Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Derita Pekerja Lulusan SMA di Jasa Laundry Andalan Mahasiswa Jogja: Gaji Rendah, Dituduh Mencuri hingga Kerap Kerja 18 Jam Sehari

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
14 Mei 2024
A A
laundry murah andalan mahasiswa menyiksa pekerja lulusan SMA.MOJOK.CO

Ilustrasi pekerja laundry alami tekanan (Ega/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Bisnis laundry menjamur di Jogja. Di balik itu, ada kisah penderitaan para pekerja yang kebanyakan perempuan usia muda lulusan SMA. Mereka dibayar jauh di bawah UMR Jogja, kerap lembur tanpa uang tambahan, hingga dituduh mencuri saat putuskan keluar.

***

Datang jauh dari Purwokerto, berharap bisa dapat kerja cepat dengan upah layak justru membawa Dini* (22) jadi karyawan laundry. Upahnya, sebagaimana banyak karyawan di usaha kecil, masih jauh di bawah UMR Jogja.

Namun, ia kerap harus menjaga sendirian kios yang buka 24 jam di kawasan Jalan Kaliurang dekat Kampus UII, Sleman. Sejak mulai disuruh bosnya kerja melebihi kesepakatan yakni delapan jam, ia merasa harus keluar.

“Tapi sempat ditahan gitu. Disuruh nggak keluar,” ungkapnya.

Mencari siasat, akhirnya ia mengakali bosnya dengan meminta izin untuk pulang kampung sebentar. Ada urusan keluarga. Namun, ia sebenarnya tak benar-benar pulang.

“Aku sebenarnya masih di Jogja. Nggak ada cara lain buat keluar selain begitu,” ungkapnya.

Selepas itu, demi bertahan di Jogja ia sempat kembali bekerja di tempat laundry lain. Situasinya tak jauh berbeda. Hingga akhirnya ia memutuskan kembali keluar.

Lowongan kerja laundry memang banyak bertebaran di Facebook. Pilihan kepepet bagi orang seperti Dini yang butuh cepat-cepat kerja modal lulusan SMA. Di Jogja, bisnis laundry tumbuh subur seiring dengan pertumbuhan mahasiswa. Sebagian laju usaha laundry kecil, didorong dengan pekerja perempuan muda seperti Dini.

Saya tak berkesempatan banyak berbincang dengan Dini karena perempuan itu tak mau berbagi banyak cerita. Namun, saya mendapat cerita lebih detail dari Tiara* (21), karyawan laundry di Depok, Sleman yang kebetulan pernah jadi teman kerjanya.

Lulusan SMA terjebak karena kebutuhan mendesak

Di antara tumpukan baju kotor di kios kecil yang luasnya sekitar 5×4 meter, Tiara sempat menggantungkan hidup selama enam bulan. Gajinya hanya Rp1,6 juta. Nominal yang meski jauh di bawah UMR Jogja namun awalnya masih ia terima.

Seperti Dini, Tiara bekerja di tempat itu karena kepepet. Ia baru saja kena PHK dari tempat kerja sebelumnya. Setelah lulus SMA ia langsung bantu mencari nafkah lantaran ibunya sakit sementara bapaknya hanya bekerja kuli bangunan di Jogja. Lewat Facebook, ia mendapat informasi lowongan kerja di laundry itu.

“Itu yang paling cepat merespons jadi ya aku ambil saja,” katanya saat kami berbincang pada Sabtu (4/5/2024).

laundry murah jogja.MOJOK.CO
Ilustrasi mesin cuci laundry (Jeremy Sallee/Unsplash)

Jarak rumahnya ke tempat itu sekitar 10 kilometer. Namun, lantaran tak punya kendaraan ia memanfaatkan fasilitas kamar sederhana yang disediakan pemilik usaha untuk para karyawan. Pekerja lulusan SMA ini bermalam di sana berdesak-desakan dengan karyawan lain dalam satu kamar dan pulang saat akhir pekan. Sementara untuk makan, tak ada alokasi khusus dari majikan.

Iklan

“Biar hemat, bisa untuk kebutuhanku juga nyisihkan uang untuk ibu,” ujarnya.

Fasilitas itu lah yang justru membuatnya terjebak dalam situasi pelik. Baru beberapa hari bekerja jadi karyawan laundry, ia mulai kerap diminta kerja melampaui kesepakatan delapan jam sehari. Kondisinya yang menginap di situ membuat Tiara sulit mengelak.

Tak lama sejak mulai kerja pada November 2023 silam, Tiara sudah membulatkan tekad ingin berhenti setelah Lebaran 2024. Bersama dua teman lainnya, ia membuat janji untuk keluar bersama.

Namun, di tengah jalan ternyata teman-temannya keluar. Jika sedang ada kekosongan karyawan maka mereka yang ada harus bekerja ekstra sampai ada karyawan baru. Tanpa ada tambahan insentif sama sekali.

Kerja belasan jam sehari jadi hal lumrah di laundry

Usaha laundry itu memang menggunakan mesin. Urusan mencuci, sebenarnya cukup praktis. Tiara hanya perlu menunggu. Namun, menunggu juga butuh kesabaran. Pekerjaan paling ribet adalah menyetrika dan melipat baju.

Selain menyasar pasar mahasiswa Jogja lantaran letaknya yang berdekatan dengan kawasan kos, tempat usaha itu juga melayani jasa untuk hotel. Sehingga, banyak tumpukan sprei dan selimut putih yang juga perlu Tiara cuci. Sehari, total cucian bisa mencapai 100 kilogram.

Jika cucian menumpuk dan jelang deadline, maka Tiara dan temannya kerap disuruh lemburan. Bekerja dari jam buka pada pukul 8 pagi hingga tutup jam 9 malam sudah jadi hal lumrah. Apalagi saat karyawan berkurang.

“Sering banget kerja dari buka sampai tutup. Bahkan sampai tengah malam itu sering. Saat Ramadan kemarin sempat itu dari pagi sampai pagi karena lagi nggak ada karyawan lain dan cucian banyak,” keluh lulusan SMA ini.

“Pemiliknya memperlakukan kami tuh nggak manusiawi banget. Kalau kami mengeluh, bilangnya sudah membayar kami jadi seolah boleh seenaknya,” imbuhnya.

Perempuan ini ingat, suatu ketika karena kinerjanya dan satu rekan lain sedang baik dan habis lemburan, keesokan harinya sang pemilik memberi uang. Untuk jajan katanya. Namun, nominalnya juga membuat Tiara mengelus dada.

“Kamu tahu berapa kami dikasih? Masing-masing 2 ribu. Ini asli kami membatin dalam hati, anak SD saja kayaknya uang jajan nggak segini,” ungkapnya gemas.

Dituduh mencuri

Salah satu kendala yang biasanya membuat produktivitas karyawan laundry terhambat adalah kerusakan mesin atau kehabisan gas elpiji. Saat itu terjadi, seringkali bukannya segera memperbaiki malah pemiliknya menyalahkan karyawan.

Padahal, menurut Tiara, mesin cuci rusak adalah hal lazim jika penggunaannya intens. Apalagi, barang itu dibeli secara bekas.

“Kami kayak diinterogasi pemakaiannya gimana. Bahkan kalau gas elpiji habis lebih cepat dari estimasi, dia ngeluhnya ke kami. Pernah ada temanku yang karena jengkel, akhirnya beliin sendiri gas elpiji 3 kilogram,” tuturnya.

Keluhan dari pemilik kerap muncul pada kesempatan lain. Saat perhitungan uang meleset tak sampai Rp10 ribu misalnya, ia akan menaruh curiga pada karyawan.

“Pernah Mas, ada temanku lain yang keluar mendadak. Setelah itu bapaknya bilang kalau dia curiga temanku mencuri karena ada uang receh yang hilang. Setiap karyawan keluar, hal pertama yang dipastikan itu ada nggak barang hilang. Bukannya, evaluasi apa yang salah dari sistem kerja di sini,” keluh lulusan SMA ini.

Akhirnya, setelah tak kuat lagi dengan perlakuan bosnya, persis setelah Lebaran 2024 lalu Tiara memutuskan pamit keluar. Sempat ditahan dan diiming-imingi jabatan kepala kios jika laundry itu buka cabang, Tiara tetap tak bergeming.

Salah satu kekecewaan yang akhirnya membuatnya naik pitam adalah urusan THR. Awalnya, ia dijanjikan dapat THR dengan nilai setengah gaji. Namun, saat mengecek amplop ternyata hanya Rp200 ribu.

“Aku benar-benar kesal. Sempat kepikiran sama temanku untuk melaporkan ini ke jalur hukum. Tapi kami bingung bagaimana caranya,” tuturnya.

Jalur untuk mengentaskan persoalan para pekerja lulusan SMA

Mengenai keresahan Tiara, sebenarnya ada mekanisme mengadukan persoalan kerja kepada pihak berwenang. Dosen Fakultas Hukum UII, Ayunita Nur Rohanawati menjelaskan bahwa pada UU Ketenagakerjaan diatur bahwa pemberi kerja perseorangan, seperti usaha laundry kecil-kecilan, tidak bisa memberikan beban kepada karyawan secara sewenang-wenang.

“Memang pada praktiknya pada UU Omnibus Law, usaha kecil punya ruang untuk menggaji karyawan di bawah UMR daerahnya. Namun, harus tetap ada pemberian insentif tambahan ketika ada kerja-kerja di luar waktu yang telah disepakati,” ungkapnya.

Mekanisme yang bisa ditempuh adalah melakukan pelaporan kepada Dinas Ketenagakerjaan Provinsi. Jika persoalannya adalah jam kerja yang melampaui batas, Ayunita berpendapat, karyawan bisa mendapatkan hak uang lembur lewat mekanisme tersebut.

Ia melihat persoalan semacam itu memang kerap terjadi di ranah UMKM. Pasalnya, Dinas Ketenagakerjaan selaku pengawas, sulit untuk melakukan monitoring kepada UMKM yang jumlahnya begitu besar.

“Memang sulit kalau menunggu pengawasan mengingat keterbatasan sumber daya di dinas. Langkah yang bisa diambil adalah melakukan pelaporan,” papar dosen yang beberapa kali melakukan penelitian terkait hukum ketenagakerjaan ini.

Para pekerja laundry merupakan kelompok pekerja yang rentan. Selain eksploitasi jam kerja, riset berjudul Perlindungan Hukum bagi Pekerja Laundry Terhadap Penularan Penyakit Melalui Pakaian dari Fakultas Hukum Universitas Udayana menyebut risiko besar lain adalah potensi penularan penyakit influenza, hepapatis, hingga sejumlah penyakit kulit.

Bahkan untuk perlindungan dari risiko penularan penyakit lewat baju kotor tersebut, sebenarnya telah diatur dalam UU Ketenagakerjaan. Namun, pada praktiknya para pekerja laundry yang kebanyakan lulusan SMA bahkan jenjang lebih rendah ini sulit untuk mendapatkan hak mereka.

Penulis: Hammam Izzuddin

Editor: Agung Purwandono

)* bukan nama sebenarnya, narasumber meminta identitasnya disamarkan demi keamanan.

BACA JUGA Bisnis Laundry Rumahan Lebih Banyak Buntung daripada Untung karena Tetangga Sering Ngutang

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 15 Mei 2024 oleh

Tags: Jogjalaundrylowongan kerjaMahasiswapekerja laundryslemanSMA
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Keturunan Keraton Yogyakarta Iri, Pengin Jadi Jelata Jogja Saja! MOJOK.CO
Esai

Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

18 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO
Ragam

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO
Kampus

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025
Berantas topeng monyet. MOJOK.CO
Liputan

Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya

15 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025
Praja bertanding panahan di Kudus. MOJOK.CO

Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan

20 Desember 2025
Keturunan Keraton Yogyakarta Iri, Pengin Jadi Jelata Jogja Saja! MOJOK.CO

Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

18 Desember 2025
Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025
Riset dan pengabdian masyarakat perguruan tinggi/universitas di Indonesia masih belum optimal MOJOK.CO

Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan

18 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.