Sarjana Akuntansi nekat pilih buka warung penyetan di tengah keluarga PNS. Dari dulu sampai sekarang masih diremehkan keluarga, padahal tak banyak yang tahu kalau ia memiliki pemasukan yang mengalahkan PNS.
***
Sehari-hari Miko (29) hanya terlihat bekerja dengan celana pendek dan kaos oblong. Satu sisi ada kekecewaan dari pihak keluarga Miko yang mayoritas adalah PNS. Karena keluarga menghendaki Miko juga bekerja dengan mengenakan seragam.
Hanya saja, Miko tak bisa menyangkal bahwa ia sendiri memang tidak punya minat untuk menjadi PNS. Ia punya perhitungan sendiri soal profesi yang hendak ia jalani.
“Keluarga merasa jadi PNS itu lebih aman. Nggak ada PHK, ada pensiunan. Di mata keluarga, pekerjaan yang mapan itu ya jadi PNS,” ujar Sarjana Akuntansi itu kepada Mojok, Rabu (15/05/2024).
Sarjana Akuntansi yang ingin jualan sempolan
Miko sendiri merupakan Sarjana Akuntansi alumnus IAIN Surakarta atau sekarang bernama UIN Raden Mas Said Surakarta (seterusnya kita sebut saja UIN Solo). Ia kuliah dalam rentang 2015-2019. Ia lulus dengan IPK 3,49.
“Saya beranikan diri untuk merantau ke Kota Solo seorang diri karena memang sudah menjadi keinginan saya kuliah di Solo sejak saya masih SMP,” ungkap Sarjana Akuntansi asal Bengkulu tersebut.
Sejak menjadi mahasiswa Akuntansi di Solo, Miko memang mengaku sudah punya bayangan kalau lulus mau buka usaha kecil-kecilan di Bengkulu. Misalnya dengan menjual jajanan seperti sempolan, jajanan yang kerap ia jumpai di Solo.
Sebab, dari pengalamannya ngobrol dengan beberapa penjual sempolan di Solo, penghasilannya mengimbangi bahkan bisa di atas gaji PNS.
“Penjual sempolan untuk dapat Rp3 juta sampai Rp5 juta itu nggak sulit,” jelas Miko.
Sarjana Akuntansi yang nekat buka warung penyetan
Setelah lulus sebagai Sarjana Akuntansi UIN Solo, Miko pun memutuskan kembali ke Bengkulu. Ia lalu mulai memikirkan rencana bisnis apa yang bakal ia jalankan. Hanya saja ia mendapat tekanan demi tekanan dari keluarganya yang PNS.
Miko mencoba menjelaskan niatnya secara baik-baik kepada keluarga bahwa ia pengin bikin usaha kecil-kecilan. Mislanya dengan jualan sempolan seperti yang ia rencanakan dari Solo. Akan tetapi, ia justru mendapat tanggapan yang kurang enak didengar.
“Kalau cuma jualan kecil-kecil seperti itu, kenapa harus kuliah jauh-jauh di Solo? Toh ujung-ujungnya hanya jualan. Lulusan SD atau SMP pun bisa kalau cuma jualan kecil-kecilan seperti itu,” tutur Sarjana Akuntansi UIN Solo itu mencoba menirukan ucapan dari keluarganya yang PNS.
“Nanti bagaimana dengan penilaian orang lain kalau seorang Sarjana Akuntansi dari Solo balik Bengkulu hanya jualan sempolan? Pasti akan direndahkan,” sambung Miko masih menirukan respons keluarga tentang rencananya untuk jualan.
Pihak keluarga pun menyarankan agar Miko mencari-cari kerja dulu di perusahaan-perusahaan swasta. Tentu sambil menunggu adanya informasi pendaftaran CPNS. Miko pun manut saja.
Sarjana Akuntansi UIN Solo itu kemudian bekerja di sebuah lembaga keuangan syariah di Bengkulu. Pekerjaan yang masih ia jalani sampai tahun 2024 ini. Seiring waktu, Miko juga mewujudkan keinginannya untuk membuka usaha.
“Saya buka usaha warung ayam penyetan di kantin salah satu kampus swasta di Bengkulu,” terang Miko.
Baca halaman selanjutnya…