Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Kampus

Kepedihan Mahasiswa Jakarta, Prestasi Mentereng tapi Terancam Putus Kuliah Gara-gara KJMU Diblokir Heru

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
7 Maret 2024
A A
Kepedihan Mahasiswa Jakarta, Prestasi Mentereng tapi Terancam Putus Kuliah Gara-gara KJMU Diblokir Heru.mojok.co

Ilustrasi Kepedihan Mahasiswa Jakarta, Prestasi Mentereng tapi Terancam Putus Kuliah Gara-gara KJMU Diblokir Heru (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Ribuan mahasiswa asal Jakarta terancam putus kuliah akibat Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) mereka tiba-tiba terblokir. Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono diketahui memang memangkas anggaran penerima KJMU, dari semula 19 ribu mahasiswa menjadi 7.900 saja.

Fyi, KJMU sendiri merupakan program bantuan bagi mahasiswa yang berasal dari keluarga tidak mampu yang berdomisili atau lahir di Jakarta. Beasiswa berlaku untuk jenjang pendidikan D3, D4, dan S1.

Melansir laman resmi Pemprov DKI Jakarta, mahasiswa penerima KJMU bakal mendapat bantuan senilai Rp1,5 juta per bulan atau Rp9 juta tiap semester. Total, ada 110 PTN yang bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta dalam program KJMU, baik itu universitas, politeknik, maupun institut.

Kepedihan Mahasiswa Jakarta, Prestasi Mentereng tapi Terancam Putus Kuliah Gara-gara KJMU Diblokir Heru.mojok.co
Ada 110 PTN yang bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta dalam program KJMU (dok. BPK Jakarta)

Selasa (5/3/2024) lalu, berita soal banyak mahasiswa yang tiba-tiba tak terdaftar lagi sebagai peserta KJMU ramai di media sosial. Kebanyakan dari mereka amat cemas karena selama ini menggantungkan nasib pada beasiswa ini.

IPK 4, tapi terancam putus kuliah

Satu dari 12 ribu mahasiswa yang terancam putus kuliah adalah Nurhaliza (20), mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Mahasiswa asal Jakarta ini mengaku, selama ini dia memang sangat menggantungkan biaya kuliahnya dari KJMU.

Selama empat semester kuliah, Nurhaliza “cuma” mendapat beban uang kuliah Rp500 ribu untuk membayar UKT saja. Sementara biaya lain untuk makan, kos, dan membeli buku-buku penunjang perkuliahan, sudah tercover dengan adanya KJMU.

Saat tahu kalau namanya tak terdaftar lagi sebagai penerima KJMU, tentu bikin dia shock berat. Sebab, ia cemas tak bisa membiayai studinya lagi karena sang ayah hanya bekerja sebagai penjual kopi pinggir jalan yang hasilnya cuma cukup buat makan sehari-hari. 

“Selama ini, biaya kuliah dan kebutuhan lain menggantungkan dari KJMU. Kalau tidak bisa lagi mendaftar KJMU, otomatis tak akan mendapat bantuan lagi. Bagaimana nanti mau lanjut kuliah, biaya dari mana?,” ungkapnya, Kamis (7/3/2024) dengan penuh kekecewaan.

Seandainya benar-benar putus kuliah, ini bakal menjadi pukulan telak bagi Nurhaliza. Bagaimana tidak, sepanjang kuliah, ia tergolong sebagai mahasiswa berprestasi. Pada semester satu, mahasiswa Pertanian ini sempat meraih IPK 4.0.

“Pas semester 4, IPK masih bagus, 3.9,” ujarnya.

Tak mendapat alasan jelas mengapa terblokir dari KJMU

Nurhaliza mengaku sangat bingung mengapa namanya tak tercatat lagi sebagai penerima KJMU. Jika merujuk persyaratan domisili, namanya sudah seharusnya terdaftar karena lahir dan besar di Jakarta. Saat ini ia tercatat beralamat di Jelambar Baru, Jakarta Barat.

Jika alasannya karena prestasi, tentu itu tidak make sense mengingat IPK-nya yang sangat tinggi. Apalagi jika berbicara soal tingkat ekonomi, Nurhaliza sangat layak mendapatkan KJMU karena benar-benar dari keluarga tidak mampu.

Atas semua kebimbangan ini, Nurhaliza sudah mencoba mencari jawaban. Ia sudah mendatangi bekas sekolahnya dulu SMA Negeri 23 Jakarta maupun ke kantor Pusat Pelayanan Pendanaan Personal dan Operasional Pendidikan (P4OP) Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Sayangnya zonk, tak ada jawaban memuaskan yang dia dapat.

“Mereka cuma mengatakan tidak layak tapi tidak ada keterangan sama sekali. Padahal di kampus saya masuk Golongan I, yang berarti masuk mahasiswa kategori miskin,” jelasnya.

Iklan

Tak tega jujur ke ibunya kalau tak terdaftar KJMU

Hal serupa juga dialami Novian (20), mahasiswa semester 4 asal Universitas Gadjah Mada (UGM). Sebagaimana Nurhaliza, ketika kabar soal pemangkasan penerima KJMU ramai di media sosial, mahasiswa asal Jakarta ini langsung mengecek namanya di laman P4OP.

“Lemes banget nama saya tak terdaftar lagi,” katanya, saat Mojok hubungi melalui pesan di media sosialnya, Kamis (7/3/2024) pagi.

Padahal, sama seperti Nurhaliza, Novian merasa memenuhi semua persyaratan menjadi peserta KJMU. Ia berasal dari Jakarta. Untuk Desil–pengelompokkan tingkat kemiskinan–sebelumnya ia masuk Desil 1 alias kategori paling miskin. Ibunya adalah orang tua tunggal yang bekerja sebagai rewang rumah makan tetangganya dengan penghasilan tak menentu.

Sementara dari segi prestasi pun tak perlu diragukan lagi. Hingga semester ke-4, IPK-nya berada di atas 3,5. “Makanya saya dan teman-teman kaget mengapa nama kami diblokir,” terangnya.

Novian pun mengaku sudah berjejaring dengan mahasiswa kampus lain yang mengalami nasib serupa. Novian dan temannya masih mengupayakan jalan tengah agar mereka bisa mendaftar lagi di KJMU.

Namun, selama proses itu berlangsung, ia mengaku tak tega mengaku ke ibunya. Ia tak ingin ibunya jadi kepikiran dengan nasib anaknya yang terkatung-katung tersebut.

“Enggak mau ibu tahu, saya kasihan banget,” ujarnya. “Kami masih usahakan, tapi kalau amit-amitnya beneran enggak ada jalan tengah, saya pasrah saja.”

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Kesedihan Mahasiswa Jogja yang Pernah Makan Sampah Gara-gara Bidikmisi Telat Cair

Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.

Terakhir diperbarui pada 7 Maret 2024 oleh

Tags: beasiswa kjmucara cek kjmukjmukjmu diblokirmahasiswa jakartapilihan redaksitidak terdaftar kjmu
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO
Ragam

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO
Ragam

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO
Ragam

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.