Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kuliner

Warung Pak Ndut Pinus Gondokusuman Nelangsa karena Dicolong Mahasiswa UIN Jogja, Padahal Sudah Kasih Harga Murah

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
4 Juni 2024
A A
Warung Pak Ndut Pinus Bangkrut karena Mahasiswa UIN Jogja Suka Nyolong MOJOK.CO

Ilustrasi - Nelangsa Warung Pak Ndut Pinus yang sering dicolong mahasiswa UIN Jogja. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Warung Pak Ndut Pinus, Jogja, harus jualan dengan kondisi nelangsa. Niat hati memberi keleluasaan pembeli biar selalu berlangganan, tapi justru terus rugi karena kecolongan mahasiswa-mahasiswa UIN Sunan Kalijaga (UIN Jogja) yang sering makan tapi lari nggak bayar.

***

Semerbak aroma sambal teri sangat nyegrak di hidung saat saya masuk ke Warung Pak Ndut Pinus. Persisnya di Demangan, Gondokusuman, Jogja, belakang kampus UIN Jogja pada Selasa (28/5/2024). Setiba di sana, terlihat beberapa mahasiswa UIN Jogja yang baru menandaskan makanan di piring masing-masing.

Jam menunjukkan pukul 15.30 WIB. Nasi di rice cooker hanya tinggal sisa-sisa terakhir. Begitu juga dengan lauk yang terpampang di etalase. Hanya tinggal beberapa potong telur dadar, lalu sisa-sisa bihun, tempe orek, dan sambal teri.

Saya lalu meraih piring di dekat dapur, menyendok seporsi kecil nasi, sepotong telur dadar, lalu menyampurnya dengan tempe orek dan sambal teri. Uh, aroma sambalnya benar-benar menggoda.

Warung Pak Ndut Pinus Bangkrut karena Mahasiswa UIN Jogja Suka Nyolong MOJOK.CO
Seporsi nasi telur+tempe orek dan sambal teri di Warung Pak Ndut Pinus, Jogja. (Aly Reza/Mojok.co)

Saya kemudian memilih duduk di bangku luar. Ada beberapa pohon tertanam di halaman Warung Pak Ndut Pinus, Gondokusuman Jogja. Termasuk juga pohon pinus. Saya selalu suka duduk-duduk di bawah pohon.

Btw, sistem di Warung Pak Ndut Pinus memang pembeli ambil sendiri alias prasmanan.

Saat saya mengambil nasi dan lauk, tak ada pantauan khusus. Dua orang perempuan yang ada di dapur sibuk beres-beres karena jam lima sore warung sudah harus tutup.

Dari tukang becak pilih buka warung di Gondokusuman Jogja

Usai membayar menu yang saya makan, seorang perempuan yang tengah sibuk menata piring di dapur mengarahkan saya untuk ke area belakang warung. Pemilik warung ada di sana, sedang mencuci baju.

Kalau saya mau ngobrol dengan pemilik warung, perempuan yang ternyata adalah istri pemilik warung itu mempersilakan saya menyusul ke belakang. Saya pun menghampiri sosok pria gendut yang lantas menyambut saya dengan sangat ramah. Ia meninggalkan sejenak cuciannya, lalu menyediakan ruang untuk saya tanya-tanya.

“Kalau buka warung ini kira-kira ya tahun 2015. Kalau sebelumnya jadi tukang becak sejak 1991,” ujar pemilik warung Bernama Wagimin (54), pria asal Boyolali, Jawa Tengah.

Dulu Wagimin dan dua orang teman tukang becaknya sering mangkal di sebuah lahan yang kini menjadi Hotel Saphir Jogja. Lalu saat lahan tersebut hendak dibangun menjadi hotel pada 2014, Wagimin dan dua temannya mendapat izin untuk buka angkringan di sana sebagai tempat ngaso bagi para tukang.

Warung Pak Ndut Pinus Bangkrut karena Mahasiswa UIN Jogja Suka Nyolong MOJOK.CO
Suasana di dalam Warung Pak Ndut Pinus area belakang UIN Jgogja. (Aly Reza/Mojok.co)

“Setelah hotel jadi kan sudah nggak boleh buka angkringan lagi. Tapi sudah dapat modal, akhirnya buka warung. Kalau dua teman saya balik jadi tukang becak lagi,” terang Wagimin. Lalu buka lah Warung Pak Ndut Pinus di Gondokusuman Jogja. Dengan harapan pendapatan bulanannya bakal lebih baik dari penghasilan sebagai tukang becak.

Nama Pak Ndut merujuk pada sosok Wagiman yang memang berbadan gendut. Sementara Pinus merujuk pada sebuah pohoh pinus yang tertanam di sebelah warung.

Iklan

Sejak buka pada 2015 tersebut, pelanggan di Warung Pak Ndut Pinus Gondokusuma Jogja beragam. Ada mahasiswa UIN Jogja, staf kampus, dosen, ojol, hingga karyawan di kantor-kantor sekitar.

Dilema dengan sistem prasmanan

Sejak awal buka, Wagimin memang langsung menerapkan sistem prasmanan sekaligus dengan harga murah. Tujuannya tidak lain adalah untuk menggaet sebanyak-banyaknya pembeli.

Bertahun-tahun cara tersebut memang berhasil. Warung Pak Ndut di Gondokusuman Jogja memang akhirnya banyak pembeli, khsusunya dari mahasiswa UIN Jogja. Hanya saja semakin ke sini sistem prasmanan justru membuatnya agak mengkis-mengkis. Sulit sekali mencari untung.

“Tapi sekarang kalau nggak prasmanan ya nggak laku. Wong saya naikkan harganya saja pendapatan sudah turun 30 persen,” keluh Wagimin dengan mengernyitkan dahi.

“Saya naikkan mulai awal 2024 lalu saat bahan pokok naik semua. Eh malah satu bulan itu bisa minus Rp500 ribu,” sambung sosok kalem tersebut.

Oleh karena itu, sebagai tambah-tambahan, Pak Wagimin sampai saat ini masih sering narik becak. Terutama di momen-momen liburan.

Katanya, setiap musim liburan, becak masih cukup banyak peminat dari wisatawan. Namun desas-desus soal larangan study tour keluar kota membuat Wagimin juga agak nelangsa.

Baca halaman selanjutnya…

Mahasiswa UIN Jogja nyolong tanpa rasa malu

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 11 Juni 2024 oleh

Tags: hidden gem jogjaJogjakuliner hiddem gem jogjaKuliner JogjaMahasiswa Jogjamahasiswa uin jogjauin jogjawarung hidden gem jogjawarung legend jogjawarung murah jogjawarung sekitar uin jogja
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Keturunan Keraton Yogyakarta Iri, Pengin Jadi Jelata Jogja Saja! MOJOK.CO
Esai

Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

18 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO
Ragam

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Berantas topeng monyet. MOJOK.CO
Liputan

Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya

15 Desember 2025
Peringatan Hari Monyet Ekor Panjang Sedunia di Jogja. MOJOK.CO
Bidikan

Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah

15 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO

Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

19 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
UAD: Kampus Terbaik untuk “Mahasiswa Buangan” Seperti Saya MOJOK.CO

UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan

16 Desember 2025
Pasar Petamburan di Jakarta Barat jadi siksu perjuangan gen Z lulusan SMA. MOJOK.CO

Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah

19 Desember 2025
Kuliah di universitas terbaik di Vietnam dan lulus sebagai sarjana cumlaude (IPK 4), tapi tetap susah kerja dan merasa jadi investasi gagal orang tua MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua

15 Desember 2025
Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat "Suami" bahkan "Nyawa" Mojok.co

Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

19 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.