Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Catatan

Stasiun Lempuyangan, Tempat Pertama yang Bikin Perantau Jakarta “Kasihan” dengan Orang Jogja

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
8 Mei 2025
A A
Stasiun Lempuyangan Jogja. MOJOK.CO

ilustrasi - Stasiun Lempuyangan, Tempat Pertama yang Bikin Perantau Jakarta “Kasihan” dengan Orang Jogja (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Bagi banyak orang, Stasiun Lempuyangan adalah tempat pertama mengenal Jogja. Tak cuma itu, stasiun ikonik ini juga jadi tempat pertama yang menyuguhkan berbagai ketimpangan di kota pelajar.

***

Rencana penataan Stasiun Lempuyangan menuai polemik akhir-akhir ini. Pasalnya, wacana itu bakal menggusur warga di Kampung Tegal Lempuyangan, Bausasran, Kemantren Danurejan, yang lokasinya berdekatan dengan stasiun.

Semua berawal ketika PT KAI mengklaim 14 rumah di sekitar stasiun sebagai aset mereka, berdasarkan Palilah yang ditandatangani oleh GKR Mangkubumi pada Oktober 2024 lalu. BUMN itu pun meminta warga untuk meninggalkan lokasi tersebut paling lambat Mei 2025.

Sementara pihak warga yang tinggal di sana juga memiliki memiliki Surat Keterangan Tanah (SKT), yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) Republik Indonesia. Sebagai informasi, Palilah dan SKT memiliki kedudukan setara. Keduanya berada satu tingkat di bawah status Tanah Kekancingan, sebab tanah yang dipersengketakan itu merupakan Sultan Ground (SG). Oleh karena itu warga di Tegal Lempuyangan menolak digusur oleh PT KAI.

Menambah masalah lain yang sudah ada di dekat Stasiun Lempuyangan

Masalah penggusuran tersebut, dianggap cuma menambah masalah yang selama ini sudah menjamur di sekitar Stasiun Lempuyangan. Seperti ketimpangan, kemiskinan, hingga masalah lingkungan seperti sampah yang makin meresahkan.

Sebelumnya, Mojok sendiri telah menulis liputan berjudul “Keluar Stasiun Lempuyangan Langsung Disuguhi Ketimpangan Hidup Warga Jogja”. Liputan ini memperlihatkan “kekalahan-kekalahan” yang dirasakan para tukang ojek pengkolan. Mereka makin tersingkir akibat adanya ojek online. Penghasilan mereka turun drastis. 

Tak cuma tukang ojek pengkolan, kekalahan demi kekalahan juga dialami oleh para porter stasiun. Sebagian besar dari mereka adalah akamsi alias warga setempat. Salah satu porter yang pernah Mojok ajak ngobrol adalah Saderi. Usianya kira-kira 70 tahun. Ia mengaku sudah 30 tahun lebih kerja sebagai porter.

Awalnya kerja di Stasiun Tugu. Namun, karena satu dan lain hal, sejak 1998 ia pindah ke Stasiun Lempuyangan. Sayangnya, dua stasiun ini bak bumi dan langit: Tugu dianggap elite, sementara Lempuyangan lebih merakyat (kata ganti untuk label “stasiunnya orang-orang miskin”).

Oleh karena hal itu pula, penghasilan yang ia dapatkan jauh menurun ketimbang saat masih kerja di Stasiun Tugu. Apalagi setelah pandemi Covid-19 hanya sedikit orang yang masih mau menggunakan jasa porter.

“Penghasilan kami kan tergantung orang yang pakai jasa. Kalau nggak ada penumpang yang minta bantuan, ya nggak ada penghasilan, Mas,” ujarnya, beberapa waktu lalu. “Kalaupun ada yang pakai jasa, biasanya dikasih seikhlasnya.”

Perantau Jakarta merasa kasihan dengan orang Jogja

Orang yang juga merasa ngeh dengan realitas pahit di sekitar Stasiun Lempuyangan adalah Dodi (31), perantau asal Jakarta yang kini bekerja sebagai dosen salah satu PTS di Jogja.

Pada 2018 lalu, Dodi pertama kali datang ke Jogja untuk menuntaskan studi S3-nya. Sebelumnya, lelaki asal Jakarta ini memang beberapa kali liburan ke Jogja, tapi selalu turun di Stasiun Tugu.

“Tapi dulu aku pertama turun di Stasiun Lempuyangan dari Solo, memutuskan berjalan kaki menuju penginapan di sekitar sana. Dan, ya, aku menyadari betul adanya masalah sosial serius yang dialami warga Jogja,” ungkapnya, Rabu (7/5/2025).

Iklan

Baca halaman selanjutnya…

Realitas di Stasiun Lempuyangan adalah gambaran umum masalah di Jogja. Dari ketimpangan sosial, kemiskinan, sampai masalah sampah.

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 8 Mei 2025 oleh

Tags: Jogjakota jogjaStasiun LempuyanganStasiun Lempuyangan Jogja
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Keturunan Keraton Yogyakarta Iri, Pengin Jadi Jelata Jogja Saja! MOJOK.CO
Esai

Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

18 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO
Ragam

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Berantas topeng monyet. MOJOK.CO
Liputan

Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya

15 Desember 2025
Peringatan Hari Monyet Ekor Panjang Sedunia di Jogja. MOJOK.CO
Bidikan

Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah

15 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Sirilus Siko (24). Jadi kurir JNE di Surabaya, dapat beasiswa kuliah kampus swasta, dan mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola amputasi MOJOK.CO

Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

16 Desember 2025
Pasar Petamburan di Jakarta Barat jadi siksu perjuangan gen Z lulusan SMA. MOJOK.CO

Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah

19 Desember 2025
Riset dan pengabdian masyarakat perguruan tinggi/universitas di Indonesia masih belum optimal MOJOK.CO

Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan

18 Desember 2025
Peringatan Hari Monyet Ekor Panjang Sedunia di Jogja. MOJOK.CO

Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah

15 Desember 2025
Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025
Atlet panahan asal Semarang bertanding di Kota Kudus saat hujan. MOJOK.CO

Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

19 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.