MOJOK.CO – Yenny Wahid diusung oleh PSI sebagai Cawapres di Pilpres 2024. Yenny sebagai putri Gus Dur berpotensi mengancam eksistensi Cak Imin yang sama-sama berasal dari NU.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) resmi mengusung pasangan Ganjar Pranowo-Yenny Wahid di Pilpres 2024, Senin (3/10/2022) kemarin. Munculnya nama Yenny cukup mengejutkan. Dibanding Ganjar, putri Presiden ke-4 Abdurahman Wahid ini jarang beredar pada bursa Pilpres 2024.
Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie mengatakan bahwa nama Yenny Wahid terpilih setelah melalui mekasime ‘Rembuk Rakyat’ sejak Februari 2022. Yenny dinilai mempunyai kualitas pribadi yang mumpuni. Ia dinilai konsisten melanjutkan perjuangan ayahnya dalam mewujudkan Indonesia yang adil dan toleran.
“Sebagai sosok tokoh perempuan Islam, Mbak Yenny dihormati karena pemikiran dan kontribusinya dalam gerakan sosial,” ucap Grace, seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Munculnya nama Yenny Wahid pada bursa pilpres berpotensi jadi ancaman bagi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Selama ini, Cak Imin dianggap sebagai representasi politik dari kaum Nahdliyin. Hal ini terbukti dari tumbuhnya suara PKB dibawah kepemimpinannya. Sekalipun dianggap sbg tokoh yg ‘mengkhianati’ Gus Dur.
Jika melihat data yang ada, tahun 2019 perolehan suara PKB berhasil naik satu tingkat. Sebelumnya berada pada urutan kelima. Suara PKB pada Pileg 2014 adalah 11.298.950 atau 9,04 persen. Sedangkan pada Pileg 2019 mendapatkan 13.570.097 suara atau 9,69 persen.
Dengan hasil perolehan suara ini, Cak imin pede melakukan manuver politik jelang Pilpres 2024. Ia menguasai lumbung suara kaum Nahdliyin terbesar yakni di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Tak heran, Cak Imin berani berkampanye untuk menjadi presiden, walaupun targetnya adalah menjadi wakil presiden.
Daya tarik kekuatan politik Cak Imin inilah yang membuat Gerindra memutuskan ‘mengunci’ berkoalisi dgn PKB. Daya tarik itu pula yang membuat PDIP lewat puan terlihat ‘mesra’ dgn Cak Imin. Menguasai Jawa Timur dan Jawa Tengah adalah modal penting memenangi pilpres.
Namun, kini muncul Yenny Wahid yang diusung oleh PSI. Latar belakang keduanya yang sama-sama dari NU bisa menjadi ancaman serius bagi eksistensi politik Cak Imin. Terutama bisa membelah suara kaum Nahdliyin yang selama ini masuk ke PKB.
Bagaimanapun Yenny Wahid identik dengan Gus Dur yang merupakan ikon dan tokoh penting NU. Seperti yang diungkapkan oleh Grace, Yenny konsisten dalam meneruskan pemikiran dan perjuangan Gus Dur. Ia dikenal sebagai tokoh aktivis toleransi dan lintas iman.
Sebagai tokoh yang memperjuangkan keberagaman, Yenny juga dinilai punya kapasitas politik yg baik. Sejak muda ia ikut serta mendampingi Gus Dur, baik sebagai presiden maupun sebagai politikus di PKB.
Yenny juga punya kemampuan intelektual yg mumpuni dan kerap mengikuti berbagai forum penting internasional. Dengan sederet titel yang disandang oleh Yenny Wahid, tak heran ia menjadi ancaman Cak Imin di pilpres kali ini.
Namun, melihat fakta ini, Wasisto Raharjo Jati, pengamat politik dari BRIN justru mengatakan sebaliknya. Pencalonan Yenny Wahid dianggap bukan menjadi ancaman untuk cak imin. Pasalnya arah dukungan Yenny Wahid berasal dari warga Nahdliyin kultural yang segaris dengan pemikiran Gus Dur. Sementara itu, suara Cak Imin berasal dari kaum Nahdliyin struktural.
“Pola ini sebetulnya sudah ada sejak lama, jadi kalau melihat pencalonan Yenny ini nggak terlalu menjadi ancaman untuk Cak Imin,” ucap Wasis saat dihubungi Mojok, Selasa (4/10/2022).
“Kalaupun nama Yenny tak muncul dalam pilpres kali ini, suara Nahdliyin kultural ini tidak selalu ke PKB. Ia bisa masuk ke mana-mana,” imbuhnya lagi.
Sejauh mana nama Yenny akan terus muncul di bursa pilpres, menurut Wasis tergantung bagaimana PSI bisa bermanuver dalam mengusung calonnya. Jadi layak dinanti kejutan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Penulis: Purnawan Setyo Adi