Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kampus

Nestapa Mahasiswa Bidikmisi: Dianggap Foya-foya, Padahal Buat Makan Saja Pernah Mengais Nasi Sisa Seminar

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
9 Januari 2024
A A
Nestapa Mahasiswa Bidikmisi: Dianggap Foya-foya, Padahal Buat Makan Saja Pernah Mengais Nasi Sisa Seminar MOJOK.CO

Ilustrasi Nestapa Mahasiswa Bidikmisi: Dianggap Foya-foya, Padahal Buat Makan Saja Pernah Mengais Nasi Sisa Seminar. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Sering utang di angkringan

Fadli mengaku, uang bidikmisinya tak pernah cukup hingga berbulan-bulan seterusnya. Seringnya, ia sudah benar-benar habis di dua bulan setelahnya. Untungnya, kakaknya yang sudah bekerja masih sering memberinya uang buat makan.

“Kadang kalau habis gajian, aku dikasih Rp200-300, lumayan lah buat melanjutkan hidup,” katanya.

Saking jarangnya punya uang, Fadli kerap berutang. Namun, ia semacam punya kode etik bahwa dirinya “cuma mau ngutang di warung-warung yang sudah akrab”. Ia pun sering berhutang di salah satu angkringan di Karangmalang. Kebetulan ia sudah menjadi langganan di sana, sehingga utang bukan sesuatu yang menjadi masalah.

“Kurang susah apa coba, nasi kucing aja ngutang terus, lho,” ujar Fadli.

Sampai-sampai, ia dan penjual angkringan sudah sama-sama paham. Ketika kalender sudah memasuki tanggal 20 ke atas, artinya Fadli datang buat ngutang.

“Biasanya aku bayarnya pas kakakku dah transfer lagi. Untungnya sekali bayar cuma 100-an ribu ya.”

Sering ikut seminar biar bisa makan gratis

Agaknya, kisah Fadli tak jauh berbeda dengan Maria (25). Mahasiswa UNY asal Sumatera Utara ini tak pernah merasakan kemewahan mahasiswa bidikmisi sebagaimana orang-orang gambarkan. Berasal dari orang tua petani yang hidupnya juga pas-pasan, ia harus menggantungkan hidupnya di perantauan dari uang bidikmisi.

“Boro-boro mau foya-foya, buat makan aja susah,” kata Maria ketika saya hubungi, Senin (8/1/2024).

Maria mengaku cukup beruntung karena punya lumayan banyak jejaring. Maria sangat akrab dengan organisasi mahasiswa asal daerahnya. Begitu juga dengan teman-teman jurusannya, di mana ia punya circle pertemanan yang cukup akrab. 

Nah, sayangnya, seperti yang ia sampaikan, semua teman-temannya juga miskin seperti dia. Alhasil, ketika sedang ngumpul mereka bukannya makan bareng, melainkan “lapar bersama”. 

Bahkan, demi mengisi perut, ia dan teman-temannya punya kebiasaan unik yang terus ia lakukan bahkan ketika menjelang lulus. Yakni berburu acara seminar demi dapat makan gratisan. Tentunya, seminar itu yang gratisan juga.

Kata Maria, tiap bulan ada banyak seminar yang mereka datangi. Mulai dari seminar-seminar bikinan universitas, fakultas, jurusan, ormawa, hingga acara sidang skripsi para mahasiswa yang kerap menyediakan nasi box. Akunya, persetan dengan isi materi, yang penting dapat makanan gratis.

“Itu metode pertahanan diri paling ampuh sih,” ujarnya. 

Akan tetapi, petualangannya mencari makanan gratis di seminar-seminar tak selalu indah. Ada kalanya, ia tak kebagian nasi. Masih untung jika masih mendapat snack. Seringnya, ia hanya kejatah tanda tangan saja.

Iklan

“Sedih sih kalau diingat-ingat. Biasanya kalau enggak dapat makan, yaudah bubar jalan aja gausah lanjut sampe acara selesai.”

Mahasiswa bidikmisi yang terpaksa ngumpulin nasi sisa seminar

Salah satu kisah yang selalu bikin ia menangis jika mengingatnya terjadi pada akhir 2019 lalu. Maria ingat betul, kala itu ada acara stadium general di Gedung Rektorat UNY. Sayangnya, ia dan teman-temannya tidak bisa ikut karena acara itu khusus mahasiswa baru. Akhirnya, mereka hanya bisa menahan lapar sambil WiFi-an di selasar Gedung Rektorat.

Setelah acara selesai, para peserta Stadium General berbondong keluar. Banyak di antara mereka yang makan dan meninggalkan sampah nasi box tersebut di selasar gedung. Awalnya, Maria hanya memendam “niat gila” itu. Namun, ia memandang teman-temannya yang agaknya punya pikiran yang sama sepertinya.

“Akhirnya kami bisik-bisik. Diputuskan nunggu aja dulu sampe keadaan sepi. Pas udah enggak ada orang, kita bongkar satu per satu box. Kita ambilin nasi sisa dan lauk-lauk yang kira-kira masih layak terus dibawa ke kos,” katanya.

“Kalau diinget-inget, rasanya mau nangis aja sih karena ternyata pernah sesusah itu. Enggak kepikiran aja kita bisa punya niat segila itu, makan sisa orang tanpa jijik. Apalagi kalau bukan karena kepepet,” lanjut Maria.

Sudah sejak dua tahun lalu Maria lulus dari UNY. Kini ia sudah bekerja di salah satu instansi pemerintah di kota asalnya dan mulai menata hidupnya ke arah yang lebih baik. Namun, ia mengaku bahwa kehidupan penuh perjuangan di perantauan tak akan pernah ia lupakan.

“Bakal selalu aku ingat gimana susahnya dulu. Sekalian mau berpesan kalau enggak semua mahasiswa bidikmisi itu berkecukupan, karena banyak kok yang susah beneran,” pungkasnya. 

Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Kisah Mahasiswa UNY Bertahan Hidup di Jogja Bermodalkan Rp250 Ribu per Bulan

Ikuti berita terbaru dari Mojok di Google News

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 9 Januari 2024 oleh

Tags: bidikmisiKIPmahasiswa bidikmisipilihan redaksi
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO
Ragam

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO
Ragam

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO
Ragam

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
UGM MBG Mojok.co

Gadjah Mada Intellectual Club Kritisi Program MBG yang Menyedot Anggaran Pendidikan

28 November 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.