Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kampus

Mahasiswa PTN Bohong ke Orang Tua, Mengaku Dapat Beasiswa padahal Diam-Diam Kuliah Sambil Kerja demi Gelar Sarjana

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
4 Agustus 2025
A A
Kulaih di PTN, beasiswa.MOJOK.CO

Ilustrasi - Derita Mahasiswa Kuliah Sambil Kerja (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Seorang mahasiswa di PTN Semarang, mengaku ke orang tua bahwa dirinya mendapatkan beasiswa. Padahal, dia aslinya kuliah sambil kerja. Motivasinya berbohong karena tak mau membebani orang tuanya.

***

Telepon seluler itu terasa dingin di telapak tangan Fatimah* (23). Di ujung sana, ada suara ibunya yang terdengar begitu gembira.

“Alhamdulillah, nak. Semoga menjadi berkah,” kata Fatimah, Minggu (3/8/2025), mengingat kalimat yang diucapkan ibunya kira-kira empat tahun lalu.

Suara itu penuh kebanggaan. Suara tangis haru sang ibu juga bisa ia dengarkan. Namun, di detik itu juga, Fatimah tahu bahwa dia sedang memulai sebuah kebohongan.

“Iya, Bu. Alhamdulillah biaya kuliah empat tahun ke depan sudah ditanggung pemerintah. Jadinya ibu nggak perlu khawatirin aku di sini ya,” sahut Fatimah, mempertegas kebohongannya.

Tapi, apa boleh buat. Skenario berbohong dapat beasiswa ini adalah satu-satunya jalan agar ia bisa kuliah—tanpa membebani orang tua—dan mengubah nasib keluarga.

Ingin mengangkat derajat keluarga melalui kuliah

Fatimah berkisah, ia tumbuh di sebuah desa terpencil di Jawa Timur. Desa itu sunyi, jauh dari hingar-bingar kota. Satu-satunya suara yang sering ia dengar adalah deru mesin-mesin pabrik tempat bapak dan ibunya bekerja. 

Sejak kecil, anak kedua dari tiga bersaudara ini sadar betul kondisi ekonomi keluarganya yang serba pas-pasan. Kakaknya merantau ke Semarang, bekerja demi membantu keluarga. Sementara adiknya masih SMP dan butuh banyak biaya buat sekolah. 

“Makanya, aku punya keyakinan, Kak. Satu-satunya jalan untuk mengangkat derajat keluargaku, adalah dengan pendidikan. Aku harus kuliah,” ungkapnya.

Oleh karena itu, ia belajar sangat keras. Sebab, Fatimah percaya hanya dengan nilai yang bagus dan prestasi gemilang, dirinya bisa mendapatkan beasiswa dan melenggang masuk PTN impian tanpa membebani orang tua. 

Berhasil masuk PTN impian, tapi tidak dengan beasiswa

Sialnya, takdir berkata lain. Setelah berjuang mati-matian, memang pada akhirnya ia diterima di PTN idamannya di Semarang. Namun, ketika pengumuman beasiswa datang, namanya tidak tercantum di sana. 

Pada momen itu, Fatimah mengaku dunianya seperti sedang runtuh. Di kepalanya muncul bayangan wajah orang tua yang sudah lelah pulang kerja, tapi masih harus diberi beban memikirkan biaya kuliahnya.

“Di posisi itu, jujur aku antara lanjut atau udahan saja. Rasanya berat kalau tetap memilih buat kuliah,” ungkapnya.

Iklan

Sebenarnya, pada momen itu, Fatimah sudah ikut kakaknya ke Semarang buat bekerja—jaga-jaga kalau tak lolos PTN. Makanya, yang terbayang di kepalanya saat itu hanyalah fokus kerja dan kubur mimpi buat kuliah.

Namun, di momen serba galau itu, kakaknya datang dan memberi ide yang sungguh di luar dugaan: “beasiswa bohongan”. Kakaknya meminta Fatimah buat mengatakan kepada orang tuanya bahwa ia berhasil mendapatkan beasiswa.

Dan, dari skenario inilah obrolan di awal tulisan tadi muncul.

“Jadi, aku terpaksa berbohong dapat beasiswa biar orang tua nggak perlu memikirkan biaya kuliahku. Soal ke depan nanti gimana aku bayar UKT, ya aku bakal mencari cara sendiri. Yang terpenting orang tuanya bisa tenang dulu.”

Baca halaman selanjutnya…

Beban ganda di perantauan: kuliah sambil kerja bagai kuda, buat bayar UKT yang tak sedikit.

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 4 Agustus 2025 oleh

Tags: beasiswabeasiswa ptnKuliah di PTNmahasiswa ptnpilihan redaksiPTNptn semarangSemarang
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wali Kota Agustina Wilujeng ajak anak muda mengenal sejarah Kota Semarang lewat kartu pos MOJOK.CO
Kilas

Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang

20 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO
Ragam

Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas

20 Desember 2025
Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO
Kilas

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO
Ragam

Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

19 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pamong cerita di Borobudur ikuti pelatihan hospitality. MOJOK.CO

Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

16 Desember 2025
Sirilus Siko (24). Jadi kurir JNE di Surabaya, dapat beasiswa kuliah kampus swasta, dan mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola amputasi MOJOK.CO

Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

16 Desember 2025
Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan Mojok.co

Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan

21 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba

18 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO

Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas

20 Desember 2025
Berantas topeng monyet. MOJOK.CO

Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya

15 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.