Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Cerita Guru Honorer di Temanggung yang Dilarang Kritis: Bicara Kebenaran Berujung Pemecatan

Rizky Fajar Nur Azis oleh Rizky Fajar Nur Azis
17 Maret 2025
A A
guru honorer, temanggung.MOJOK.CO

Ilustrasi - Cerita Guru Honorer di Temanggung yang Dilarang Kritis: Bicara Kebenaran Berujung Pemecatan (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Masa depan guru honorer di Temanggung bisa dibilang suram. Upahnya minimum, tapi dituntut kerja maksimum dengan dalih “pengabdian”.

Mojok sendiri berbincang dengan Baqoy (25), bukan nama sebenarnya, seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI) asal Temanggung. Ia melihat tak ada masa depan cerah dengan profesinya: honornya tak manusiawi, tapi kalau mau memperbaiki nasib susahnya setengah mati.

Belum lagi, mereka juga “haram” membicarakan kebenaran terkait nasib mereka. Baqoy bahkan dipecat dari sekolahnya karena dianggap terlalu kritis.

Lulus S2 jadi honorer bergaji Rp582 ribu, itu pun masih dipotong

Bagi Baqoy, guru bukanlah pahlawan tanpa tanda jasa, melainkan pahlawan yang perlu tanda jasa. Prinsip inilah yang konsisten ia suarakan, sampai akhirnya berujung pada pendepakan.

Baqoy bekerja sebagai guru honorer di Temanggung sejak 2023 lalu. Meski sudah setahun lebih bekerja, upahnya stuck di angka Rp582 ribu. Itupun masih dipotong Rp100 ribu untuk simpanan pokok dana sosial kekeluargaan, yang diperuntukkan salah satunya sebagai sumbangan bagi guru yang sakit.

“Pernah sekali waktu pas gajian saya protes ke tata usaha (TU), kenapa gaji guru honorer yang dipotong untuk dana sosial, seharusnya kan gaji guru PNS saja yang dipotong. Wong gaji mereka lebih besar,” kata Baqoy saat dihubungi Mojok, Kamis (13/3/2025).

Padahal, lanjut Baqoy, rata-rata guru PNS di sekolahnya itu berangkat kerja pakai mobil. Gawainya pun Iphone. Yang artinya, rata-rata dari mereka hidup sejahtera. Sialnya, gaji guru honorer yang malah dikorbankan.

Sering kena tegur karena menentang praktik kebohongan nilai di sekolah

Tak cuma masalah gaji yang tak seberapa, sejak bulan pertama bekerja pun Baqoy kerap disidang kepala sekolah. Alasannya, guru honorer Temanggung ini dianggap suka mengkritik.

Masalah pertama yang mengakibatkan debat panas antara Baqoy dan para guru senior adalah praktik membulatkan nilai siswa yang kurang menjadi pas kriteria ketuntasan minimal (KKM). Di sekolah tersebut, kalau ada nilai siswa kurang dari KKM, mereka tidak perlu melakukan remidi. 

“Mata pelajaran saya itu Pendidikan Agama Islam lho, mana boleh nilainya dinaikkan jadi KKM tanpa melewati proses remidi, bahaya ini,” ucap guru honorer ini.

Namun, kritik Baqoy kerap ditepis dengan jawaban yang menurutnya di luar esensi. Misalnya, para guru senior selalu berpendapat bahwa membulatkan nilai diambil karena takut para siswa kelas sembilan akan kesulitan untuk daftar SMA/SMK kelak.

Ketika Baqoy masih keukeuh dengan pendiriannya, para guru senior langsung merespon, “jangan terlalu idealis, Anda itu bukan mahasiswa lagi!”.

Membongkar praktik curang itu ke para murid

Melihat perdebatan yang semakin panas, akhirnya Baqoy terpaksa menurut. Namun, kekesalan itu terus ia simpan hingga suatu hari setelah masa ujian beres, Baqoy membongkar praktik nilai di hadapan para murid.

“Apakah kalian tahu, kalau nilai kalian yang bagus itu justru karena dibulatkan ke KKM. Karena kalau tidak, nilai kalian pasti banyak yang jelek,” kata guru honorer ini, mengulang kata-kata yang ia sampaikan kepada muridnya.

Iklan

Omongan Baqoy di kelas pun langsung menyebar ke para guru senior. Alhasil, ia dimarahin lagi. Tak sampai di situ, para guru juga menganggap Baqoy cuma bikin para siswa tidak semangat belajar.

Tetapi Baqoy tak kehabisan jawaban. Bagi guru honorer ini, kejujurannya itu malah bisa meningkatkan motivasi siswa. 

“Justru karena nilai sudah pasti dibulatkan murid jadi malas belajar, kan udah pasti aman toh nilainya. Jadi mending adakan remidi biar murid ada motivasi belajar.”

Guru honorer ini dituduh mendoktrin muridnya menjadi “kritis”

Dalam rangka menerapkan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), sekolah pun mengadakan kegiatan kokurikuler. Menurut Baqoy, kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kompetensi dan karakter siswa sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Kebetulan, ia ditunjuk oleh guru senior untuk membuat materi sekaligus konseptor Bab “Suara Demokrasi” sebagai bagian dari P5. Selaku konseptor, akhirnya guru honorer ini membuat materi mengenai kebebasan berpendapat.

“Aku mengajari siswa tentang pentingnya kebebasan berpendapat. Dan output yang kuminta adalah mereka menyuarakan keresahannya dalam karya berbentuk poster. Pesanku ke murid cuma satu, ‘jangan ad hominem’,” terang Baqoy.

Ide Baqoy awalnya ditentang karena menurut para guru seniornya, suara demokrasi bisa dijelaskan dengan contoh yang sederhana, seperti pemilihan ketua OSIS. Meskipun sempat mendapatkan penolakan, akhirnya ide Baqoy tetap dilaksanakan.

Ketika hari gelar karya tiba, kepala sekolah syok melihat berbagai kritikan dari para siswa. Baqoy disclaimer bahwa ia tidak pernah mengintervensi para muridnya harus mengkritik apa. Baqoy hanya sekali memaparkan pentingnya kebebasan berpendapat.

“Ada kelompok yang mengkritik Temanggung, dan ternyata referensinya itu dari Mojok.co. Tetapi yang bikin naik pitam Bu Kepsek, kritikan dari kelompok siswi perempuan yang menentang kegiatan P5 itu sendiri, akibatnya aku dan siswi itu dipanggil ke ruangan kepsek,” ungkap guru honorer ini.

Guru honorer ini kena semprit hanya karena memimpin diskusi

Baqoy tidak hanya mengkritik sistem pendidikan di sekolahnya. Guru honorer ini juga aktif menyuarakan keresahannya di linimasa dan ruang-ruang diskusi. 

Sebagai misal, Bagoy memimpin sebuah diskusi dengan tema pendidikan yang digelar komunitas Filosotoy pada pertengahan tahun 2024 lalu.

Dalam diskusi itu, Baqoy menceritakan bahwa ia pernah “menyadarkan” murid yang sempat bercita-cita jadi guru. Pasalnya, murid tersebut mengira bahwa gaji guru itu besar.

Syok dengan realitas nasib guru honorer itu pahit, sejak hari itu juga murid Baqoy mengganti cita-citanya. Dan seperti biasa, Baqoy pun kena tegur karena dianggap menyebarkan ketakutan.

“Gara-gara mimpin diskusi di Filosotoy, aku langsung dipanggil kepsek. Aku ditegur keras karena dianggap memperburuk citra sekolah dan guru,” tutur Baqoy

Setelah ketahuan Baqoy sering menyuarakan isu guru di ruang-ruang diskusi, sejak itu media sosial Baqoy juga ikut dipantau. Akibatnya konten-konten dan tulisan Baqoy juga banyak diketahui kepala sekolah dan guru seniornya. 

Mulai dari kritik nasib menjadi lulusan PAI yang tidak mempunyai program pendidikan profesi guru (PPG), membongkar nasib guru honorer yang dikoyak-koyak kemiskinan dan administrasi, hingga tulisan mengenai kritik sistem zonasi.

Hari pemecatan yang dipenuhi intrik kebohongan

Tidak berselang lama setelah kegiatan Baqoy dipantau, hari pemecatan pun tiba. Mula-mula, ibu Baqoy dipanggil ke sekolah untuk menemui kepala sekolah.

Ibu kepala sekolah bilang kepada ibu Baqoy, bahwa guru honorer ini dipecat karena mengganggu kestabilan sekolah dan banyak berbuat kesalahan yang sudah tidak bisa ditoleransi.

Setelah memanggil ibunya, kepala sekolah gantian berbincang dengan Baqoy. Namun, pernyataan yang disampaikan kepala sekolah kepada ibu Baqoy dan dirinya itu berbeda.

“Kepsek bilang, bahwa ibuku memilih saya keluar dari sekolah ini. Sementara ibuku bilang, bahwa kepsek memecatku. Tentu aku lebih memilih percaya ibuku lah, gila kepsek sampai bawa ibuku lho untuk memcatku,” ucap Baqoy.

Di hari pemecatan itu, Baqoy diminta ibunya untuk pamitan dan meminta maaf sebagai tanda perpisahan. Namun, ia menolak karena merasa semua ini kesalahan pihak sekolah. 

“Kan yang salah mereka, kenapa aku yang harus meminta maaf,” tegas guru honorer ini.

Di hari itu, Baqoy resmi menganggur. Ia sempat merenungkan apakah yang selama ini ia lakukan itu kesalahan. Namun, dirinya tetap yakin bahwa apa yang diperjuangkan itu kebenaran. 

“Aku sempat depresi, berminggu-minggu aku sempat sulit tersenyum. Padahal istriku juga mau melamar sebagai guru, bayangkan saja, aku memberikan kesan pahit bahwa menjadi guru ternyata menyedihkan di saat istriku justru melamar kerja.”

Penulis: Rizky Benang

Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Kala Amanah dan Harapan Guru Honorer Lulusan UNY “Dibunuh” oleh Negara atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Terakhir diperbarui pada 24 Agustus 2025 oleh

Tags: guru honorerguru kritispilihan redaksitemanggung
Rizky Fajar Nur Azis

Rizky Fajar Nur Azis

Turun ke bumi untuk bersenda gurau.

Artikel Terkait

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO
Ragam

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO
Ragam

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO
Ragam

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.