Asosiasi Pengusaha Kreatif Jaya (APKJ) berusaha mempertemukan para pelaku usaha kreatif dengan investor serta pemangku kepentingan, dalam kewirausahaan dalam acara “Meet The Investor” di Gelanggang Inovasi & Kreativitas (GIK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Jogja, sehingga tidak terpusat pada kota besar seperti Jakarta.
Ketua panitia, M. Rizky Pratama berujar acara ini dilatarbelakangi dari Jogja sebagai kota budaya di Indonesia yang memiliki kekayaan talenta luar biasa. Dalam sejarahnya, kota tersebut telah menjadi pusat pendidikan, teknologi, seni, dan inovasi.
Namun, seringkali terhambat oleh keterbatasan akses ke ekosistem permodalan yang memadai. Masalah itu seringkali menjadi tantangan tersendiri bagi para pelaku usaha yakni di bidang startup dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Meskipun Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki banyak ide kreatif dan inovatif, banyak dari mereka yang tetap tersembunyi dari pandangan investor yang umumnya berfokus pada pusat-pusat ekonomi besar seperti Jakarta,” ujar Rizky melalui keterangan tertulis yang dikutip Minggu (18/5/2025).
“Ini menciptakan kesenjangan yang signifikan dalam pengembangan ekosistem kewirausahaan di Jogja,” lanjutnya.
Oleh karena itu, APKJ berharap acara “Meet The Investor” dapat menghubungkan para pelaku usaha di Jogja dengan para investor. Bukan sekadar aliran modal, tetapi juga membangun jembatan pengetahuan dan peluang.
Jogja (masih) istimewa bagi para investor
Co-Founder Paragon Corp, Salman Subakat sepakat Jogja masih menjadi kota istimewa mengingat lingkungannya yang berpotensi menumbuhkan generasi emas. Misalnya, terdapat kampus besar seperti UGM yang langganan mendapat top rangking dunia.
“Menurut saya banyak orang pintar dan berilmu, bayak wisdom dan pengalamannya di UGM. Jadi katakanlah, kalau semua ekosistem Jogja seperti itu, baik dari orang tua lalu jaringan lulusannya maka potensinya luar biasa,” kata Salman saat ditemui di GIK UGM, Jogja, pada Minggu (18/5/2025).

Melansir dari QS World University Rankings: Sustainability 2025, UGM meraih peringkat pertama di Indonesia. Selain itu, ia juga menempati peringkat 239 di dunia dalam QS World University Rankings (QS WUR) 2025.
Salman berujar setiap tempat memiliki ciri khas masing-masing, baik itu Jakarta maupun Jogja. Tugas pengusaha adalah mencari potensi setiap daerahnya, bahkan di tingkat kabupaten terpencil sekalipun.
Sementara itu, Content Creator & Investor, Raymond Chin mengatakan banyak pelaku usaha di Jogja yang terkesan belum menunjukan taringnya untuk bersaing di dunia digital, padahal punya potensi lebih.
“Jadi Jogja itu terkesan slow living padahal banyak talenta-talenta bagus. Jadi kayak hidden gem gitu,” kata Raymond.
Pelaku usaha Jogja harus melihat peluang
Wakil Ketua Umum APKJ, Ridha Perwira mengatakan saat ini, fokus acara diadakan di Jogja guna memperkuat inkubasi atau wadah bagi para pengusaha di Jogja. Apalagi, dalam kondisi ekonomi dunia yang serba tak pasti. Kondisi ini tak hanya dialami pelaku usaha di Jogja tapi juga Jakarta.
“Kami ingin api harapan dari pengusaha tidak pernah padam, karena situasi yang sedang tidak baik-baik saja. Justru itu, kita tidak bisa berdiam pasif. Sebaliknya, kita harus mencoba ambil risiko, karena risiko is part of entrepreneurship,” ujar Ridha.
Ia menjelaskan acara ini diperuntukan bagi seluruh pengusaha, baik yang belum punya perencanaan atau yang sudah memiliki perencanaan supaya lebih terarah dalam menentukan target. Sebab, setiap dari mereka tentu punya variabel masalah yang bisa jadi sama atau berbeda-beda. Misalnya, ada yang terkendala pendanaan, market fit, operation, hingga standardisasi.

Berdasarkan pengamatan Ridha, kebanyakan peserta yang mengikuti acara “Meet The Investors #2” di Jogja merupakan pengusaha yang sudah existing. Rinciannya sebagai berikut, 50 persen adalah pengusaha tetap atau sudah existing, 30 persen adalah pengusaha yang sudah mulai, dan 20 persennya adalah orang yang baru memikirkan ide.
Dari sana Ridha berharap para pengusaha yang terkendala masalah dana bisa mendapat investor di bidang teknologi. Apalagi, kata Ridha, dunia teknologi merupakan mimpi pengusaha. Istilahnya, sektor tersebut kini yang menguasai dunia.
“Terbukti, sektor ini beberapa kali melakukan approve itu,” ujarnya.
Upaya pelaku usaha bikin investor tertarik
APKJ sendiri menyediakan beragam topik sesuai dengan kebutuhan peserta seperti talk show “Financial Industry”. Pembicaranya terdiri dari Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Daerah Istimewa Yogyakarta; Chairman Jala Tech & CEO Indmira, Aryo Wiryawan; Founder Wahyoo Ventures, Peter Shearer.
Talk show kedua bertema “Scare Up Business”. Pembicaranya terdiri dari Ex CEO Sarihusada & Coca Cola, Budi Satria Isman; CEO Importa, Nizar Bawazier; Managing Director Gmedia, Budiyanto; Principal 1982 Ventures, Amiyandra.
Acara tersebut berlangsung selama dua hari, yakni Sabtu (17/5/2025) hingga Minggu (18/5/2025). Selain untuk menciptakan platform yang efektif bagi pengusaha dan investor, acara ini juga bertujuan meningkatkan akses modal bagi startup dan UMKM. Jadi tidak melulu ke pengusaha Jakarta. Serta mendorong kolaborasi, meningkatkan pelaku usaha tentang cara menarik investasi, serta memperkuat ekosistem kewirausahaan di Jogja.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Ada Tidaknya Efisiensi, Pekerja Film di Jogja Tetap Megap-megap tapi dari Situlah Karya Terbaik Lahir atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.