Tukang parkir minimarket sering dianggap sebagai pengganggu rezeki dan bikin minimarket kehilangan pelanggan. Salah satu alasannya karena mereka kerap meminta bayaran meski jelas terpampang tulisan parkir gratis dan tak bekerja sebagaimana mestinya. Tapi, bagaimana jika ada tukang parkir Alfamart yang tidak meminta bayaran dan tetap menata kendaraan serta membantu pengendaranya?
Mas Didik, tukang parkir Alfamart di Wonogiri adalah tukang parkir tersebut.
***
Sekitar satu kilometer dekat rumah saya, ada Alfamart yang punya ATM BCA. Saya selalu ambil duit di situ karena satu alasan: tukang parkirnya tidak pernah meminta bayaran. Sekali pun tidak pernah.
Penasaran, kemarin saya mendatangi Alfamart tersebut untuk memastikan bahwa saya beneran tidak ditarik parkir. Dan benar, saya tidak diminta uang lagi.
Akhirnya, hari ini saya datangi beliau untuk saya wawancarai. Awalnya saya ragu, sebab tatapan beliau saat di tempat begitu tajam. Entah karena matahari yang tak ragu-ragu memancarkan panasnya, atau memang beliau seperti itu orangnya. Dengan langkah agak ragu, saya datangi beliau lalu mengutarakan niat saya. Raut wajah beliau langsung berubah bersahabat dan bersedia untuk diwawancara.
Mas Didik, nama beliau, adalah tukang parkir Alfamart daerah Bulusulur, Wonogiri. Saya sudah bertemu beliau berpuluh-puluh kali, tapi baru kali ini bisa berbincang dan bertukar cerita.
Saya buka wawancara dengan pertanyaan yang bikin saya pening, kenapa beliau tak pernah menarik tarif parkir di Alfamart. Beliau menjawab dengan senyuman, suka rela saja. Nggak dikasih nggak apa-apa, dikasih alhamdulillah.
Beliau bilang bahwa memang dari awal dia parkir di sini, kesepakatannya adalah pelanggan sebaiknya ditarik parkir suka rela. Tapi memang di mana pun Mas Didik bertugas, dia selalu memegang prinsip tidak menarik tarif.
“Aku di mana saja suka rela, Mas. Saya pernah parkir di Solo, di Lantas Wonogiri yang lama juga begitu. Di sini pun sama, Mas. Nggak pernah saya tarik.”
Percakapan terhenti sejenak, ada mobil mau keluar. Beliau bergegas mengarahkan mobil tersebut.
Meminimalisir kecelakaan
“Mas, monggo lenggah, ngobrol riyin sama ibunya. Dia juga tahu kok.”
Saya duduk sebentar, sembari menunggu Mas Didik mengatur mobil tersebut. Saya kemudian bertanya ke ibu penjual siomai yang duduk di dekat Mas Didik. Beliau juga jualan di sini sejak lama. Beliau menjawab, memang seperti itulah Mas Didik.
“Anak sekolah bayar aja dia tolak, Mas. Kasihan, katanya. Anak sekolah sangunya berapa. Memang begitu orangnya.”
“Lebaran pun beliau nggak narik uang parkir. Tapi tetap dikasih. Malah lumayan gede. Ada yang ngasih lima ribu, sepuluh ribu.”
Ibu penjual siomai tersebut bilang kalau peran Mas Didik di sini vital. Sebab, jalanan ini ramai dan penuh kendaraan ngebut. Beliau bercerita kalau minggu lalu ada orang kecelakaan di depan Alfamart ini, tapi bukan pelanggan Alfamart.
“Karyawan situ (menunjuk salah satu bangunan di dekat situ) kemarin kecelakaan ditabrak motor ngebut. (Parkiran) Ini kalau nggak diamanin Mas Didik, yo bahaya Mas.”
Saya melihat jalannya. Panas. Lalu ada motor kejar-kejaran, kemudian bus mini yang ngebut, disusul truk yang sama kencangnya. Saya tahu maksudnya.
Baca halaman selanjutnya