Sebuah grup Facebook bernama “Rehabilitasi Korban Kecanduan Judi Online” mencuri perhatian saya. Bagaimana tidak, grup 13 ribu anggota ini berisi banyak curhatan mengenai ikhtiar orang-orang yang kecanduan judi online buat berhenti.
Ada yang sudah berhenti total, ada yang masih struggle dengan perasaan kecanduannya, tapi tak sedikit yang mengaku menyerah. Sempat berhenti, mereka kembali main judi online lagi.
Baron, salah satu member grup yang Mojok hubungi, mengaku baru sejak April 2024 lalu gabung ke grup tersebut. Ia merupakan pecandu judi online yang sudah kehilangan segalanya, termasuk tabungannya bertahun-tahun, sampai teman-teman terdekat. Untungnya, sang istri masih memberi dukungan moral kepadanya buat sembuh.
“Saya mulai main judi online sejak musim Covid lalu, Mas. Gara-gara influencer Indrakenz promosi Binomo setiap hari,” kata Baron, bercerita kepada Mojok soal awal perkenalannya dengan judi online, Sabtu (11/5/2024) siang.
“Lucunya, sebulan awal main saya kalah 10 jutaan waktu itu. Tapi malah kepacu buat main terus, biar balikin modal awal,” sambungnya.
Pernah di atas angin sampai ingin resign dari PNS
Merasa Binomo “susah peluang menangnya”, Baron coba-coba belajar aplikasi lain. Akhirnya, sekitar pertengahan 2021 lalu, ia mengenal Quotex. Gara-garanya saat itu ada crazy rich yang aplikasi tersebut, yakni Doni Salmanan.
Ternyata, awal-awal main Quotex, Baron langsung menang besar. Ia ingat betul, dirinya sempat menang Rp150 juta.Â
“Uang hasil menang judi langsung saya belikan moge,” tegasnya.
Makin lama main, hasil fluktuatif ia dapatkan. Kadang kalah, kadang menang. Menurutnya, yang namanya judi pasti ada dua fase itu.
Namun, yang bikin Baron begitu di atas angin, pada suatu malam ia mendapat kemenangan Rp350 juta.Â
“Waktu itu saya langsung berpikir buat resign saja dari PNS. Ya mau gimana cuma kerja di rumah aja dapat duit berkali-kali lipat,” kata Baron.
“Tapi istri melarang. Katanya aku udah struggle banget buat bisa diangkat PNS,”
Utang di mana-mana gara-gara judi online
Sayangnya, bulan madu Baron tak bertahan lama. Duit Rp350 juta hasil kemenangannya lama-lama menipis. Bahkan, saldo yang belum ia pakai itu akhirnya habis juga.
Tak cuma itu, bulan-bulan berikutnya main judi online justru kekalahan yang ia dapat. “Sehari depo 5 juta, pernah 10 juta. All in, dan habis hari itu juga,” sesalnya.
Motor gede hasil menang judi, akhirnya ia jual. Bahkan ia pernah nyaris bertengkar hebat dengan sang istri gara-gara ingin menggadaikan perhiasan buat depo judi online.
“Pokoknya aku sudah sangat gila. Kalau malam nggak bisa tidur, kepikiran terus besok mau depo berapa. Begitu aja terus,” kata dia.
Kalau ditotal, Baron menaksir nominal kekalahannya mencapai Rp400 juta. Itu belum termasuk utang yang menggunung. Tabungannya juga terkuras habis. Barang berharga tak tersisa lagi.
Setelah kehilangan segalanya, Baron memutuskan stop main judi online. Ia, sampai hari ini masih harus rutin pergi ke psikiater karena kondisi mentalnya masih kacau.
Taubat gara-gara ikut grup Facebook
Kisah lain datang dari Vian. Ia merupakan member lain grup “Rehabilitasi Korban Kecanduan Judi Online”. Baru sekitar dua minggu ia bergabung.
Sama seperti Baron, ia telah kehilangan segalanya akibat judi online, terutama slot. Tabungannya habis, rencana nikahnya juga harus diundur. Pokoknya, tak ada kata lain yang bisa mewakili perasaan Vian selain menyesal.
Tiap hari, Vian rutin membuat status di dalam grup yang isinya “hari tanpa judi”. Seperti “1 hari tanpa judi”, “2 hari tanpa judi”, dan seterusnya.Â
Meskipun sempat iseng “main kecil-kecilan” setelah uangnya tak bersisa, kini sudah hampir 20 hari Vian lalui tanpa main judi.
“Melihat pengalaman orang lain yang senasib hidupnya hancur gara-gara judi online bikin aku makin yakin buat berhenti,” jelasnya.
Laporan PPATK 2023 lalu mencatat, ada 3,2 juta warga Indonesia yang main judi online. Total perputaran uangnya sepanjang 2023 mencapai Rp327 triliun–setara biaya pembangunan IKN.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Muchamad Aly Reza
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News