Kuliah di Jurusan Ilmu Sejarah bukan impian Hendri (26) sejak awal lulus SMA, bahkan bisa lolos seleksi di kampus prestise seperti Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) adalah jackpot. Namun, Hendri tak menyangka jurusan yang dipilihnya malah jadi petaka yang membuatnya susah lulus.
2017 lalu, Hendri berangkat sendirian dari Pulau Bangka ke Jogja menggunakan bus untuk kuliah di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Di tahun tersebut, pemuda asal Banyumas, Jawa Tengah itu dinyatakan lolos lewat jalur SNMPTN.
Ia memang jadi siswa langganan yang masuk peringkat tiga besar saat SMA. Rata-rata, nilai rapornya meningkat di tiap semester. Namun, ia tidak punya alasan khusus untuk memilih Jurusan Ilmu Sejarah.
“Sebetulnya, saya nggak benar-benar memilih Jurusan Ilmu Sejarah, bahkan sejak awal saya tidak ada motivasi khusus untuk kuliah karena keterbatasan biaya,” kata Hendri, Senin (26/5/2025).
Beasiswa kuliah dicabut
Kedua orang tua Hendri adalah buruh pabrik batu bata. Bisa makan dan lulus sekolah sampai SMA saja, sudah membuat ketiganya bersyukur. Bahkan setelah lulus SMA, Hendri sudah berencana meneruskan kerja di pabrik tersebut jika tidak lolos SNMPTN.
Tapi ternyata, Tuhan punya rencana lain untuk Hendri. Lolos dan dinyatakan sebagai mahasiswa di Jurusan Sejarah UNY adalah keajaiban baginya. Walaupun, orang tuanya saat itu sempat khawatir jika Hendri tidak bisa beradaptasi di tempat baru.
Selain itu, butuh biaya besar juga untuk memenuhi kebutuhan hidup Hendri di perantauan. Oleh karena itu, hari-hari sebelum mengikuti perkuliahan sebagai mahasiswa di Jurusan Ilmu Sejarah UNY, Hendri sudah mencari beasiswa bidikmisi dan diterima.
“Bagi aku pribadi, kemampuan untuk membiayai pendidikan sendiri tanpa harus membebani orang tua itu sudah jadi prestasi non-akademik ku,” ucapnya.
Beasiswa bidikmisi merupakan bantuan dana pendidikan dari pemerintah kepada mahasiswa atau calon maba berprestasi, tapi terancam tidak bisa melanjutkan kuliah karena tidak mampu secara finansial. Kini, beasiswa tersebut bertransformasi menjadi Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.
Syarat penerima beasiswa tersebut dapat dilihat dari prestasi belajar di SMA atau pencapaian Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) di atas 3,0 saat kuliah. Angka itu harus mampu mereka pertahankan atau ditingkatkan agar beasiswanya aman, alias tidak dicabut.
Tugas kuliah anak Jurusan Ilmu Sejarah sulit
Sialnya, Hendri merasa terjebak sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Sejarah UNY karena kesulitan mengerjakan tugas akhir atau skripsi. Ia pun nyaris kena drop out karena hampir tak menyelesaikan kuliahnya selama 14 semester di UNY.
“Beasiswa saya sampai dicabut karena masa studi yang melebihi batas ketentuan,” ucap Hendri.
Tugas akhir di Jurusan Ilmu Sejarah, kata Hendri, memang sedikit berbeda dengan jurusan lain sebab acuannya adalah arsip. Jika tidak ada arsip, maka dia tidak bisa menulis sejarah termasuk untuk membuat skripsi.
“Sebenarnya, saya bisa menyelesaikan skripsi Jurusan Ilmu Sejarah tiga tahun lebih awal jika saya diberi akses, terutama terhadap arsip yang saya butuhkan,” kata Hendri.
Tiga tahun lalu, Hendri sudah berupaya mencari arsip ke Dinas Arsip Provinsi Jawa Tengah di Semarang, Dinas Arsip Kabupaten Banyumas, hingga Arsip Nasional Republik Indonesia tapi belum membuahkan hasil.
Sampai akhirnya, Hendri mendapat informasi bahwa arsip yang ia cari berada di tangan seorang profesor yang ada di salah satu universitas di Banyumas. Kabarnya, profesor tersebut juga merupakan sejarawan lokal.
Hendri sempat bertemu profesor tersebut dan melakukan wawancara secara resmi. Sayangnya, ia mengaku kecewa karena tidak mendapatkan hasil yang diharapkan.
“Beliau sempat menyinggung sekilas bahwa pada tahun depan akan ada penelitian yang serupa dengan topik skripsi saya. Dari situ saya menduga, mungkin beliau enggan membagikan data karena tidak ingin penelitiannya didahului oleh mahasiswa,” ujar Hendri.
Namun lagi-lagi ia menegaskan, kalau itu hanya sebatas kecurigaan. Karena merasa sulit dan kepayahan mengerjakan skripsi, Hendri memilih mencari kerja untuk memenuhi kebutuhan hidup, mengingat beasiswanya juga sudah dicabut.
Raih gelar sarjana Ilmu Sejarah usai 14 semester
Ia pun memutuskan kembali ke kampung halamannya di Pulau Bangka pada tahun 2021 sembari menunda pengerjaan skripsinya. Di sana, Hendri bekerja sebagai desainer interior di salah satu perusahaan swasta.
Pada tahun 2023, Hendri memutuskan resign dan beralih menjadi pedagang kaki lima dengan berjualan pancake. Namun, di sela-sela kesibukannya itu ia mengaku tak bisa berhenti memikirkan cara untuk menyelesaikan kuliahnya di Jurusan Ilmu Sejarah UNY.
“Hingga akhirnya di awal tahun 2024 saya pulang ke Banyumas untuk fokus menyelesaikan skripsi. Saya pun mengganti topik penelitian dan mengajukan topik yang baru,” kata Hendri.
Beruntung, topik penelitiannya tersebut diterima sampai akhirnya ia mengikuti sidang skripsi dan berhasil wisuda pada Agustus 2024. Lulus wisuda, Hendri langsung mendaftar CPNS dan diterima menjadi pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bangka Barat, Jurusan Ilmu Sejarah.
“Saat ini saya masih bekerja sebagai freelancer serabutan desain grafis sembari menabung dan mempersiapkan diri untuk bertahan di tempat baru tersebut” ucap Hendri.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Mahasiswa Psikologi Ditakuti Jurusan Lain karena Dikira Jago Cenayang, Bisa “Membedah” Isi Hati dan Pikiran Tanpa Diminta atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.