Begini, hape-hape yang dirilis Xiaomi ini memang bagus, harganya pun bersaing. Tapi, kalau disuruh membeli flagship Xiaomi, saya ya masih mikir beberapa kali juga. Karena dengan uang belasan juta, saya sudah bisa membeli hape dari dua merek yang sudah pasti kualitasnya: Samsung dan iPhone. Kalau hape entry atau midrange, barulah ponsel keluaran Xiaomi boleh dijagokan.Â
Ingat, uang belasan juta itu tidak sedikit. Tentu yang mengeluarkan bakal pikir lebih untuk beli yang dianggap terbaik. Hape Xiaomi ini, meski bagus di spesifikasi, belum tentu memberikan pengalaman penggunaan yang bisa memuaskan semua orang. Jangankan pengguna umum ya, MiFans saja masih banyak kok yang tidak membeli seri flagship Xiaomi, kebanyakan masih pake Redmi atau Poco.Â
Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan utama untuk membeli ponsel flagship. Pertama, tentu pengalaman penggunaan. Mau digimanain juga, iPhone dengan iOs-nya tuh seamless banget buat dipakai semua orang. Mau dipakai main game berat aja enak, apalagi cuma kebutuhan sehari-hari. Kalau boleh klaim, iPhone itu adalah hape yang cocok digunakan oleh siapa saja. Casual bisa, gaming pun jadi.Â
Kemudian, ekosistemnya. iPhone ini nggak bisa diragukan lagi perkara ekosistem. Semua produk Apple ini bisa terkoneksi satu sama lain. Mau transfer data gampang, file pun bisa terhubung satu sama lain. Di Android, ya baru Samsung yang bisa dibandingin sama iPhone. Soalnya mereka punya banyak produk yang bisa dikoneksi dengan hape, dan itu enak banget.Â
Kalau cuma mengunggulkan spesifikasi mah, itu udah nggak menarik perhatian orang yang beli hape flagship. Namanya aja hape terbaik, spesifikasi pasti terbaik. Kalau ada yang beda, ya tipis saja, tapi kualitas harus sudah yang paling oke. Dan iPhone, nggak perlu diragukan lagi deh. Jadi, kalau mau ribut soal ini, ya levelnya masih di hape midrange aja paling.Â
Sistem antarmuka Xiaomi kalah dibanding Samsung
Suka atau tidak, sejauh ini sistem antarmuka Xiaomi masih kalah dibanding One UI milik Samsung. Optimalisasi yang diberikan One UI ini masih jadi yang terbaik sih buat Android. Hal ini membuat hape-hape Samsung, walau spek kentang, tapi mampu memberi pengalaman penggunaan yang memuaskan. Sementara MiUI, aduh gimana ya, ya masih gitu-gitu aja sih.Â
Jadi kalau ditanya, benarkah klaim pengguna iPhone pindah ke Xiaomi 13, ya mungkin saja terjadi di pasar Cina. Apalagi kalau disuruh membahas nasionalisme, ya publik Cina kudu banget pake Xiaomi 13. Namun untuk pasar global, terutama Indonesia, ya itu masih angan-angan aja sih.Â
Kalau di Indonesia nih ya, yang ada malah orang-orang jualin hapenya buat diganti ke iPhone. Mau Cuma pake iPhone 8 atau iPhone XR yang sudah jadul itu, selama ada logo Apple-nya, pasti lebih dicari ketimbang Xiaomi 13. Toh pasar iPhone second di Indonesia itu sungguh luar biasa peminatnya.Â
Toh kalau mau lebih adil, melihat posisi pasar berdasar data analis, Samsung dan Apple masih jadi ponsel penguasa pasar global di 2022. Baru setelahnya ada Xiaomi yang mengungguli Vivo dan Oppo. Sementara di Indonesia, justru Oppo yang menjadi penguasa pasar ponsel dengan kehebatan genjutsu dari sales mereka. Samsung yang sebelumnya berkuasa harus turun takhta, sementara Xiaomi ya cukup di posisi empat saja.Â
Klaim omong kosong
Jadi, klaim kalau Apple User beralih ke Xiaomi 13 karena urusan isi baterai yang lebih kencang ini tidak akan berlaku di Indonesia, bahkan mungkin pasar global. Ya gimana mau berlaku, rilis resmi saja belum di Indonesia. Kalau di pasar global, ya namanya juga klaim kan, toh dulu Prabowo juga klaim menang pemilu, tapi akhirnya yang jadi presiden Jokowi lagi Jokowi lagi.Â
Saya sih belum pernah pegang Xiaomi 13 ya, tapi kalau dilihat dari Xiaomi 12 yang rilis tahun lalu, dan seandainya MiUI masih gitu-gitu aja, tentu saya nggak bakal beli atau merekomendasikannya. Ya gimana, hape flagship tapi pengalaman penggunanya sama aja kaya pakai Redmi. Iklan di aplikasi GetApps-nya itu, aduh nyebelin banget. Apalagi iklan di lockscreen-nya, bawaannya pengin bilang: dah, mending beli Samsung lah.
Penulis: Aditia Purnomo
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Hal-hal Menyebalkan di iPhone yang Bikin Saya Mikir untuk Kembali ke Android dan artikel menarik lainnya di rubrik KONTER.Â