Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kuliner

Menikmati Perpaduan Bumbu Khas Bali dan Jogja di Arumkayu Munduk, Jujugan Wisatawan Sebelum Singgah ke Ubud Bali

Aisyah Amira Wakang oleh Aisyah Amira Wakang
23 Desember 2024
A A
Menikmati Perpaduan Bumbu Khas Bali dan Jogja di Arumkayu Munduk, Jujugan Wisatawan Sebelum Singgah ke Ubud Bali. MOJOK.CO

Pemilik restoran Arum Kayu, Yuni menyajikan beberapa menu masakan rumahan. (Aisyah Amira Wakang/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Di Desa Munduk, Bali terdapat rumah makan yang menyajikan masakan rumah dengan base genep, salah satu bumbu dasar khas Bali. Selain base genep, rasanya juga bercampur dengan masakan khas Jogja. Restoran itu bernama Arumkayu.

***

Pada Kamis (19/12/2024) siang cuaca di Desa Munduk, Bali mulai berkabut. Menjelang malam, hawa dingin mulai menusuk bagian kulit. Itu adalah hari ketiga saya dan karyawan Mojok pergi ke Bali sebelum libur tahun baru. 

Guna mengisi perut yang mulai keroncongan, saya dan rombongan Mojok pergi ke Arumkayu, restoran khas dengan menu base genepnya. Base genap terdiri dari 15 rempah yang dicampur jadi satu. Oleh karena itu, masakan Bali terkenal kuat dan tajam.

Uniknya, pemilik restoran tersebut, Yuni Erawathy, tak melulu menyajikan makanan dengan khas base genep saja. Sebagai kepala juru masak di sana, alias patus dalam bahasa Bali, Yuni menambahkan bumbu yang biasa dipakai di Jogja. Resep itu yang menjadi andalannya.

Di Arumkayu, Munduk, Bali kami memesan ayam sitsit atau suwir, ayam goreng, sate lilit, pepes ikan, teri kacang bumbu pedas manis, sayur urap, sop ayam, jukut undis, serta sambal matah dengan kecombrang. Yang terakhir itu, kalau kata beberapa karyawan Mojok, adalah menu yang paling mereka sukai. 

Suasana makan malam di Arumkayu. MOJOK.CO
Karyawan Mojok mengambil menu yang disajikan Arumkayu. (Aisyah Amira Wakang/Mojok.co)

Bahkan ada yang baru tahu, kalau kecombrang bisa dimasak menjadi sup yang lezat. Beberapa karyawan ada yang sampai menambah sup kecombrang sampai dua kali sangking enaknya.

“Istri saya tadi bilang, selama ini bunganya (kecombrang) dibuang karena bingung mau dimasak apa. Ternyata bisa seenak ini,” ucap salah satu karyawan Mojok yang juga baru pertama kali mencicipi menu tersebut.

Selain menu di atas, Yuni juga menyajikan lumpia, tahu isi, serta hidangan penutup seperti es buah dan jaje pisang rai. Pisang rai adalah camilan tradisional Bali yang dibalut adonan dari tepung beras dan taburan kelapa parut.

Memadukan bumbu Bali dan Jogja

Arumkayu berdiri sejak Juli 2024, setelah Yuni menikah dengan Komang Armada, petani cengkeh yang juga berasal dari Bali. Keduanya kemudian dikaruniai dua anak yang kuliah di Jogja. Mengikuti Komang yang merupakan alumnus Institut Pertanian Stiper (Instiper) Jogjakarta.

Dua anaknya itu bilang, suka rindu masakan rumah, sehingga sebisa mungkin Yuni memasaknya dengan nikmat. Mulanya, dia hanya memasak makanan Bali, resep keluarga besar. Hingga akhirnya, dia mencicipi masakan Jogja yang ternyata enak.

“Pulang-pulang, mereka minta, ‘Mama buatin ini’. Jadi karena saya kangen, saya mau ngasih sesuatu yang benar-benar enak. Enak versi saya. Maksudnya benar-benar pakai hati,” ujar Yuni.

Selain itu, keluarga Yuni memang suka mencicipi kuliner. Berkat rekomendasi dari sang suami dan anak-anaknya, dia jadi tahu perbedaan rasa makanan di Bali dan Jogja. Misalnya, dia pernah menyantap soto dengan rasa yang berbeda.

Menu yang dipesan karyawan Mojok saat di restoran Arumkayu. MOJOK.CO
Menu masakan di restoran Arumkayu, Munduk, Bali. (Aisyah Amira Wakang/Mojok.co)

“Saya coba lihat apa saja bahannya. Misal saya suka kuahnya di Jogja. Terus nanti saya bandingkan dengan soto keluarga saya di Bali,” ujarnya.

Iklan

Dari sana, Yuni mulai mencoba-coba mencampurkan kedua bahan tersebut. Keluarganya bilang rasanya tidak aneh, alias lezat. Begitu pula saat Yuni menghidangkan masakan tersebut ke keluarga besar.

“Keluarga kakak ipar saya juga suka perpaduan (bumbu) itu. Khas Soto Bali-nya nggak hilang, jadi pas menurut saya,” ucapnya.

Belajar masak dari keluarga besar

Yuni merupakan lulusan Sekolah Tinggi Parawisata Nusa Dua Bali. Saat sekolah dulu, dia pernah belajar tataboga. Itu pun hanya pelajaran dasar. Justru keahlian memasaknya berasal dari keluarga suaminya, mulai dari ibu mertua dan kakak iparnya.

“Misal, dia buat sesuatu, dia bilang bumbunya ini, ini. Saya ngikut sekali, saya nggak mau menceng sedikit. Setelah itu saya coba dulu rasanya enak, saya ngikut apa saja bumbunya ini,” ucapnya. 

Tak hanya bumbu atau takaran yang dipelajari, Yuni juga diajari teknik memasak mulai dari dasar. Misalnya saat menggoreng ikan teri, dia harus menggunakan api sedang.

“Orang mungkin berpikir masak ikan teri tinggal goreng, dikasih minyak. Tapi kalau kakak ipar saya yang buat beda, jadi saya nanya, ternyata apinya jangan terlalu besar nanti gosong, tapi dalamnya belum matang,” kata Yuni.

Arumkayu, restoran yang menyajikan masakan rumahan. MOJOK.CO
Restoran Arumkayu di Munduk, Bali. (Ahmad Effendi/Mojok.co)

Lambat laun, Yuni jadi terbiasa membedakan bumbu yang ada dalam makanan. Keahliannya makin bertumbuh setelah 15 tahun menikah dan menjadi ibu rumah tangga.

Membangun Arumkayu di Bali

Lokasi Munduk yang sering didatangi oleh wisatawan mendorong Yuni untuk membuat restoran bernama Arumkayu. Dia juga ingin membagikan menu masakannya ke turis mancanegara, sebab 75 persen pengunjungnya adalah bule.

Yuni berujar biasanya mereka akan mampir ke restoran sebelum melanjutkan perjalanan ke Ubud atau menuju tempat wisata air terjun. Sementara, menu yang banyak mereka pesan adalah Nasi Campur Babi dan Opor Ayam.

“Kalau saya dikasih pilihan: Babi, sapi, ayam. Untuk besisit ini, saya pilih dua, babi dan sapi, kalau ada lebih sapi, lebih masuk,” ujar Yuni.

Saya pikir, hanya menunya saja yang khas masakan rumahan, tapi ruangan Arumkayu pun dikonsep sedemikian rupa. Mejanya menggunakan kayu panjang di tengah ruangan. 

Dinding putihnya dihiasi dengan potret warga Bali berwarna hitam putih. Saya pun dapat menikmati suasana hangat bersama keluarga, meski hawanya dingin malam itu.

“Saya berusaha sekali masak dengan hati,” kata Yuni.

Penulis: Aisyah Amira Wakang

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: 3 Sate Khas Bali selain Sate Lilit yang Nggak Kalah Lezat

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 23 Desember 2024 oleh

Tags: desa munduk balikuliner khas balirestoran sekitar ubudubud bali
Aisyah Amira Wakang

Aisyah Amira Wakang

Artikel Terkait

No Content Available
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.