“Kehilangan” anak di Taman Remaja Surabaya
Kalau saya kehilangan uang, seorang laki-laki dewasa asal Surabaya pernah kehilangan anaknya yang berusia 10 tahun di TRS. Ceritanya begini, laki-laki tersebut mendampingi putri bungsunya yang ikut lomba pembacaan puisi Bahasa Jawa di THR.
Setelah putrinya tampil, ia mengajak putri bungsu dan anak pertamanya pergi bermain. Anak pertamanya ingin mencoba wahana roller coaster. Namun, karena tinggi putri bungsunya belum memenuhi syarat maka ia tidak diperbolehkan main oleh petugas.
Saat itulah, putri bungsunya hilang dari pengawasan bapak tersebut. Ia terlalu fokus melihat anak sulungnya bermain roller coaster hingga tak sadar jika putri bungsunya menjauh dari area tersebut karena kesal.
Dengan perasaan gelisah, bapak itu datang ke pusat informasi untuk melaporkan anaknya yang hilang. Petugas pun langsung mengumumkan nama dan ciri-ciri anak tersebut lewat pengeras suara, sehingga terdengar di seantero THR.
“Waktu itu aku balik ke gerombolan teman-teman, sambil lihat pementasan. Tiba-tiba guruku datang dan bilang kalau aku lagi dicari,” kenang Nabila (24) semasa kecil, Rabu (26/3/2025).
“Eh, pas sudah ketemu aku malah ditoyor dari belakang. Bapakku marah-marah ‘nak ndi ae awakmu iku?!’ (kemana saja kamu itu),” ucap Nabila sambil terkekeh.
Taman bermain impian
Kenangan itu menjadi cerita lucu saya dan Nabila di TRS. Taman hiburan rakyat yang sudah ada sejak tahun 1971 itu akhirnya tutup pada tahun 2018. Seluruh wahananya terbengkalai. Termasuk Si Ulil, kereta berbentuk ulat yang ikonik di TRS itu sudah tak lagi beroperasi.
Palang bertuliskan “Pelanggaran Perda Kota Surabaya Nomor 23 Tahun 2012” membekukan TRS. Taman favorit warga Kota Surabaya itu tersegel garis polisi. Hingga 5 tahun bergulir, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akhirnya meresmikan TRS kembali.
Pemkot Surabaya telah membuka lahan eks TRS di Jalan Kusuma Bangsa Surabaya sejak Agustus 2024 lalu. Ia mengubah namanya menjadi Surabaya Expo Center (SBEC). Di sana, masyarakat bisa menikmati pasar rakyat hingga konser musik.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga, serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya, Heri Purwadi menginfromasikan, SBEC dibuka mulai pukul 15.00 hingga 22.00 WIB.
“Ini adalah tempat yang diidam-idamkan, sebab Wali Kota Eri Cahyadi berinisiatif menjadikan tempat itu agar bisa meningkat PAD (Pendapatan Asli Daerah),” ujar Heri dikutip melalui laman resmi Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur, Kamis (27/3/2025).
Meski sudah dibuka dengan nama baru, SBEC terasa asing bagi saya, Habibah, dan Nabila. TRS tetap menjadi tempat favorit warga Surabaya pada masanya, mulai dari kenangan sial dan bahagia. Dari TRS-lah kami belajar, betapa pentingnya menjaga “harta berharga”.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Taman Prestasi, Pilihan Main Warga Surabaya yang “Berjarak” dari Kemewahan Mal atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.












