Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kotak Suara

Ini Kata-kata yang Hilang dan Paling Sering Muncul dalam Pidato Kenegaraan Jokowi di Senayan!

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
16 Agustus 2023
A A
pidato jokowi mojok.co

Ilustrasi pidato Jokowi (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Pagi tadi Presiden Jokowi menyampaikan pidato kenegaraannya di Gedung DPR. Ada kata-kata yang hilang dan paling sering ia ucapkan jika dibandingkan dengan pidato kenegaraan sebelumnya. 

Presiden Jokowi menyampaikan pidato kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR RI serta Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI  di Ruang Rapat Paripurna, Gedung Nusantara, Senayan, Rabu (16/08/2023) pagi.

Memakai baju adat Tanimbar Maluku, ia menyampaikan pidato dengan nada yang sedikit berbeda di banding tahun-tahun sebelumnya. Khususnya saat menyinggung masalah politik, yang mana air mukanya terlihat berubah.

Alhasil, beberapa kata yang bersinggungan dengan politik dan curhatan-curhatan pun jadi kerap muncul. Ia juga tak lagi menyebut kata-kata yang pada pidato sebelumnya sering ia ucapkan.

Lantas, apa saja kata yang hilang dan paling sering Presiden Jokowi ucapkan dalam pidato kenegaraannya hari ini?

Daftar kata yang hilang

Untuk pertama kalinya dalam lima tahun terakhir, Jokowi banyak membicarakan politik dalam pidato kenegaraannya. Istilah-istilah politik, pemilu, hingga curhatan terkait kondisi politik terkini, jadi hal yang paling banyak ia singgung.

Bahkan, kata-kata yang pada empat pidato sebelumnya (2019-2022) banyak terucap, kini sama sekali tidak ia sampaikan. Apa saja itu?

#1. Pandemi

Dalam pidatonya hari ini, Jokowi sama sekali tak menyebut kata “pandemi”,  yang menjadi perhatian besarnya pada Pidato Kenegaraan periode 2020-2022.

Dalam pidato berisi sekitar 1.740 kata itu, kata “pandemi” sama sekali tidak disebut. Padahal, “pandemi” merupakan kata yang paling banyak disebut dalam tiga pidato kenegaraan sebelumnya, yakni 45 kali; terbanyak pada 2021 (32 kali).

#2. IKN

Kata “IKN” atau “Ibu Kota Nusantara” juga tidak sekalipun disebut sang presiden. Padahal, proyek pemindahan ibu kota menjadi salah satu ambisi terbesar Presiden RI sebelum masa jabatannya habis.

Namun, sebenarnya tidak heran juga karena dalam pidato-pidato sebelumnya kata ini hanya disebut sekali. Entah apa yang bikin kata “IKN” tak ia ucapkan, padahal banyak pihak menunggu sang presiden bersuara terkait kelanjutan megaproyek tersebut.

#3. Bantuan dan BBM

Dua kata lain yang sebelumnya banyak ia sebut, tapi absen di pidatonya tahun ini adalah “Bantuan” dan “BBM”. Padahal, kata “BBM” muncul dua kali tahun lalu dan “Bantuan” diucapkan total 12 kali dalam tiga pidato sebelumnya.

Biasanya, dua kata itu tersemat pada upaya pemerintah dalam menekan dampak pandemi dan krisis global. Hilangnya dua kata ini dapat dibaca bahwa fokus pemerintah kini bukan lagi pada penanganan pandemi.

Daftar yang paling sering muncul

Selain ada kata yang hilang, Presiden Jokowi juga mengulang-ulang beberapa kata sehingga menjadi yang paling sering ia sebut dalam pidatonya. Seringnya kata ini muncul dapat dimaknai bahwa kata-kata ini mungkin sedang menjadi fokus pemerintah maupun menarik perhatian Jokowi secara personal. Apa saja itu?

Iklan

#1. Hilirisasi

Kata “Hilirisasi” diucapkan sang presiden sebanyak delapan kali dalam pidato yang terdiri dari 1.740 kata tersebut. Namun, ini bukan hal aneh. Sebab pada tahun sebelumnya kata “Hilirisasi” (7) dan “Ekonomi” (14) juga jadi dua kata yang paling banyak muncul.

Banyaknya kata “Hilirisasi” dalam pidato Jokowi dua tahun ini semakin menegaskan ambisi besar sang presiden. Jokowi, dalam beberapa kesempatan tahun ini, memang terus menegaskan pentingnya hilirisasi meski program ini banyak diserang negara lain dari Uni Eropa hingga IMF.

Dalam Pidato Kenegaraannya di MPR, Jokowi banyak menempelkan kata “Hilirisasi” dengan kata “Kemajuan”, “Nilai Tambah”, dan “Window Opportunity”.

#2. Nikel

Dalam menyebut kata “Hilirisasi”, Jokowi banyak menyinggung sektor tambang. Salah satunya nikel, yang menjadi kata kedua yang paling sering keluar.

Kata “Nikel” disebut sebanyak empat kali dan selalu didekatkan pada besarnya manfaat hilirisasi nikel. Hal ini konsisten dengan pidatonya tahun lalu di mana kata “Nikel” juga ia ucapkan sebanyak empat kali.

Sebagai informasi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor nikel memang melesat tajam di era Jokowi. Salah satu faktornya, menurut BPS, karena program hilirisasi.

#3. Indonesia Emas

Sepanjang lima tahun pidato kenegaraan Presiden Jokowi, kata “Indonesia Emas” baru muncul tahun ini. Bahkan, kata ini pun jadi salah satu yang sering diucapkan, yakni empat kali.

Jokowi, yang akan mengakhiri masa jabatannya pada 2024 mendatang, terus mengingatkan betapa pentingnya Indonesia menuntaskan misi Indonesia Emas 2045. Dalam pidatonya itupun, kata “Indonesia Emas” kerap dijajarkan dengan kata “bonus demografi”.

#4. Politik dan Capres

Nah, ini dia! Meskipun enggak kaget-kaget amat, tapi seringnya dua kata ini diucapkan Presiden Jokowi dalam pidatonya mengindikasikan keseriusannya menjelang Pemilu 2024.

Kata “Politik” jadi salah satu yang sering ia ucapkan tahun ini. Kata ini muncul tiga kali—meskipun lebih sedikit dibandingkan pada pidato tahun lalu (enam kali).

Sementara kata “Capres” juga disebut tiga kali dalam pidato tahun ini. Kata tercatat tersebut tidak muncul dalam pidato empat tahun sebelumnya.

Banyaknya kata “politik” dan “capres” bisa dipahami mengingat tahun ini sudah memasuki masa kampanye dan tahun depan akan ada pemilihan legislatif dan pemilihan presiden.

Uniknya, Jokowi juga menanggapi sejumlah keriuhan publik yang kerap menyebutnya “Tolol”, “Fir’aun”, “Plonga-plongo”, hingga “Pak Lurah”. Sehingga, kata-kata itupun akhirnya muncul di pidatonya.

Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Yenny Wahid Jadi Pendamping Anies: Tuai Penolakan hingga Polling yang Kalah Saing

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 16 Agustus 2023 oleh

Tags: jokowiPemilu 2024Pidato JokowiPresiden Jokowi
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
Sialnya Warga Banjarsari Solo: Dekat Rumah Jokowi, tapi Jadi Langganan Banjir Gara-gara Proyek Jokowi.MOJOK.CO
Aktual

Sialnya Warga Banjarsari Solo: Dekat Rumah Jokowi, tapi Jadi Langganan Banjir Gara-gara Proyek Jokowi

7 Maret 2025
3 Rupa Nasionalisme yang Mewarnai Indonesia Hari Ini MOJOK.CO
Esai

3 Rupa Nasionalisme yang Mewarnai Indonesia Hari Ini

26 Februari 2025
Paspampres menjaga rumah Jokowi di Solo. MOJOK.CO
Ragam

Jalan Hidup Paspampres yang Mengawal Mantan Presiden Sepanjang Hayat

25 Februari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.