ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Liputan

Mendalami Fakta di Balik Bisnis Kos di Jogja, Bisnis yang Katanya Bikin Kaya, padahal Nunggu Balik Modalnya Bisa Satu Generasi Lewat

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
4 Juni 2024
0
A A
Siasat Mahasiswa Jogja Ngekos Pasutri Demi Tekan Pengeluaran: Rp600 Ribu Dapat Eksklusif, Bebas, tapi Penuh "Drama Keluarga".MOJOK.CO

Ilustrasi Siasat Mahasiswa Jogja Ngekos Pasutri Demi Tekan Pengeluaran: Rp600 Ribu Dapat Eksklusif, Bebas, tapi Penuh "Drama Keluarga" (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Katanya, kalau mau kaya, bikinlah kos di Jogja. Niscaya, uang menghampirimu dengan begitu mudah, katanya. Tapi, kenyataan, biasanya punya jawaban yang berbeda dari yang ada di angan.

Grantino (27) adalah salah satu pengusaha kos di Jogja. Dia punya dua rumah kos berjumlah total 12 kamar di Umbulharjo, daerah dekat XT Square Jogja. Usaha ini sudah dia jalani sejak 2013 tahun, bersama bapaknya. Tentu, dia tahu betul usaha ini luar dalam.

Saat mendapat kesempatan bertanya tentang usahanya (02/06/2024), saya langsung bertanya banyak hal tentang kosan, salah satunya adalah modal. Harga tanah di Jogja ini mahal, mahal banget, dan bikin usaha kos tentu butuh modal yang amat besar. Tapi, Grantino berkata bahwa modalnya amat sedikit karena sudah punya rumah duluan.

“Modal kosku sebenarnya nggak banyak, Mas, nggak sampai 20 juta kalau aku hitung-hitung lagi. Soalnya pada dasarnya, rumah ini kamarnya udah banyak. Jadi tinggal renovasi saja. Ada kamar yang luas dan bisa disekat jadi tiga kamar. Ini ngomongin rumahku yang baru lho ya.”

“Kalau rumahku yang lama, itu bekas tinggalannya dari Simbah. Sudah dalam bentuk kosan memang, kamar sudah ready 6, ada dapur, tinggal renov dapur sedikit.”

Grantino lumayan beruntung sebab dia tinggal merenovasi rumah yang dia punya. Saya yakin misal dia membangun dari nol, 20 juta itu tak akan jadi apa-apa.

Hanya saja, Grantino mengaku bahwa rumah barunya itu memang dibeli dengan harga yang lumayan. Awalnya rumah baru dibeli bukan untuk kos, tapi ketika dilihat potensinya kok ada, jadilah diubah jadi kosan. Rumah tersebut dibeli seharga 575 juta, di daerah Umbulharjo. Katanya, bisa dapat rumah semurah itu (standar Jogja) karena keajaiban.

“Dari awal niatnya untuk rumah biasa aja. Tapi ada tiga kamar menganggur dan daripada bingung buat apa, mending jadi kos. Awalnya sih bingung mau jadi kos apa gudang.”

Ya jelas lah itu mah.

Maintenance pasti ada, tapi tak sebesar yang kita kira

Rumah baru Grantino yang dijadikan kos memang belum terisi penuh, tapi rumah lamanya sudah terisi penuh. Bahkan dia mengaku, tahun lalu semua penghuninya membayar setahun penuh. Dia mendapat 17 juta untuk 6 kamar, jadi ya, sekitar 2.8-2.9 juta per tahun. Sebenarnya itu terhitung murah, tapi melihat daerah kosnya yang memang lumayan jauh dari kampus, harga tersebut jadi terasa normal. Grantino saja mengaku untung.

“Genah bathi sih. Bapakku aja langsung renov rumah baru buat kos biar makin siap.”

Tapi, kos di Jogja, meski terlihat menguntungkan, perlu dilihat juga cost yang perlu dibayar agar semua berjalan lancar. Contoh, maintenance kos. Banyak yang merasa bahwa meski kos terlihat menguntungkan, tapi cost maintenance-nya bisa saja menyedot banyak. Grantino setuju tentang itu, meski dia sendiri merasa pengeluarannya wajar-wajar saja.

“Maintenance ki mesti ada. Cuman nggak banget-banget, Mas. Kalau di tempatku, masalah paling sering sih pompa air. Antara pompa air sering macet, atau korslet. Itu pun nggak sesering yang ada di pikiran orang-orang. Cuma beberapa kali setahun.”

Listrik tak semahal itu

Kalau kerusakan macam pipa bocor, air rembes, genteng bocor, cat, dan sebagainya, Grantino mengaku belum pernah mengalami hal tersebut. Jadi, maintenance dia tak semahal itu. Mungkin biaya lain yang perlu dibayar adalah wi-fi dan listrik.

“Nah, iki. Untuk biaya listrik, nggak begitu besar. Paling mentok 300-an/bulan. Oh iyo, listrik e nggak nganggo pulsa. Tapi masih listrik meteran biasa.”

Saya kaget, untuk kos 6 kamar, hanya habis 300 ribuan per bulan. Sedangkan rumah saya yang hanya diisi TV, kulkas, mesin cuci, dan komputer (itu pun tidak setiap hari dipakai) habisnya hampir 200 ribuan per bulan. Rasanya tak mungkin kebiasaan anak saya nonton Elsa menyanyi “Let It Go” tiap hari bisa menyedot segitu banyak listrik.

Grantino mengaku kalau cost yang dia keluarkan per bulan sekitar 700-800 ribu per bulan untuk kos 6 kamar. Kalau dihitung-hitung, untuk setahun, harus keluar biaya 9.6 juta. Kata Grantino, dia tak merasa berat, toh, bapaknya juga biasa saja.

Baca halaman selanjutnya

Izin nggak ribet

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 4 Juni 2024 oleh

Tags: bisnis kos-kosanharga tanah di jogjaJogjaKos di Jogja
Iklan
Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Redaktur Mojok. Hobi main game dan suka nulis otomotif.

Artikel Terkait

Orang desa kuliah di kampus Jogja, merasa terintimidasi kalau ngopi di coffee shop karena nggak punya outfit skena MOJOK.CO
Ragam

Derita Orang Kampung Kuliah di Jogja Utara: Kaget Ngopi di Coffee Shop, “Terhina” karena Tak Paham Menu dan Tak Punya Outfit Skena

10 Juni 2025
Universitas Mercu Buana Yogyakarta Kampus yang Menyedihkan MOJOK.CO
Esai

Kuliah di Universitas Mercu Buana Yogyakarta Sungguh Merana, Sudah Habis Puluhan Juta tapi Fasilitas Tidak Ramah Mahasiswa

9 Juni 2025
Terminal Bungurasih. MOJOK.CO
Ragam

Pengalaman Pertama Naik Bus di Terminal Bungurasih Masih Menakutkan karena Calo, tapi Masih Ada yang Lebih Seram dari Itu

7 Juni 2025
Tempel Sleman, Desa di Pinggiran Jogja yang Tetap Waras MOJOK.CO
Esai

Tempel Sleman, Desa di Pinggiran Jogja yang Justru Mampu Menjaga Warganya Tetap Waras di Tengah Kegilaan Dunia

3 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Belajar Bahasa Inggris Cocok untuk Atlet Brain Rot kayak Kamu MOJOK.CO

Belajar Bahasa Inggris Adalah Tahap Awal untuk Memanusiakan Diri bagi Atlet Brain Rot seperti Saya

10 Juni 2025
Wisata di Bali anti ribet dengan eSIM MOJOK.CO

Liburan ke Bali Tanpa Drama: Cukup eSIM, Sinyal Aman, Kantong Tenang

10 Juni 2025
cikarang.MOJOK.CO

Ironi Cikarang, Favorit Perantau Cari Kerja tapi Banyak Warganya Susah Dapat Kerja: “Nganggur di Negeri 1.001 Pabrik”

10 Juni 2025
Menyaksikan Kegilaan dari Dalam Bus Bagong dan Harapan Jaya MOJOK.CO

Menyaksikan Kegilaan Sopir Harapan Jaya dan Bus Bagong dari Dalam Bus, Menjadi Saksi Kehidupan Bus yang Selalu Dianggap Biang Masalah Jalanan

13 Juni 2025
Ditolak kampus unair dan sukses di UPN Veteran Jawa Timur berkat briket arang. MOJOK.CO

Pernah Ditolak Unair, Kini Jadi Mahasiswa Berprestasi di Kampus Nggak Favorit usai Bikin Bisnis yang Ramah Lingkungan

13 Juni 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.