Di Malaysia, warung yang jual kopi joss kena denda Rp33 juta
Novi kaget ketika saya beri informasi bahwa pemerintah Malaysia melarang minuman kopi joss di negara mereka. “Walah saya malah nggak tahu kalau minumannya sudah sampai Malaysia,” kata Novi.
Di Malaysia, kopi joss cukup terkenal. Namun, pro kontra penggunaan arang di dalam minuman yang bisa mengganggu kesehatan membuat pemerintah Malaysia menjadikan kopi joss sebagai minuman terlarang.
Pemerintah Malaysia menggunakan Peraturan Pangan Malaysia tahun 1985 sebagai alasan larangan tersebut. Tempat makan yang kedapatan menyajikannya menghadapi ancaman tindakan tegas.
“Kopi siap minum harus tunduk pada Peraturan Pangan 269A 1985, yang hanya mengizinkan penambahan gula, dekstrosa, glukosa atau madu, susu, krim, bahan makanan lain, dan perasa yang diizinkan. Arang tidak masuk kategori sebagai makanan,” tulis MOH Malaysia.
Bernama, media milik pemerintah Malaysia menuliskan jika penjual kopi joss tetap nekat, maka akan kena denda hingga 10.000 ringgit (Rp 33,10 juta) atau penjara maksimal dua tahun.
“Wah itu, pasti mereka nggak tahu arang yang dipakai itu arang dari kayu apa,” kata salah seorang karyawan Angkringan Lik Man menimpali. Katanya, arang yang digunakan berasal dari kayu asam atau kayu sambi. Selain itu, arang yang digunakan harus sudah jadi. Bukan arang mentah.
Soal isu kesehatan yang menyertai penggunaan arang, Pak Kobar, anak Lik Man di Jakarta Coffee Week November 2023 pernah menyatakan bahwa kopi joss bisa menyembuhkan kembung atau masuk angin. Selain itu dari sisi cita rasa juga enak dan unik.
Angkringan yang tak lagi seramai dulu
Novi mengatakan bahwa kondisi warung Angkringan Lik Man di Pasar Kranggan dan Selasar Malioboro memang jauh lebih sepi daripada saat masih di Jalan Wongsodirjan atau utara Stasiun Tugu.
Di Pasar Kranggan, Angkringan Lik Man harus berbagi dengan beberapa angkringan lain yang juga pindahan dari utara Stasiun Tugu. “Ini bisa memanjang sampai tiga tigar karena ada satu warung yang tutup,” kata Novi.
Menurut Novi, selain karena pindah, efek pandemi yang membuat lama tidak jualan juga berpengaruh terhadap kunjungan orang-orang yang makan di angkringannya. “Kerasa banget, dulu itu satu menu bisa seratusan biji, sekarang nggak sampai,” kata Novi.
Di sebagian besar angkringan, makanan yang dijual oleh pemilik angkringan biasanya menggunakan sistem titip jual. Makanan tersebut tidak dimasak sendiri oleh pemilik angkringan tapi dari orang yang menitipkan makanannya.
Novi menceritakan, suasana ramai pengunjung bisa ia rasakan saat hari libur dan saat musim liburan. Biasanya wisatawan datang karena penasaran, sebagian lagi bernostalgia di Angkringan Lik Man.
Sejarah Angkringan Lik Man yang ada sejak 1960
Angkringan Lik Man berdiri tahun 1960-an, saat itu orang tua Lik Man yang menjalankan usaha tersebut di dalam Stasiun Tugu. Awalnya, angkringan ini memang berada di dalam Stasiun Tugu Yogyakarta. Periode itu berlangsung tahun 1968-1972. Kemudian pindah ke bagian pos timur Stasiun Tugu. Tahun 1974, angkringan ini pindah ke Jalan Wongsodirjan hingga kemudian kembali terkena revitalisasi stasiun dan pindah ke Selasar Malioboro dan Pasar Kranggan.
Terciptanya menu kopi joss sendiri sebenarnya berawal dari ketidaksengajaan. Menu ini baru muncul di tahun 2000-an. Ceritanya, kopi ini merupakan eksperimen dari Lik Man saat ia kebingungan karena ada pelanggannya yang memesan kopi klothok.
Kopi klothok aslinya adalah minuman kopi yang cara membuatnya dengan cara memasak bubuk kopi dengan air secara bersamaan. Namun, karena tidak tahu, Lik Man kemudian memasukan bara arang ke dalam gelas, agar ada kesan nglotok atau mengelupas, sehingga bisa dinamakan kopi klotok.
Ternyata pelanggan malah menyukai jenis menu baru tersebut. Pada akhirnya karena mengeluarkan suara “joss” saat arang masuk ke dalam gelas, Lik Man kemudian menamai menu ini sebagai, kopi joss.
Penulis: Agung Purwandono
Editor: Hammam Izzuddin
BACA JUGA Mato Kopi, Juru Kunci Warung, dan Alasannya Memilih Tak Menarik Biaya Parkir
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News