MOJOK.CO – Nama putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, ramai jadi perbincangan di media sosial dalam sepekan terakhir. Hal ini terkait isu dirinya yang mengaku ingin terjun ke dunia politik dan maju jadi Wali Kota Depok.
Benar saja, di tengah derasnya rumor ini, melalui kanal Youtube Kaesang Pangarep by GK, ia mendeklarasikan diri untuk maju di Pilkada Depok pada 2024 mendatang.
“Saya Kaesang Pangarep. Saya sudah mendapatkan izin dan restu dari keluarga saya. Insya Allah dengan ini saya siap untuk hadir menjadi Depok pertama,” kata Kaesang, Sabtu (10/6/2023), yang memakai kemeja putih dan peci warna hitam.
Video deklarasi itu juga ia bagikan di Twitter @kaesang_id, yang per hari ini, Kamis (15/6/2023) sudah mendapat 8 ribuan likes dan ratusan komentar. Kebanyakan netizen mengapresiasi dan mendukung langkah Kaesang ini.
Sudah dapat restu
Partai Solidaritas Indonesia, yang selama ini getol meng-endorse Kaesang, menyambut antusias kesiapan Kaesang maju sebagai Depok 1.
“PSI dukung Kaesang,” kata juru bicara PSI, Cheryl Tanzil, Sabtu (10/6/2023) lalu, melansir Detik.
Bahkan, kata Cheryl, PSI bakal menyambut baik Kaesang bila hendak berlabuh di partai yang kini dipimpin Giring Ganesha tersebut. Hal ini karena menurut PSI, Kaesang adalah sosok pemimpin yang diidamkan masyarakat Kota Depok, Jawa Barat, saat ini.
“Kita membuka diri jika Kaesang mau bergabung jadi kader PSI, tapi tentunya keputusan di Mas Kaesang. PSI Berprinsip memberikan dukungan sesuai dengan aspirasi rakyat, dan aspirasi kerinduan sosok pemimpin Depok dari hasil polling tertinggi ada di Kaesang,” tegasnya.
Bahkan, baliho-baliho “Kaesang Depok 1” telah PSI pasang di beberapa titik di Kota Depok.
Tak hanya itu, Presiden Jokowi sendiri diketahui telah merestui putranya untuk berkompetisi di Pilkada Walikota Depok. Dengan demikian, ini menjadi lampu hijau tersendiri bagi Kaesang.
“Tugasnya orang tua itu merestui dan mendoakan,” kata Jokowi di Kantor BPKP, Jakarta, Rabu (14/6) kemarin.
Kendati sudah mendapat restu dan dukungan, langkah Kaesang untuk menjadi Depok 1 diprediksi tak akan mulus-mulus amat. Ia harus siap menghadapi partai berkuasa di wilayah tersebut, yang mendominasi, dan dalam sejarah Pilkada Depok selalu menang, yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Depok kandang PKS
Seperti yang sudah diketahui, PKS jadi satu-satunya partai yang selalu menang dan menempatkan kadernya sebagai walikota Depok, sejak Pilkada Depok pertama pada 2005 dan terakhir 2020. Sampai-sampai, Depok dijuluki sebagai “kandang PKS”.
Dengan demikian, dominasi partai pimpinan Ahmad Syaikhu ini begitu besar di Depok.
Tengok saja, pada Pilkada 2005 pasangan dari PKS Nur Mahmudi Ismail-Yuyun Wirasaputra berhasil mengalahkan empat pasangan lain.
Saat itu, lawan-lawan Nur Mahmudi-Yuyun meliputi Abdul Wahab Abidin-Ilham Wijaya (Demokrat), Badrul Kamal-Syihabuddin Ahmad (koalisi Golkar-PKB), Yus Ruswandi-Soetadi Dipowongso (koalisi PDIP-PPP), dan Harun Heryana-Farkhan AR (koalisi PAN, PBB, PKPI). Mahmudi-Yuyun berhasil menang dengan 43,9 persen suara.
Lima tahun berselang, Nur Mahmudi kembali maju. Bedanya, pada Pilkada 2010 ini ia menggandeng Mohammad Idris. PKS juga berkoalisi dengan PAN untuk mengusung pasangan tersebut.
Sementara mantan wakil walikota Yuyun Wirasaputra yang menyeberang ke Gerindra berpasangan dengan Pradi Supriatna. Selain itu, terdapat rival lain yang diusung koalisi empat partai: Demokrat, PDIP, Golkar, dan PPP, yakni pasangan Badrul Kama-Agus Supriyanto.
Tapi tetap saja, Nur Mahmudi menang mutlak dengan 61,87 persen suara.
Beralih ke 2015, kini giliran Mohamad Idris yang maju sebagai calon walikota. Ia menggandeng mantan rivalnya di Pilkada Depok 2010 lalu, Pradi Supriantna. Pasangan ini didukung oleh koalisi PKS, Gerindra, dan Demokrat.
Di akhir, Idris-Pradi berhasil menang dengan 61,87 persen suara. Mengalahkan rivalnya Dimas Oky Nugroho-Babai Suhaimi, diusung PDI-P, PAN, Nasdem, dan PKB, yang meraih 38,13 persen dukungan.
Terakhir, pada Pilkada 2020 lalu, Idris dan Pradi berpisah. Idris tetap diusung PKS—yang berkoalisi dengan Demokrat dan PPP—dan menggandeng Imam Budiharto sebagai pasangannya. Sementara Pradi menggandeng Afifah Alia dan diusung koalisi besar Gerindra, PDI-P, Golkar, PAN, PKB, dan PSI.
Meski “dikeroyok”, kandidat dari PKS kembali memenangkan kontestasi. Idris-Imam ditetapkan sebagai pemenang setelah berhasil meraih 55,45 persen suara. Alhasil, kemenangan Idris-Imam membawa PKS sebagai penguasa Depok selama empat periode berturut-turut.
PKS tak gentar
Menanggapi pencalonan Kaesang, juru bicara PKS Muhammad Kholid mengatakan bahwa partainya tak gentar. Sebab, PKS memiliki segudang modal baik selama memerintah di Kota Depok, termasuk selalu menang di 4 edisi terakhir.
“Wali kota dan wakil wali kota (Depok) itu kader dan anggota kita. Penting untuk menuntaskan agenda perbaikan, pembangunan sehingga kinerja dapat dirasakan langsung masyarakat,” ujarnya.
Sementara sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PKS Kota Depok Hermanto Setiawan, memastikan partainya tak akan ikut-ikutan mengusung putra Presiden Jokowi itu. Sebab, Kaesang bukan warga yang lahir dan besar di Depok.
Bahkan, Hermanto juga melempar psywar yang menyebut Kaesang sebagai “calon impor”.
“Kalau PKS sendiri, lebih mengutamakan orang Depok, karena dia akan lebih bisa menjiwai dan juga memahami permasalahan yang ada di Kota Depok,” tegasnya urai Hermanto.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi