Mahasiswi yatim piatu korban penutupan jurusan
Ketika sudah memasuki semester 5, tiba-tiba Prodi Diploma III Ilmu Perpustakaan ditutup berdasarkan kebijakan Menteri Agama RI.
Sontak saja hal tersebut membuat Nurhazizah sempat drop sederop-dropnya. Ia mengaku sangat frustasi.
Bagaimana tidak, beasiswa yang ia dapat dari SOS Childrens Village hanya berlaku hingga semester 6. Sementara prodinya tutup saat ia sudah masuk semester 5, tinggal satu semester lagi. Terbayang betapa frustasinya Nurhazizah waktu itu.
“Sesuai kesepakatan awal, pihaknya hanya membantu biaya kuliah hanya 6 semester untuk jenjang Diploma,”kata Nurhazizah.
Berhenti kuliah karena tak ada biaya
Mahasiswi yatim piatu asal Aceh itu pun mengaku sempat dalam ambang batas keputusasaan. Ia tak terbayang, bagaimana nasibnya setelah itu. Masa depan di matanya tampak begitu gelap dan suram.
“Saat proses perpindahan dari DIII ke S1 Ilmu Perpustakaan, saya harus berhenti kuliah. Karena tidak mungkin melanjutkan tanpa ada beasiswa dari Yayasan SOS Childrens Village,” ungkapnya.
Namun, Nurhazizah tak mau berlarut-larut. Ia bertekad bahwa ia harus sukses, ia harus bisa kuliah, harus bisa menjadi seorang sarjana.
Tekadnya tersebut berbuah manis. Nurhazizah akhirnya resmi menjadi seorang sarjana pada Rabu, (24/8/2022) lalu.
“Alhamdulillah saat kuliah UKT saya Rp900 ribu. Tanpa sponsor dari orang tua,” ujarnya.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Agung Purwandono
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News