Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Jembatan Lempuyangan Saksi Orang-orang yang Kerja Pagi sampai Pagi untuk Hidup di Jogja

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
21 Maret 2025
A A
Kehidupan para ojol di bawah jembatan Lempuyangan, tidak jauh dari Stasiun Lempuyangan Jogja MOJOK.CO

Ilustrasi - Kehidupan para ojol di bawah jembatan Lempuyangan, tidak jauh dari Stasiun Lempuyangan Jogja. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Berebut keberuntungan

Selasa (18/3/2025) selepas Magrib, saya yang kebetulan melintas di Stasiun Lempuyangan, Jogja, lantas mengarahkan motor ke bawah jembatan. Ada beberapa driver ojol yang mangkal di sana.

“Justru karena yang mangkal di sini banyak, jadinya kan rebutan,” beber Sunar (40), salah satu driver ojol yang sedang menanti penumpang sambil scroll-scroll Facebook.

Ojol yang mangkal terbilang banyak. Tapi penumpang yang pakai jasa mereka kerap kali lebih sedikit dari ojol yang tersedia. Alhasil, meminjam istilah Sunar, para driver ojol pun akhirnya bisa berebut keberuntungan.

Sunar termasuk sering mengais harapan di bawah jembatan Lempuyangan. Namun, dia adalah tipikal yang mobile. Tidak hanya mengandalkan kedatangan orang-orang di Stasiun Lempuyangan, tapi menyisir beberapa titik ramai di Jogja.

“Terutama daerah-daerah kampus seperti UGM, UNY. Kalau mau hasilnya lumayan, ya harus muter,” ungkapnya.

Sunar bukan asli Jogja. Dia perantau dari Ngawi, Jawa Timur. Punya anak dan istri yang dia ajak ngontrak di Jogja.

Di hari biasa, Sunar biasanya akan berangkat pagi pulang sebelum tengah malam. Namun, di bulan Ramadan, dia bisa baru pulang di waktu sahur.

“Biar dapat uang saku lebaran, Mas. Buat belikan baju anak-istri. Belum nanti kalau mudik,” tuturnya.

Rispek pada ojek pangkalan

Nyaris tidak pernah ada konflik—terang-terangan—antara ojol dan ojek pangkalan di Stasiun Lempuyangan, Jogja. Sebab, batas wilayahnya sudah terbagi jelas.

Tidak ada praktik memaksa penumpang pula. Dari pengamatan saya pada Minggu (2/3/2025), ojek pangkalan hanya menawari. Jika tidak mau, ya tidak masalah. Bahkan, para ojek pangkalan dengan sukarela mengarahkan orang-orang yang mencari keberadaan ojol di sekitar stasiun.

Jauh sebelum hari itu, mantan reporter Mojok, Hammam Izzuddin pernah wawancara salah satu ojek pangkalan di sana. Namanya Sugianto (57).

Pria yang sudah jadi tukang ojek pangkalan sejak 1997 itu menyebut, di Stasiun Lempuyangan, Jogja, ojol dan ojek pangkalan bisa berdampingan. Kalau seseorang menghendaki menggunakan jasa ojol, ya relakan.

Bahkan, katanya, sesama ojek pangkalan saja harus rela kalau pelanggan menawar harga agar sesuai dengan standar ojol saat ini.

“Ya tinggal sampaikan saja kalau standar kami segini, jika penumpang tidak mau ya itu hak mereka. Kita fokus dengan kelebihan yang kita punya,” tuturnya waktu itu.

Iklan

“Ojek pangkalan tidak pernah menghalangi penumpang buat ke ojol. Maka para ojol seperti saya juga tahu diri. Harus rispek. Kami patuh pada batas wilayah. Nggak cari penumpang di area yang sudah jadi wilayahnya ojek pangkalan,” sementara begitu kata Sunar.

Bagaimanapun, lanjut sunar, baik ojol maupun ojek pangkalan sama-sama bekerja untuk menyambung hidup. Maka tidak boleh saling sikut. Bahwa kini banyak orang lebih memilih menggunakan jasa ojek lewat aplikasi ketimbang ojek pangkalan, sepenuhnya di luar kendali para driver ojol. Zaman “terlanjur” berubah.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Keluar Stasiun Lempuyangan Langsung Disuguhi Ketimpangan Hidup Warga Jogja atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

 

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 23 Maret 2025 oleh

Tags: Jembatan LempuyanganJogjaojol lempuyanganStasiun Lempuyangan
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO
Esai

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO
Esai

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO
Liputan

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang? MOJOK.CO
Esai

Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang?

18 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Terpaksa jadi maling, buronan polisi, hingga masuk penjara karena lelah punya orang tua miskin MOJOK.CO

Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya

22 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik

27 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

22 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO

Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

25 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.