Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Aktual

Buang Sampah di Kota Jogja Harus Bayar Tak Bikin Masalah Kelar, Malah Datangkan Masalah Baru

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
8 November 2024
A A
Buang Sampah di Kota Jogja Harus Bayar Tak Bikin Masalah Kelar, Malah Datangkan Masalah Baru MOJOK.CO

Ilustrasi - Buang sampah di Kota Jogja harus bayar bisa timbulkan masalah baru. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Sistem sampah berbayar (harus bayar saat buang sampah) di Kota Jogja memang diniatkan untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke depo. Namun, sistem ini terbilang rentan menimbulkan masalah baru: makin banyak sampah-sampah liar yang berserakan di jalanan.

Masa uji coba sistem sampah berbayar di Kota Jogja baru saja berakhir setelah berlangsung dalam kurun 29 Oktober hingga 7 November 2024.

Kini, Pemerintah (Pemkot) Jogja melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH)-nya mulai bersiap menyusun mekanisme pembuangan sampah berbayar tersebut.

Niat baik kurangi sampah di Kota Jogja

Usai melakukan uji coba selama 10 hari, DLH Kota Jogja terlihat serius untuk menerapkan sistem buang sampah berbayar. Niatnya tentu sangat baik.

Melalui sistem tersebut, DLH Kota Jogja berharap mulai tumbuh kesadaran dari masyarakat dalam hal pengelolaan sampah. Sebab, asumsinya, masyarakat tentu akan pikir-pikir dulu jika merogoh uang banyak hanya untuk keperluan buang sampah.

“Karena kalau sampah banyak yang dibuang ke depo, maka uang yang dibayarkan juga banyak. Sementara kalau sampah yang dibuang sedikit, pasti keluar biaya sedikit,” jelas Kabid Pengelolaan Persampahan DLH Kota Jogja, Rabu (6/11/2024).

Jika begitu, maka (lagi-lagi asumsi dari DLH Kota Jogja), masyarakat mau tidak mau akan melakukan pengelolaan mandiri sampah-sampahnya sejak di rumah. Motif awalnya memang agar tidak keluar uang banyak saat membuang sampah ke depo.

Namun, jika sudah menjadi kebiasaan, lama-lama juga akan tumbuh kesadaran perihal pentingnya memilah sampah: mana yang bisa dimanfaatkan lagi (didaur ulang) dan mana yang layak dibuang.

“Uji coba ini maksudnya untuk melihat volume sampah yang masuk sekaligus penentuan tarifnya bagaimana. Kalau mekanisme bayarnya, mungkin akan menggunakan sistem non tunai. Misalnya pakai QRIS,” jelas Haryoko.

Potensi sampah berserakan di jalanan Kota Jogja

Entah kenapa DLH Kota Jogja tampak bulat menerapkan sistem sampah berbayar tersebut. Haryoko memang menegaskan masih akan berkonsultasi dengan beberapa pihak sebelum “ketok palu” nantinya.

Akan tetapi, dari penjelasan-penjelasan yang dia berikan pasca uji coba berakhir, tampak betul dia ingin merealisasikannya. Namun, Haryoko sepertinya perlu menimbang pendapat dari Baharuddin Kamba, salah satu anggota Forum Pemantau Independen (Forpi) Kota Jogja.

Pada prinsipnya, Kamba membaca niat baik dari DLH Kota Jogja. Yakni upayanya mengedukasi masyarakat dalam mengelola sampah sekaligus untuk mengurangi tumpukan sampah di depo.

Hanya saja, bagi Kamba, sistem sampah berbayar justru bisa jadi bumerang bagi Kota Jogja dengan menimbulkan masalah baru, yakni penumpukan sampah-sampah liar di jalanan.

“Karena jika masyarakat keberatan, tentu akan lebih memilih membuang sampah sembarangan di jalanan atau di sungai-sungai. Ini jadi masalah baru,” tutur Kamba.

Iklan

“Apalagi masih banyak masyarakat yang belum punya kesadaran memilah sampah dari rumah sebelum dibuang ke depo sampah,” sambungnya.

Maka, sebelum sibuk menyiapkan mekanisme pembayaran dan besaran tarif sampah berbayar, DLH Kota Jogja agaknya perlu mengkaji bagian yang diutarakan Kamba dan menyiapkan langkah-langkah antisipasinya.

Masyarakat memang sudah harus sadar

Sebelumnya, Mojok sempat memuat pernyataan dari Prof. Chandra Wahyu Purnomo, dosen di Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik UGM.

Chandra menyebut, sebenarnya peraturan terkait sampah sudah cukup banyak. Mulai dari Undang-Undang hingga Peraturan Daerah (Perda). Akan tetapi, Jogja bakal tetap dalam situasi darurat sampah jika segala peraturan tersebut tidak dibarengi dengan kesadaran masyarakat.

“Harusnya sampah sudah terpilah di hulu, mulai dari rumah tangga, kantor, pabrik atau industri, dan kampus. Karena kalau di hulu saja sudah tercampur, proses pengolahannya akan menjadi berat,” ujar Chandra.

Chandra berharap partisipasi masyarakat dalam mengelola sampahnya sendiri setidaknya mencapai 30 persen. Sedangkan 70 persen sisanya biar ditangani oleh fasilitas-fasilitas yang disediakan pemerintah daerah.

Bagi Chandra, Perlu ketelatenan memang dalam proses mengedukasi masyarakat Jogja perihal pentingnya memilah sampah sejak dari rumah.

“Kita harus terus mengedukasi masyarakat agar memiliki komitmen untuk memilah sampah. Kalau perlu ada sanksi sosial seperti di negara maju,” tegasnya.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Iuran Sampah di Pasar Condongcatur Sleman bikin Pedagang Tombok, Bayar Terus tapi Pemkab Ogah Urus

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

 

 

Terakhir diperbarui pada 10 November 2024 oleh

Tags: Jogjakota jogjasampah di Jogja
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO
Liputan

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO
Ekonomi

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO
Liputan

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.