Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Aktual

Catatan Suram Dunia Pendidikan Indonesia Kala Pemerintahnya Lebih Sibuk Mengurus Program MBG

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
2 Mei 2025
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Dunia pendidikan Indonesia punya catatan suram. Kualitas pendidikan yang rendah, angka anak tidak sekolah (ATS) tinggi, sampai para guru yang jauh dari sejahtera. Sayangnya, pemerintah malah lebih sibuk mengurusi program Makan Siang Gratis (MBG).

***

Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 bukanlah momen untuk berpesta atau bersolek dengan upacara seremonial. Bagi Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), hari ini lebih menjadi momen berkabung nasional bagi dunia pendidikan.

Alasannya, mereka menilai sektor pendidikan saat ini merupakan salah satu sektor dengan tingkat integritas yang sangat rendah. Ini didasarkan pada Survei Penilaian Integritas Pendidikan yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 2024 lalu.

Alhasil, bagi JPPI, ini menjadi peringatan keras. Sebab tatkala integritas pendidikan runtuh, maka anak-anak bangsa tidak akan tumbuh menjadi pemimpin jujur dan bertanggung jawab di masa depan.

“Sekolah dan kampus bisa saja berubah menjadi inkubator koruptor,” tegas Koordinator Nasional JPP Ubaid Matraji dalam keterangan tertulisnya yang diterima Mojok, Jumat (2/5/2025).

APBN Rp724 triliun, tapi dunia pendidikan tetap amburadul

Ubaid selaku Koordinator Nasional JPPI, menyampaikan keresahan tersebut dalam surat terbuka yang ia tulis untuk Presiden RI, Prabowo Subianto. Salah satu poin yang ia pertanyakan, adalah anggaran pendidikan (20 persen dari APBN) yang “tak tahu larinya kemana).

“Kemana larinya anggaran pendidikan yang 20 persen dari APBN?,” tanya Ubaid dalam surat terbukanya.

Ubaid mempertanyakan hal tersebut karena di balik anggaran Rp724 triliun, nyatanya kualitas pendidikan Indonesia tak kemana-mana alias jalan di tempat. Kalau didasarkan pada data PISA (2022), kualitas pendidikan di negara ini masih tergolong buruk dan sangat tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara.

pendidikan indonesia.MOJOK.CO
JPPI melakukan aksi di Gedung MK, Jakarta pada peringatan Hardiknas, Jumat (2/5/2025). Mereka menuntut kebijakan sekolah bebas biaya yang sejalan dengan amanat konstitusi. (dok. JPPI)

Selain itu, imbuh Ubaid, masih ditemukan  jutaan anak Indonesia yang tergolong anak tidak sekolah (ATS). Per hari ini saja jumlahnya mencapai 3,9 juta anak, menurut data Kemdikbud.

Tak sampai di situ, jutaan anak-anak lainnya tidak bisa lanjut sekolah/kuliah karena ijazahnya ditahan karena belum melunasi sejumlah iuran sekolah. 

“Sekolah kini berubah menjadi toko penjual ijazah,” geramnya.

Belum lagi, jutaan guru yang sangat minim kesejahteraan hidup dalam keprihatinan dan sangat rentan pemecatan. JPPI mencatat, terdapat 2,6 juta guru honorer di sekolah negeri dan swasta yang belum mendapatkan dana kesejahteraan yang layak.

Bangunan sekolah banyak yang rusak dan tak layak pakai, bahkan jumlah sekolah masih sangat kurang dan tidak sebanding dengan jumlah anak usia sekolah. Masih menurut catatan JPPI, di jenjang SD saja ditemukan 60,6 persen bangunan sekolah dalam kondisi rusak.

Iklan

Presiden lebih sibuk ngurusin MBG alih-alih meningkatkan kualitas pendidikan

Yang lebih menggeramkan lagi, di samping fakta memprihatinkan dunia pendidikan, Presiden Prabowo Subianto dianggap tak acuh. Dalam pandangan Ubaid, Prabowo lebih sibuk dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG) alih-alih menuntaskan masalah-masalah mendasar di sektor pendidikan. 

“Kami mencatat, program ini dipaksakan berjalan meski belum siap secara sistemik,” kata Ubaid. 

makan gratis, pendidikan krisis. MOJOK.CO
Banner makan gratis, pendidikan gratis dalam aksi. (Aisyah Amira Wakang/Mojok.co)

Ia menyebut, pelaksanaan MBG di berbagai daerah morat-marit, seperti tanpa panduan memadai, minim koordinasi antarinstansi, banyak kasus keracunan makanan, dan menyisakan bau menyengat penyelewengan dana.

“Kami mempertanyakan, mengapa Presiden lebih fokus menggelontorkan anggaran untuk program yang tidak siap secara sistemik dan penuh potensi korupsi, ketimbang menuntaskan amanah konstitusi tentang pendidikan tanpa dipungut biaya?,” tanya Ubaid.

5 tuntutan JPPI di Hardiknas 2025

Berdasarkan fakta-fakta tersebut, JPPI pun menyatakan tuntutan kepada Presiden RI Prabowo Subianto. Antara lain:

1.Prioritaskan sektor pendidikan, serta letakkan penguatan integritas dan karakter sebagai prioritas utama dalam sistem pendidikan nasional

2.Segera realisasikan sekolah bebas biaya secara nasional sebagaimana diamanatkan UUD 1945 dan UU Sisdiknas, untuk semua anak, baik di sekolah negeri maupun swasta

3.Hentikan komersialisasi pendidikan, penahanan ijazah, dan tindakan sekolah yang menjadikan biaya sebagai penghalang pendidikan

4.Fokuskan anggaran pendidikan 20% APBN hanya pada Kementerian yang menangani pendidikan secara langsung (Kemendikdasmen, Kemendiktisaintek, dan Kemenag). Jangan dijadikan bancakan oleh puluhan K/L

5.Lakukan audit dan evaluasi menyeluruh atas penggunaan dana pendidikan 20% dari APBN, serta berantas korupsi di sektor pendidikan

“Jika pendidikan terus diperlakukan seperti komoditas, dana pendidikan terus diperlakukan seperti kue rebutan, sejatinya kita sedang memasang bom waktu kehancuran bangsa dari dalam,” tegasnya. 

Sebagai informasi, JPPI sendiri telah melayangkan gugatan ke MK dengan Nomor 3/PUU-XXII/2024 untuk mendorong realisasi sekolah bebas biaya secara nasional. Sayangnya, sidang perkara ini sudah berjalan satu tahun lebih, tapi belum juga ada keputusan. Ubaid meminta MK segera mengabulkan permohonan sekolah bebas biaya yang sejalan dengan Amanah UUD 1945 ayat 31.

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: PPG Jadi Syarat Wajib Guru Daftar CPNS: Alih-alih Meningkatkan Kualitas Pendidikan, Malah Menyulitkan Guru Meraih Kesejahteraan atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Terakhir diperbarui pada 2 Mei 2025 oleh

Tags: hardiknas 2025Hari Pendidikan Nasionaljppipendidikan indonesiapilihan redaksi
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO
Ragam

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co
Aktual

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO
Ragam

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.