MOJOK.CO – Nama putri Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Yenny Wahid, digadang-gadang bakal menjadi cawapres Prabowo Subianto. Ini jika ingin mendapatkan suara NU.
Pengamat politik UGM Arga Pribadi Imawan menilai, putri Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Yenny Wahid, bisa jadi cawapres Prabowo Subianto. Ini setelah mereka mengadakan pertemuan pekan lalu.
Menurutnya, manuver tersebut bisa menjadi kunci Ketua Umum Partai Gerindra untuk unggul di Jawa Timur (Jatim) pada Pemilu 2024 mendatang.
“Tentu saja itu [menggandeng Yenny] menjadi salah satu rasionalitas Prabowo untuk dapat memecah suara di kawasan Jawa Timur, yang mayoritas banyak pemilih dari kalangan NU,” kata Arga kepada Mojok, Jumat (15/9/2023). Dengan kata lain, Prabowo bisa meraup suara NU.
Memang, dalam beberapa hasil survei terakhir, elektabilitas Prabowo unggul di Jatim ketimbang dua nama lain, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Namun, dukungan itu masih fluktuatif: selisihnya amat kecil, dan masih mungkin disalip.
Misalnya, dalam hasil survei Surabaya Research Syndicate pada Agustus 2023 lalu, Prabowo hanya unggul tipis 25,8 persen berbanding 23,1 persen dengan Ganjar. Bahkan, dalam dua hasil survei dari Surabaya Survei Center (SSC) dan Laboratorium Ilmu Politik UMM, Ganjar berhasil mengungguli Prabowo.
Terlebih, setelah deklarasi Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, peta persaingan di Jatim akan makin ketat lagi mengingat background Cak Imin yang merupakan figur penting NU, ceruk suara NU terbesar di sana,
“Tentu, harusnya itu menjadi kalkulasi Prabowo. Meminang Yenny Wahid bakal membuat dukungannya di Jawa Timur jadi lebih kuat, karena beliau juga tokoh disegani (oleh NU),” sambungnya.
Rebut suara NU dan perempuan
Selain keunggulan di Jatim, hal lain yang bakal menguntungkan Prabowo jika menggandeng Yenny Wahid adalah soal narasi kesetaraan gender dan perempuan.
Jika akhirnya menjadi pasangan Prabowo, Yenny kemungkinan bakal jadi satu-satunya perempuan yang masuk kotak suara Pilpres 2024. Tentu ini bakal menjadi narasi kuat di kalangan pemilih perempuan, terlebih di era kesetaraan gender yang makin kencang disuarakan.
“Jika pada akhirnya berpasangan dengan Yenny Wahid, jelas yang paling utama adalah berkaitan dengan kesadaran publik atas kesetaraan gender dan pentingnya perempuan untuk menjadi pemimpin. Publik akan sadar soal itu,” kata Arga.
Yenny Wahid selama ini aktif dalam gerakan perempuan di desa-desa. Termasuk ia menjadi salah satu inisiator gerakan Desa Damai yang ia prakarsai bersama UN Woman. Dengan demikian, ceruk suara yang bisa Prabowo dapatkan pun bisa beragam dan luas jika akhirnya meminang Yenny Wahid.
Arga menilai, jika Prabowo dan Yenny Wahid berpasangan, bukan sekadar hanya akan mendapatkan suara NU.
“Saya kira nantinya pemilih mereka tidak hanya dari kalangan pemilih yang berlatarbelakang NU saja. Namun, juga dari perempuan, bahkan mungkin pemilih muda. Kemungkinan itu sangat terbuka,” pungkasnya.
Reporter: Ahmad Effendi
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Pengamat Ungkap Wilayah di Jawa Timur yang Bisa ‘Dikeruk’ Anies-Muhaimin, di Mana Saja?
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News