex CEO Sarihusada & Coca Cola, Budi Satria Isman; CEO Importa, Nizar Bawazier; Managing Director Gmedia, Budiyanto; Principal 1982 Ventures, Amiyandra.

Acara tersebut berlangsung selama dua hari, yakni Sabtu (17/5/2025) hingga Minggu (18/5/2025). Selain untuk menciptakan platform yang efektif bagi pengusaha dan investor, acara ini juga bertujuan meningkatkan akses modal bagi startup dan UMKM. Jadi tidak melulu ke pengusaha Jakarta. Serta mendorong kolaborasi, meningkatkan pelaku usaha tentang cara menarik investasi, serta memperkuat ekosistem kewirausahaan di Jogja.

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Ada Tidaknya Efisiensi, Pekerja Film di Jogja Tetap Megap-megap tapi dari Situlah Karya Terbaik Lahir atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Terakhir diperbarui pada 20 Mei 2025 oleh

Tags: asosiasi pelaku usaha kreatif jaya (APKJ)cara membuat investor tertarikjakartaJogja IstimewaUGM
Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO
Ragam

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
UGM MBG Mojok.co
Kilas

Gadjah Mada Intellectual Club Kritisi Program MBG yang Menyedot Anggaran Pendidikan

28 November 2025
Tinggalkan ibunya demi kuliah di PTIQ Jakarta untuk merantau. MOJOK.CO
Ragam

Kerap Bersalah di Perantauan karena Alasan Sibuk, Tangis Ibu Pecah Saat Saya Akhirnya Pulang dari Jakarta

27 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.