Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Kilas

Sejarah Jalan Kaliurang, Jalan Terpadat di Jogja yang Semakin Menyebalkan

Kenia Intan oleh Kenia Intan
23 September 2023
0
A A
Seajrah Jalan Kaliurang MOJOK

Seajrah Jalan Kaliurang MOJOK

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Jalan Kaliurang semakin tidak menyenangkan. Salah satu akses ke kawasan wisata Kaliurang ini bertambah padat dari tahun ke tahun. Di balik itu semua, Jalan Kaliurang menyimpan cerita panjang. 

Siapa pun yang tinggal di Jogja dan sehari-hari melewati Jalan Kaliurang pasti setuju dengan pernyataan ini. Jalan Kaliurang semakin ramai dan tidak menyenangkan. Apalagi ketika jam berangkat dan pulang kantor. 

Pernyataan itu bukan perasaan semata. Dinas Perhubungan(Dishub) DIY mencatat, jalan yang kerap disingkat Jakal itu adalah jalan terpadat di DIY. Nilainya di atas angka 0,87 derajat kejenuhan, tepatnya 0,9. Kapasitas Jalan Kaliurang adalah 2.177 kendaraan. Namun, volume kendaraan yang melintas sudah mencapai 1.954.

Dishub DIY mengungkapkan, ada beberapa alasan yang membuat jalan semakin padat. Pertambahan jumlah kendaraan adalah salah satunya. Faktor lain, banyaknya tempat parkir di bahu jalan, serta tidak ada penambahan lebar dan ruas jalan. 

Jakal semakin menguji kesabaran ketika musim liburan. Pesaing di jalan tidak hanya motor dan mobil. Pengendara juga akan bersaing dengan bus pariwisata. Memang, mayoritas pengunjung melewati Jakal yang merupakan jalan utama ke Kaliurang. Suatu kawasan di sisi utara Jogja dengan titik-titik wisata yang menarik.

Tidak hanya baru-baru ini, Kaliurang sebenarnya sudah menjadi tempat healing favorit sejak zaman Belanda. Lokasinya yang berada di lereng Gunung Merapi membuat udara di sana terasa sejuk. Belum lagi pemandangan hijau ala pegunungan yang tersedia. 

Jalan Kaliurang menuju kawasan wisata yang ada sejak zaman Belanda

Cikal bakal Kaliurang sudah ada sejak 1920-an. Pada waktu itu banyak orang Belanda yang meminta izin ke  pemerintah kolonial Belanda untuk membangun vila di lereng Gunung Merapi. Pada zaman itu, warga Belanda yang baru menetap di Indonesia memang kerap membangun station hill karena kesulitan beradaptasi dengan iklim daerah tropis. 

Berkembangnya kawasan itu mendorong pemerintah kolonial Belanda memperbaiki Jalan Kaliurang melalui Dienst Sultanaatweken, pada 1923.  Melansir laman Museum Ullen Sentalu, sebelumnya memang sudah ada jalan ke kawasan wisata itu, tapi hanya mencapai daerah Pakem. Setelah perbaikan, akses diperpanjang hingga mencapai Kaliurang. Akses pun semakin mudah. Bahkan, di tahun yang sama, layanan bus dari Yogyakarta ke Kaliurang juga mulai beroperasi. 

Itu mengapa, pada awalnya akses ke kawasan Kaliurang itu bukan bernama Jalan Kaliurang seperti saat ini. Jalan panjang itu bernama Pakemweg atau Jalan Pakem. Penamaan berasal dari nama daerah di ujung paling utara ujung jalan tersebut. Pada saat itu, jalan yang menyandang nama Pakemweg lebih panjang daripada Jalan Kaliurang saat ini. Pakemweg  juga meliputi Jalan Persatuan (jalan di samping Grha Sabha Pramana UGM) dan Jalan C Simanjuntak (jalan samping Mirota Kampus). 

Penulis: Kenia Intan
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Sejarah Ringroad Jogja yang Kini Sudah Berubah Nama
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 23 September 2023 oleh

Tags: jalan kaliurangJogjaKaliurangtempat wisata
Iklan
Kenia Intan

Kenia Intan

Content Writer Mojok.co

Artikel Terkait

Iseng jadi pengamen liar di Jogja: sehari bisa Rp300 ribu-Rp500 ribu, bantu bertahan hidup saat puluhan lamaran kerja tidak ada yang tembus MOJOK.CO
Ragam

Iseng Jadi Pengamen Liar di Jogja: Sehari Dapat Cuan Menggiurkan, Tolong Saya saat Luntang-lantung karena Puluhan Kali Gagal Kerja

11 Juli 2025
Jogja Tanpa Klakson Itu Omong Kosong, Nggak Usah Berlebihan Bikin Narasi Puji-pujiannya
Pojokan

Jogja Tanpa Klakson Itu Omong Kosong, Nggak Usah Berlebihan Bikin Narasi Puji-pujiannya

10 Juli 2025
Cangkringan, Kecamatan Paling Cantik di Sleman (Foto oleh Mohammad Sadam Husaen)
Pojokan

Ketika Klub Sepeda Bahagia Cycling Comedy Membelah Cangkringan Sleman, Kecamatan Paling Cantik yang Membuat Kecamatan Lain Minder

10 Juli 2025
Festival Literasi Jogja 2025 di Yogyakarta: Contoh kegiatan literasi yang mengajak masyarakat berpikir aras tinggi MOJOK.CO
Aktual

Festival Literasi Jogja 2025 Ajak Masyarakat Berpikir Aras Tinggi di Tengah Tantangan Literasi Indonesia di Tingkat Dunia

9 Juli 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Trik Kotor Penjual Es Buah Demi Untung Besar yang Merugikan dan Mengancam Kesehatan Pembeli Mojok.co

5 Trik Kotor Penjual Es Buah demi Untung Besar yang Merugikan dan Mengancam Kesehatan Pembeli

10 Juli 2025
Iseng jadi pengamen liar di Jogja: sehari bisa Rp300 ribu-Rp500 ribu, bantu bertahan hidup saat puluhan lamaran kerja tidak ada yang tembus MOJOK.CO

Iseng Jadi Pengamen Liar di Jogja: Sehari Dapat Cuan Menggiurkan, Tolong Saya saat Luntang-lantung karena Puluhan Kali Gagal Kerja

11 Juli 2025
Naik Bus Ladju ekonomi Surabaya Jember: takjub dengan jenis penumpangnya, bersiap dengan banyak hal tak terduga MOJOK.CO

Naik Bus Ladju Ekonomi Surabaya-Jember: Takjub sama Jenis Penumpangnya, Bikin Waswas karena Banyak Hal Tak Terduga

9 Juli 2025
Tolak gabung pencak silat PSHT demi ikut karate. Tak menyesal karena jauh dari keributan meski harus dimusuhi saudara sendiri MOJOK.CO

Gara-gara Tolak Gabung PSHT demi Karate Jadi Dimusuhi Saudara Sendiri, Tak Menyesal karena Jauh dari “Keburukan” kayak Pencak Silat

10 Juli 2025
Festival Literasi Jogja 2025 di Yogyakarta: Contoh kegiatan literasi yang mengajak masyarakat berpikir aras tinggi MOJOK.CO

Festival Literasi Jogja 2025 Ajak Masyarakat Berpikir Aras Tinggi di Tengah Tantangan Literasi Indonesia di Tingkat Dunia

9 Juli 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.