Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kuliner

Kisah Cilok Legend Jogja yang Bertahan 30 Tahun di Alun-alun Kidul, Buat Warga Berduka Saat Pemiliknya Meninggal

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
25 April 2024
A A
cilok legend jogja di alun-alun kidul.MOJOK.CO

Ilustrasi cilok legendaris Jogja di alun-alun kidul (Ega/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Penjual Cilok Legend Jogja yang berada di Alun-alun kidul sudah bertahan lebih dari 30 tahun. Ketika pemiliknya meninggal, warga Jogja yang jadi pelanggan setia sejak masih belia berduka. Kini, usaha itu terus bertahan diteruskan istri dan anak.

***

Sambil duduk di angkringan, mata saya tertuju kepada seorang ibu-ibu penjual cilok bertuliskan “Cilok Legend Spesial Sambal Kacang” di sisi barat Alun-alun Kidul Jogja. Sejak tadi ia tak henti-hentinya melayani orang yang berhenti dari motor untuk membeli cilok tersebut.

Pada Rabu (24/4/2024) pagi kemarin saya datang ke Alun-alun Kidul Jogja, awalnya bukan untuk menulis kisah penjual cilok. Melainkan untuk menulis kisah sejarah Bangsal Gajahan, kandang gajah Keraton Jogja yang dulu jadi hiburan warga. Namun, penjual itu mengalihkan perhatian saya.

Beranjak dari angkringan, saya lantas mencoba memesan cilok tersebut. Sekaligus bertanya kepada perempuan bernama Siti Zumiatun (47) tentang kisah Bangsal Gajahan yang terletak persis di belakang sepeda jualannya.

Ternyata memang tidak salah, Siti, cukup tahu banyak mengenai Alun-alun Kidul Jogja. Suaminya, dulu sudah jualan cilok di sini sejak sekitar awal 90-an. Merintis usaha ini sebelum menikah dengan Siti.

cilok legend alun-alun kidul jogja.MOJOK.CO
Pembeli di Cilok Legend Alun-alun Kidul Jogja (Hammam/Mojok.co)

Ternyata nama legendaris memang bukan sekadar jargon belaka. Siti mengklaim kalau suaminya terhitung penjual awal cilok di Jogja. Agak berbeda dengan cilok di Jawa Barat, cilok legendaris ini ukurannya kecil-kecil.

“Orang juga dulu menyebutnya salome,” cetusnya.

Selain ukurannya yang kecil dan sambal kacang, ciri khas cilok ini adalah penggunaan chilli oil atau minyak cabai. Menambah cita rasa pedas gurih yang khas. Baru kali ini saya temui pedagang cilok yang menggunakan minyak cabai untuk penambah kesedapan rasa.

Semua racikan bumbu itu, menurut Siti, tercetus dari suaminya. Cita rasa yang terus ia pertahankan meski sang suami telah tiada.

“Suami saya sudah meninggal Mas tahun 2021 lalu,” katanya sambil mengudek sambal kacang untuk melumuri cilok. Suaminya meninggal karena sakit jantung.

Cilok Legend Jogja dengan harga terjangkau yang bikin orang Klaten rela ke Jogja

Cilok Legend memang jadi saksi kisah Siti dengan almarhum Sahir. Keduanya merupakan perantau dari Jepara. Siti baru merantau ke Jogja setelah menikah. Sedangkan Sahir sudah terlebih dahulu datang ke Jogja karena ikut dengan kakaknya. Sahir, bahkan dulunya sekolah di Jogja.

Kini, Siti bersama kedua anaknya lah yang menuruskan bisnis jualan cilok legendaris. Ia berjualan di Alun-alun Kidul Jogja saat pagi dan di dekat Pasar Ngasem saat sore.

Saat kami berbincang, pembeli tak henti-hentinya datang menghampiri lapak Siti. Beberapa, seperti sudah tampak akrab.

Iklan

“Banyak pelanggan lama memang,” ujarnya tersenyum.

Pemilik Cilok Legend.MOJOK.CO
Sosok pemilik Cilok Legend Jogja (Hammam/Mojok.co)

Orang bisa membeli cilok ini dengan harga yang relatif terjangkau. Kebanyakan membeli Rp5000 tapi ada juga yang membungkus dengan harga Rp3000 saja. Harga yang dibuat terjangkau ini lantaran dulunya memang cilok legendaris Jogja ini menyasar pasar anak sekolahan.

Di tengah obrolan kami, ada perempuan yang datang berboncengan dengan lelaki. Tanpa ragu, perempuan itu turun dan langsung memesan beberapa bungkus cilok harga Rp5000-an.

“Ini kayaknya pelanggan lama. Iya to Mbak?” kata Siti, menyapa perempuan itu.

Perempuan bernama Adinda (28) itu langsung tersenyum dan membenarkan. Ia mengaku sudah langganan sejak masih sekolah SMP tak jauh dari Alun-alun Kidul Jogja.

“Sudah lama Mas. Walah, sebelum 2011 apa ya dulu. Sampai sekarang masih beli. Saya sekarang tinggalnya di Klaten kalau ke Jogja ya mampir sama suami,” katanya sambil meliirik lelaki yang tak turun dari motor.

Duka warga Jogja saat pemilik cilok legendaris Alun-alun Kidul meninggal

Adinda, lantas bercerita, soal duka yang ia rasakan saat suami Siti meninggal pada 2021 silam. Baginya, Sahir, merupakan sosok penjual yang ramah kepada pelanggan.

“Wah, dulu itu sampai viral Mas. Saya lihat di Facebook dan Instagram ada banyak yang berbela sungkawa,” tuturnya.

Saat mengecek media sosial, saya memang menemukan beberapa arsip ungkapan duka. Salah satunya ada di akun X @JogjaUpdate. Pada unggahan itu, banyak warganet yang berbagi kisahnya.

Terimakasih pak Sahir. Legend bersama ciloknya. Selamat beristirahat, kebaikan mu akan selalu dikenang @gembulfoodie pic.twitter.com/M9apNrxb54

— jogjaupdate.com (@JogjaUpdate) July 26, 2021

Ada yang bercerita telah jadi pelanggan sejak SD sekitar tahun 1996. Ada pula yang bercerita kalau anaknya sering diberi cilok gratis saat di sekolahan. Setidaknya, kisah-kisah itu menjadi penanda bahwa cilok legendaris ini bukan sekadar nama.

Siti pun lantas bercerita, ketika ia mulai kembali berjualan setelah libur beberapa waktu sepeninggal suaminya, pelanggan langsung ramai sampai mengantre panjang. Sebagian di antara mereka menyampaikan bela sungkawa.

“Saya jualan itu matanya masih bengkak gitu mas dulu. Rasanya mau nangis setiap pelanggan menyampaikan bela sungkawa,” tuturnya.

Namun, hari-hari berat itu perlahan terlewati. Siti bersama dua anaknya sekarang bekerja sama untuk meneruskan Cilok Legend. Anak pertamanya yang laki-laki banyak bergulat dengan racikan dan pembuatan cilok di dapur.

Sementara anak keduanya, perempuan yang kini sedang berkuliah di Universitas Alma Ata, kerap membantu berjualan saat sore di dekat Pasar Ngasem.

Penulis: Hammam Izzuddin

Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Mengenang Keberadaan Gajah di Alun-alun Kidul Jogja, Sumber Kebahagiaan Warga dan Simbol Kebijaksanaan Sultan yang Hilang

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.

Terakhir diperbarui pada 25 April 2024 oleh

Tags: alun-alun kidulcilokcilok legendaris jogjaJogja
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO
Liputan

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO
Ekonomi

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO
Liputan

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.