Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Konter

Jatuh Cinta dengan Laptop Lenovo ThinkPad, Laptop yang Kayak Kotak Makanan

Fidocia Wima Adityawarman oleh Fidocia Wima Adityawarman
24 Maret 2020
A A
Laptop Lenovo ThinkPad MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Saya langsung jatuh cinta ketika kali pertama menggunakan laptop Lenovo ThinkPad pada 2007. Laptop yang bentuknya kayak bento itu.

Sejak 2009 sampai sekarang, saya sudah lima kali ganti laptop. Laptop pertama saya adalah Satellite seri jadul (lupa serinya) 14 inci keluaran Toshiba. Prosesornya Intel Dual-Core yang menemani saya main Counter Strike 1.6 sampai baterainya meninggal. Kedua adalah Dell Inspiron M102z. Sebuah laptop 11.6 inci dengan prosesor AMD E-450 yang konyolnya mau berjibaku bersama saya main game Just Cause 2 dan Modern Warfare 2 meski “agak ogah-ogahan”.

Sebelum lanjut, ada lucunya kalau kita coba dengarkan musik keygen legendaris yang dulu saya dengarkan ketika menginstal Just Cause 2 sambil “oleng kapten” di sini:

Masuk tahun keempat perkuliahan, ketika mengerjakan skripsi, Dell Inspiron kecil yang saya pakai sudah mulai berisik seperti penyedot debu. Saat itulah saya tahu, Inspiron kecil itu sudah saatnya beristirahat.

Setelah itu, saya ganti laptop Lenovo IdeaPad Z40-75 dengan prosesor AMD A10. Kenapa AMD? Jelas, karena harganya terjangkau. Tapi sayang, ia cepat karam di darat, celaka di tempat aman. Mati begitu saja di atas meja setelah sepuluh hari dipakai skripsian.

Saya membawanya ke pusat servis resmi. Satu minggu setelahnya saya mendapat kabar kalau papan induk Lenovo IdeaPad Z40-75 saya mati. Saya masih bersyukur karena tidak mendengar kalimat, “IC power-nya kena, Mas.”

Saya ditawari ganti laptop yang sama, tapi dengan prosesor Intel i7 atau uang dikembalikan sepenuhnya sesuai harga beli. Saya memilih yang kedua.

Uang sudah kembali, tapi saya memutuskan untuk berhenti membeli laptop. Saya membeli Lenovo ThinkPad seri X240 bekas. Lha, kok, bukan laptop? Karena iklan mereka bilang “It’s not a laptop. It’s a ThinkPad.” 

Setahun setelah lulus, saya menjadi buruh kontrak di Jakarta dan mendapat pinjaman laptop Dell Latitude 5480. Ini laptop keempat saya. Pengalaman bersamanya hanya berlangsung dua bulan karena kemudian kantor saya tutup dan laptop harus dikembalikan.

Saya senang pakai Dell karena bisa pakai sistem operasi Linux dengan lancar dan nggak ribet. Di tempat kerja baru, saya dapat pinjaman MacBook Air.

Dari lima laptop itu—Satellite, Inspiron, IdeaPad, Latitude, dan Air—saya paling nyaman pakai… bukan, bukan Air, tapi Latitude. Air mungkin cukup oke buat pamer waktu nongkrong di kafe, tapi ya, cuma itu saja. Latitude adalah pilihan kedua saya setelah laptop Lenovo ThinkPad.

Saya jatuh cinta untuk kali pertama dengan laptop Lenovo ThinkPad pada 2007.  Laptop ini kokoh, tahan banting. Ia punya indikator perangkat keras yang kelap-kelip seperti hiasan pohon natal.

Dan, tentu saja saya tak bisa melupakan sensasi luar biasa yang didapatkan ketika memainkan kursor menggunakan benda merah kecil aneh yang ada di tengah-tengah kibornya. Yang Maha TrackPoint.

Iklan

Sebagian orang mungkin membencinya. Tapi, saya pikir, ini merupakan alat navigasi kursor paling presisi. Ada juga orang yang nggak suka laptop Lenovo ThinkPad karena desainnya.

Alkisah, desain laptop Lenovo ThinkPad mengambil inspirasi dari “bento”. Bukan lagu Iwan Fals tentu saja, tapi bekal khas Jepang. Lebih tepatnya shokado bento—bento tradisional dengan wadah kotak sederhana yang dipernis warna hitam.

Ketika tertutup, ia terlihat sangat sederhana. Tapi, begitu dibuka, semuanya tampak cantik seperti bento yang ditata dengan penuh kasih sayang.

Ketika banyak produsen ramai-ramai bikin laptop berwarna putih, Lenovo ThinkPad hadir dengan warna berbeda, hitam. Karena berani tampil beda, laptop Lenovo ThinkPad menjadi salah satu laptop laris.

Berkat keberanian Lenovo, bermunculan komputer pribadi, stasiun kerja, dan peladen dengan sasis warna hitam. Tentu saja itu punya dampak yang besar terhadap citra merek dan kesuksesan laptop Lenovo ThinkPad.

Laptop ini adalah pilihan terbaik untuk orang yang pekerjaannya mengetik, baik menulis, atau rekayasa perangkat lunak. Benda merah ikonik di tengah itu membuat kita tak perlu menggeser posisi tangan dari kibor untuk sekadar memindahkan kursor. Jadi, kita tak akan kehilangan momentum. Mengetik lebih lancar, kerjaan selesai lebih cepat.

Dan tentu saja seperti sahabat sekain baju yang selalu menyemangati saat sedang kuyu, kibor ThinkPad mendorong kembali jari-jari kita yang mulai lelah untuk terus melanjutkan ketikan. Eh, kok malah terdengar seperti bos yang jahat, ya?

Sekarang sudah sekitar satu tahun saya berpisah dengan laptop Lenovo ThinkPad. Saya meminjamkannya pada teman yang butuh untuk pekerjaannya. Saya sendiri sudah ada laptop pinjaman. Ia pernah bilang tertarik untuk membelinya karena sudah terlanjur cocok. Tapi, sampai sekarang, saya belum dengar kabarnya lagi.

Selama ini, saya selalu merekomendasikan laptop Lenovo ThinkPad jika ada teman yang mau beli laptop. Sampai saat ini, saya sukses mengonversi empat orang. Satu teman sekolah dan tiga teman aktivis yang salah satunya sekarang menjadi pegawai BPD daerah Padalarang.

Nah, jika tertarik membeli Lenovo ThinkPad tahun ini, ada tiga pilihan yang bisa kamu pilih. Pertama, seri X atau T dengan prosesor AMD Ryzen seri 4000 yang akan keluar sebentar lagi. Kedua, membeli T480 bekas yang harganya mulai turun dan RAM-nya bisa di-upgrade. Ketiga, membeli X395 AMD Ryzen 7 seri 3000.

Saya, sih, mau yang pertama, kalau dibolehin sama pacar.

BACA JUGA Rekomendasi Laptop Tipis Terbaik dari Semua Kelas Harga atau tulisan soal gadget lainnya di warung terdekat, ahh maaf, di rubrik KONTER.

Terakhir diperbarui pada 24 Maret 2020 oleh

Tags: harga laptop terbarulaptop bekaslaptop lenovolaptop lenovo thinkpadlenovothinkpad
Fidocia Wima Adityawarman

Fidocia Wima Adityawarman

Artikel Terkait

Perjuangan perintis bukan pewaris, membeli Lenovo berkat cicilan Ibu hingga bisa kerja di bidang Teknologi Informasi. MOJOK.CO
Ragam

Derita Perintis bukan Pewaris: Beli HP Android dan Laptop Saja Susah karena Tak Tega Minta ke Ibu, Tapi Kini Bisa Kerja di Bidang IT

30 Juli 2025
Laptop Lenovo. MOJOK.CO
Ragam

10 Tahun Menderita Menggunakan Lenovo, “Laptop Kentang” Pemberian Bapak dari Hasil Mencicil

28 Juli 2025
laptop baru lenovo mojok.co
Tekno

3 Laptop Baru Lenovo yang Siap Dukung Produktivitas Masyarakat Jogja

16 Februari 2023
azab pengguna Sony Xperia C5 berdana pas-pasan baterai sony xperia root review sony xperia mojok.co
Konter

Azab Pengguna Sony Xperia Berdana Pas-pasan

2 Februari 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.