Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Gunung Gajah Telomoyo Semarang Siap Jadi Primadona Baru Bagi Pendaki Pemula

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
18 Desember 2024
A A
Gunung Gajah Telomoyo Semarang Siap Jadi Primadona Baru Bagi Pendaki Pemula.MOJOK.CO

Ilustrasi Gunung Gajah Telomoyo Semarang Siap Jadi Primadona Baru Bagi Pendaki Pemula(Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Bagi banyak orang, Gunung Gajah Telomoyo yang berada di Semarang belum terlalu dikenal. Namun, belakangan ia siap menjadi primadona baru di kancah skena pendakian. Khususnya bagi pendaki pemula.

***

Hampir semua gunung di Pulau Jawa sudah pernah Fathur (23) daki. Sebagai mahasiswa pengurus komunitas pecinta alam di salah satu PTN Jogja, mendaki gunung memang menjadi agenda rutin.

“Paling tidak sekali dalam sebulan mendaki, tergantung situasi. Biasanya nggak mendaki kalau sedang banyak agenda kampus saja,” tuturnya saat Mojok hubungi Selasa (17/12/2024).

Tercatat, gunung-gunung kondang macam Semeru, Lawu, hingga yang “mainstream” seperti Andong dan Sumbing sudah dia taklukkan. Namun, ada satu gunung yang belum dia sempat naiki, yakni Gunung Gajah Telomoyo.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Gunung Gajah Telomoyo (@gununggajahtelomoyo)


“Sering dengar namanya. Gunung di Semarang. Tapi belum kesampaian ke sana,” ujar Fathur, tanpa mau membeberkan alasan mengapa belum sempat mendaki Gunung Gajah Telomoyo.

Gunung Gajah Telomoyo Semarang cocok bagi pemula

Melansir laman resmi visitjawatengah.go.id, Gunung Gajah Telomoyo terletak di Desa Nogosaren, Kecamatan Getasan, Semarang. Gunung ini memiliki ketinggian 1.300 mdpl (meter di atas permukaan laut). 

Dengan demikian, ketinggian Gunung Gajah Telomoyo hanya setengah dari tinggi Gunung Lawu dan Gunung Semeru. Bahkan, ia lebih rendah jika dibandingkan Gunung Andong (1.700 mdpl) yang selama ini jadi primadona bagi pendaki pemula.

Artinya, Gunung Gajah pun sangat cocok bagi para pendaki pemula karena tidak terlalu tinggi. Selain itu, jalur pendakian pun juga terkesan masih mudah buat dilewati. Sebab, tanjakan pada jalur pendakian gunung ini tidak terlalu curam, sehingga sangat aman untuk dilewati.

Waktu pendakiannya pun tergolong singkat. Para pendaki cuma butuh waktu kurang lebih 30-40 menit untuk sampai di puncak.

Keindahannya tak kalah dengan gunung kondang lainnya

Sepanjang pendakian, sobat hikers juga akan disuguhi dengan pemandangan menawan. Misalnya, dari puncak Gunung Gajah Telomoyo, pendaki dapat menikmati matahari terbit dan Danau Rawa Pening dari atas ketinggian. 

Iklan

Jika ingin bermalam pun, pendaki bisa mendirikan tenda di beberapa spot yang telah disediakan. Apalagi, di lokasi perkemahan yang disediakan, pengelola sudah menyediakan beberapa spot foto yang memiliki pemandangan sangat indah.

Di puncak Gunung Gajah Telomoyo juga terdapat beberapa warung yang menjajakan makanan seperti gorengan, mie instan, maupun aneka minuman. Sehingga, kita tidak perlu khawatir kelaparan jika mendaki Gunung Gajah Telomoyo Semarang.

Gunung Gajah Telomoyo dianggap “kurang menantang”

Hasan (28), warga lokal di Kecamatan Getasan, Semarang, sebenarnya cukup heran mengapa Gunung Gajah Telomoyo tak begitu dilirik para pendaki. Padahal, jika dibandingkan gunung-gunung lain di Pulau Jawa, gunung ini tak kalah eloknya.

Di media sosial, dia sudah beberapa kali berusaha mempromosikan keindahan gunung tersebut melalui unggahan-unggahannya di Instagram. Termasuk menulis blog yang berisi review terkait keindahan Gunung Gajah Telomoyo.

“Tapi nggak tahu kenapa jumlah pendakinya tak seramai gunung-gunung lain. Aku malas mengatakan ini, tapi kalau boleh dibilang, ya promosi pariwisata Gunung Gajah kayaknya memang kurang berhasil,” ungkap Hasan, Selasa (17/12/2024).

Setidaknya yang dia dengar selama ini, ada beberapa alasan mengapa para pendaki masih ogah menjajaki gunung ini. Pertama, karena tingginya yang “cuma” 1.300 mdpl, ia dianggap kurang menantang.

Padahal, bagi Hasan, mendaki itu bukan cuma soal menantang atau tidak, tapi ada aspek lain yang perlu diperhatikan. Misalnya, keindahan alamnya.

“Kalau bagi pendaki pemula, ya jelas ‘kurang menantang’ ini malah bagus. Karena ya mereka carinya gunung yang trek mendakinya masih mudah, kayak Gunung Gajah ini,” jelasnya.

Alasan kedua, yang menurutnya absurd, beberapa teman mendengar kalau gunung di Semarang itu angker. Entah, dari mana mitos itu berawal, yang jelas baginya itu sesuatu yang tak masuk akal.

Wisata gunung bukan jadi top of mind pariwisata Semarang

Namun, bagi Hasan, yang paling jelas mengapa Gunung Gajah Telomoyo sepi pendaki adalah karena branding Semarang. Selama ini, Semarang lekat dengan wisata sejarah, seperti Kota Lama di Kota Semarang.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by lailasthetic (@lailaistianingsih)


Padahal, di Kabupaten Semarang, ada wisata alam seperti Gunung Gajah Telomoyo yang tak kalah menarik.

“Tapi kan top of mind wisatawan udah beranggapan, ‘ah, masa Semarang ada wisata gunung’. Karena mereka tahunya Semarang itu cuma kota, padahal ada juga kabupaten,” ungkapnya.

Dengan demikian, dia pun berharap pemangku kebijakan bisa lebih memperkuat promosi dan branding Gunung Gajah. Sehingga ke depan, ia bisa lebih dikenal lagi.

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA “Sewa Teman Mendaki”: Bisnis Menjanjikan Karena Banyak Orang FOMO Naik Gunung Jelang Tahun Baru

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 17 Desember 2024 oleh

Tags: gunung gajah telomoyogunung gajah telomoyo semarangPendakipendaki pemulaSemarang
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Kafe Gethe di Kampung Sekayu Semarang. MOJOK.CO
Ragam

Rogoh Kantong Pribadi Sampai Ratusan Juta demi Bikin Kafe Bergaya Retro di Tengah Permukiman Padat Kota Semarang

14 November 2025
Pemkot Semarang kuatkan usulan gelar pahlawan nasional ke KH. Sholeh Darat MOJOK.CO
Kilas

KH. Sholeh Darat Semarang Harusnya Semat Gelar “Pahlawan”: Penyusun Tafisr Al-Qur’an Jawa Pegon-Guru bagi RA. Kartini hingga KH. Hasyim Asy’ari

12 November 2025
Pemkot dan Warga Kota Semarang Berduka atas Wafatnya V. Djoko Riyanto, Suami Wali Kota Semarang MOJOK.CO
Kilas

Pemkot dan Warga Kota Semarang Berduka atas Wafatnya V. Djoko Riyanto, Suami Wali Kota Semarang

10 November 2025
Seorang bapak di Semarang tak tega lihat anak stunting, hindari isu fatherless. MOJOK.CO
Ragam

Awalnya Tak Tega Lihat Anak Sakit hingga Dampingi Istri ke Puskesmas, Lalu Sadar Pentingnya Peran Seorang Bapak

7 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.