Mie Ayam dan Bakso Titoti asli Wonogiri yang lebih dulu tenar di Jakarta sejak Agustus 2023 mulai menggoyang lidah orang Jogja. Warung yang lebih terkenal dengan sebutan Bakso Titoti di Jogja merupakan cabang ke-23.
Saya akhirnya kesampaian berkunjung ke Bakso Titoti cabang Jogja pada Minggu (3/3/2024) lalu. Rasa penasaran untuk datang karena sebelumnya, pada November 2023, saya sempat tiga hari liputan khusus tentang mie ayam di Wonogiri.
Saat liputan di Wonogiri, selain mencicipi langsung racikan mie ayam dan bakso Titoti, saya juga mendengar langsung bagaimana warga lokal menyebutnya sebagai warung paling tenar se-Kota Gaplek itu.
Yuli misalnya, perempuan yang saya wawancara secara acak saat sedang mengantar anaknya ke TK dekat Alun-alun Wonogiri bilang, “Mie ayam di Wonogiri itu banyak banget, banyak yang enak, tapi di kota yang paling terkenal ya Mie Ayam dan Bakso Titoti.”
Di Wonogiri, Bakso Titoti punya dua cabang yakni di dekat Pasar Kota Wonogiri dan di Kecamatan Ngadirojo. Kedua cabang ini cukup besar dengan ciri khas gerobak di depan terbuat dari kayu dengan ukiran yang elegan. Memberi kesan “mewah”.
Saat menjajal Bakso Titoti di Wonogiri, seorang pelanggan bernama Iis bercerita kalau warung tersebut baginya contoh bakso dan mie ayam dengan cita rasa paling pas di lidah. “Ini dulu warungnya sempat pindah-pindah, saya tetap langganan dan rasanya nggak berubah,” katanya mantap.
Saat di Jogja, penampakannya juga sama. Bedanya, saya amati cabang Bakso Titoti di Jogja lebih banyak mobil terparkir. Sekilas, lebih ramai dari Wonogiri. Sebagai informasi, meski berasal dari Wonogiri, Slamet Riyanto selaku perintis Bakso Titoti awal mula membuka warung besar di Jakarta sejak 1990-an.
Penampakan mobil-mobil besar di parkiran agak membuat minder. Sebelumnya, saat di Bakso Titoti Wonogiri saya makan sepuasnya tanpa mikir harga karena ada biaya dari kantor. Namun, saat ini saya harus pakai ongkos sendiri, terlebih, tambahan biaya mentraktir pacar yang saya ajak juga.
Mie ayam dan bakso mewah yang bukan untuk kalangan mahasiswa pas-pasan
Begitu masuk, kami langsung memesan dua porsi mie ayam bakso. Seporsi harganya Rp20 ribu. Menu paling murah yakni mie ayam seharga Rp14 ribu. Sementara untuk es teh, harganya Rp5 ribu.
“Memang bukan mahasiswa ya pasarnya,” kelakar pacar saya.
Dari pengunjung yang datang, memang tidak terlihat demikian. Namun, saya coba yakinkan bahwa cita rasanya sepadan dengan harga.
Akhirnya, seporsi mie ayam bakso tersaji. Mangkoknya cukup besar sehingga porsi mie terlihat banyak. Sementara dua butir bakso tersaji dengan kuah khusus yang terpisah.
Salah satu ciri penyajian mie ayam di warung ini adalah kuahnya yang terpisah. Beda dengan kebanyakan warung mie ayam Jawa buatan milik orang Wonogiri.
Cita rasa gurih terasa kuat. Bumbunya tidak terlalu asin dan tidak berlebihan, kekuatannya ada di kaldu ayamnya.
Baca halaman selanjutnya…
Bakso Titoti, saksi perjuangan dan kesuksesan perantau Wonogiri di Jakarta