Jasa calo masuk perusahaan, pabrik, atau PT-PT di sejumlah kota besar sudah bukan rahasia lagi. Keberadaannya sangat gampang kita temui. Namun, calo yang berasal dari Jogja ternyata punya “akurasi” dan “presisi” yang mantap. Keluar duit dikit, kita sudah bisa menikmati kerja dengan gaji tinggi.
Salah satunya adalah Nurdin* (27). Tiga tahun lalu, lelaki asal Salatiga ini masih bingung cari kerja. Sempat pakai calo, kenalan bapaknya asal Jakarta, ia malah kena tipu. Uang yang tak sedikit pun melayang.
Namun, kini dia sudah hidup enak di Jawa Barat. Berkat seorang calo dari Jogja, ia bisa dapat pekerjaan di sebuah pabrik di Cikarang. Duit Rp5,5 juta setidaknya rutin masuk kantongnya tiap awal bulan.
“CBR berani beli. Alhamdulillah rumah orang tua juga saya bagusin,” kata lelaki yang sudah 2 tahun kerja di Cikarang ini, kepada Mojok, Minggu (26/5/2024)
Pusing! 3 tahun nganggur malah ditipu calo masuk perusahaan
Nurdin kini memang beralamat di Salatiga. Namun, ia lahir dan besar di Semarang. Dia baru pindah ke “Kota Olahraga” itu sejak kelas 2 SMA, saat ortunya memutuskan pindah ke rumah sang ibu.
Sempat mengenyam bangku kuliah di salah satu PTS Semarang selama dua tahun, Nurdin memutuskan buat mengundurkan diri saja. Menurut pengakuannya, ia tak “bakat” sekolah, maunya langsung kerja.
“Makanya, kuliah cuma empat semester milih keluar aja. Pengennya ikut bapak kerja di PO Bus, ikut bus pariwisata tapi nggak dibolehin,” jelasnya.
Itu terjadi pada pertengahan 2019 lalu. Karena masih belum dibolehkan kerja oleh ortunya, Nurdin pun cuma glundang-glundung di rumah. Kesibukannya hanya makan, tidur, dan nongkrong.
Sayangnya, “kesibukan rebahan” itu berlanjut bertahun-tahun setelahnya. Muaranya adalah pandemi. Sebaran virus corona bikin banyak orang kehilangan mata pencahariannya. Sementara Nurdin, yang sudah ngebet cari kerja, kudu menahan niatnya itu.
“Aku itu dari 2019 sampai 2021 nggak ngapa-ngapain. Ya nganggur aja, nggak ada yang bisa dikerjain,” kata Nurdin.
“Ya itu bikin stres. Duit nggak ada, mau beli ini itu susah, di rumah terus ngulang kegiatan kemarin juga cuma nambahin stres,” sambungnya.
Merasa sudah bosan dengan nganggurnya, Nurdin nekat cari jalan instan buat dapat kerja. Sadar ijazah SMA-nya kurang mumpuni buat bersaing, ia rela menggunakan calo buat masuk perusahaan.
Berbekal relasi ayahnya, Nurdin pun berkenalan dengan seorang calo asal Jakarta. Ia menjamin Nurdin bisa dapat kerja di sejumlah PT, terutama yang lokasinya di Cikarang.
“Bayar 2 juta. Sebenarnya bisa lebih tergantung jabatan juga. Tapi karena ijazahku SMA, mentok cuma bisa milih jadi manager gudang atau setaranya,” jelas Nurdin.
Sayangnya, sang calo tak amanah. Setelah duit Rp2 juta sudah ia berikan, kenalannya asal Jakarta itu hilang tanpa jejak. Semua kontaknya diblokir. Nurdin juga tak bisa melacak alamatnya di ibu kota. Mau tak mau, dia cuma bisa mengikhlaskan duitnya melayang.
Trauma tapi nekat coba-coba lagi, malah nemu yang amanah di Jogja
Kena tipu: duit melayang, kerjaan nggak dapat, nganggur pun berlanjut. Itu menjadi rangkaian kejadian yang cukup menyiksa bagi Nurdin. Ia pun mengaku sempat trauma pakai jasa calo buat dapat kerja.
“Setelah kejadian itu kayak kepikiran aja buat nggak lagi deh pakai calo. Yang pasti-pasti aja,” ungkapnya.
Namun, hanya selisih sebulan dari kejadian itu, teman ayahnya menawarinya jasa calo lagi. Kini bayarnya cukup murah, cuma Rp500 ribu dapat jaminan masuk kerja.
“Aku cek, ternyata orang Jogja. Aku nontonin FB sama IG-nya lumayan aktif ini orang. Jadi kalaupun misalnya nipu, lumayan gampang lah nyarinya.”
Nurdin pun tergiur. Ia minta dipertemukan dengan sang calo. Awalnya, ia sempat ragu karena si calo asal Jogja cuma mau transaksi lewat WA. Tapi karena punya keyakinan orang ini bukan penipu, Nurdin pun mengiyakan.
“Total aku transfer 500 ribu. Aku cukup ngirim data diri aja, tanpa surat lamaran, tanpa CV,” jelasnya.
Nurdin tak tahu secara pasti bagaimana cara kerja sang calo. Konon, si calo punya banyak orang dalam di banyak PT. Nantinya, ia bakal memasukan klien ke posisi-posisi yang sedang membutuhkan tenaga kerja tanpa harus ikut seleksi.
Benar saja, Nurdin dapat kerja. Kurang dari dua minggu setelah deal-dealan dengan calo, Nurdin dapat panggilan dari sebuah PT di Cikarang buat bekerja. Kini, ia pun tinggal menikmati kehidupannya.
“Ya nggak enak-enak banget namanya juga kerja, pasti ada susahnya. Tapi bersyukur banget cuma bayar 500 ribu aja bisa dapat kerja bergaji UMR Cikarang.”
Mojok sendiri sudah meminta Nurdin agar dapat terhubung dengan sang calo, untuk memperjelas soal cara kerja “menitipkan” orang ke perusahaan. Namun, sang calo menolak untuk menjawab.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Muchamad Aly Reza
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News