Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas Sosial

Cara Desa Panggungharjo Bantul Berhasil Kelola Sampah Tanpa Andalkan TPST Piyungan yang Memprihatinkan

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
23 Juli 2023
A A
sampah desa panggungharjo tak mengandalkan tpst piyungan mojok.co

Mesin pengolahan sampah di Desa Panggungharjo (Hammam Izzudin/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Desa Panggungharjo sejak beberapa tahun terakhir mampu mengolah sampah secara mandiri sehingga nyaris tak butuh TPST Piyungan. Sebab hilir pembuangan sampah di DIY ini memang nyaris tak bisa diandalkan lagi.

Baru-baru ini, Pemda DIY mengambil keputusan untuk menutup TPST Piyungan selama 45 hari sejak 23 Juli 2023. Permasalahannya, tempat tersebut sudah tak mampu menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Sleman, dan Bantul.

Kepala Bagian Humas Biro Umum dan Protokoler Setda DIY, Ditya Nanaryo Aji mengatakan penutupan TPST Piyungan karena kondisi lahan di tempat pembuangan sampah tersebut semakin terbatas. Volume sampah yang masuk masih menunjukkan angka yang cukup tinggi yang mencapai rata-rata 700 ton/hari. Hal itu menyebabkan semakin pendeknya usia pakai Landfill Zona Eksisting.

Saat ini sedang ada proses pembangunan Landfill Zona Transisi 2 yang baru akan selesai Oktober mendatang. Pembangunan ini harapannya bisa memperpanjang napas TPST Piyungan untuk menampung sampah.

Namun, sejatinya kondisi TPST Piyungan sudah memprihatinkan sejak beberapa tahun terakhir. Kondisi tersebut membuat warga di Desa Panggungharjo, Sewon, Bantul lewat Bumdes Kupas menginisiasi pengelolaan sampah mandiri.

Nyaris semua sampah di desa itu tak perlu berakhir di TPST Piyungan. Manajer Kupas Panggungharjo, Sekar Mirah Satriani mengatakan inisiasi desanya untuk mengatasi persoalan sampah bermula sejak 2013 silam.

Lewat Bumdes, Desa Panggungharjo menjadikan pengelolaan sampah sebagai salah satu pilar ekonomi desa. Sampah bisa menjadi sesuatu yang bernilai.

“Pengelolaan sampah sejak awal memang jadi visi jangka panjang Pak Lurah Wahyudi Anggoro. Jadi pertama kali menjabat, langsung menginisiasi ini,” kata Sekar saat Mojok jumpai Februari 2023.

Mandiri tanpa TPST Piyungan

Sekar mengakui bahwa salah satu pendorong pengelolaan sampah di desa lantaran kondisi TPST Piyungan yang sudah memprihatinkan. Saat sedang penuh, sampah yang tidak terambil berserakan di sudut-sudut desa.

“Kita sudah mulai mikir kalau TPST Piyungan tidak bisa kami harapkan. Kalau tutup bagaimana? Akhirnya sistemnya mulai kami optimalkan,” jelasnya.

Desa Panggungharjo kemudian punya komitmen lewat slogan “Desa bersih Tanpa TPA”. Bumdes Kupas menjadi ujung tombak untuk membuat sampah dari masyarakat terkelola tanpa terpengaruh kondisi TPA.

Dalam menjalankan operasinya, Kupas mengelola tiga kategori sampah menjadi bernilai ekonomi. Pertama, sampah organik yang berupa sisa makanan dan sampah dapur. Kedua, sampah residu yakni sampah anorganik seperti sobekan plastik yang tidak memiliki nilai ekonomi. Ketiga, sampah anorganik rongsok yang masih bisa dijual kembali.

Sampah organik di Kupas menjadi sejumlah produk seperti pupuk kompos, media tanam lunak, dan media tanam komplit. Ketiga produk ini memiliki kemasan khusus yang membuatnya menarik dan bernilai jual baik.

Selain itu, sampah organik yang tidak bisa menjadi produk tadi juga masih bernilai. Kupas menjualnya ke tempat budidaya maggot. Setiap ember berisi sekitar delapan kilogram sampah organik bernilai Rp10 ribu sampai Rp12 ribu.

Iklan

Sampai Februari 2023 lalu, sekitar 35 persen dari total 9.800 kepala keluarga di Desa Panggungharjo yang sudah menjadi pelanggan pengelolaan sampah di Kupas. Mereka terbantu dengan adanya aplikasi Pasti Angkut untuk membantu proses penjemputan sampah di rumah.

Untuk bisa berlangganan program ini, warga membayar Rp1.000 setiap satu kilogram sampah residu yang mereka buang. Sementara itu, sampah organik tidak dipungut biaya dan sampah anorganik rongsok justru bisa ditukar dengan uang.

“Pembayaran itu juga membuat masyarakat jadi lebih cermat. Tidak asal buang sampah karena semakin banyak semakin mahal,” pungkas Sekar.

Penulis: Hammam Izzudin
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Tak Mampu Tampung Sampah, TPST Piyungan Tutup 45 Hari

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 24 Juli 2023 oleh

Tags: Desa PanggungharjosampahSampah Kota YogyakartaTPST Piyungan
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Kiamat Sampah dan Hal-Hal Lain yang Mempercepat Bali Tak Layak Lagi Dikunjungi.MOJOK.CO
Ragam

Kiamat Sampah dan Hal-Hal Lain yang Mempercepat Bali Tak Layak Lagi Dikunjungi

26 Desember 2024
Sampah Jogja, Darurat Sampah Jogja.MOJOK.CO
Aktual

Warga Jogja Paling Berisik di Medsos Soal Sampah, Tapi Pemerintahnya Tutup Mata dan Telinga

8 Juni 2024
TPS3R Karangmiri Milik Pemkot Jogja Meresahkan: 100 Persen Ditolak Warga Jagalan Bantul Karena Pembangunannya Asal Terobos.MOJOK.CO
Aktual

TPS3R Karangmiri Milik Pemkot Jogja Meresahkan: 100 Persen Ditolak Warga Jagalan Bantul Karena Pembangunannya Asal Terobos

5 Juni 2024
Nepal Zero Waste Meet 2024: Bicara Strategi Komprehensif Untuk Pengelolaan Sampah Berkelanjutan MOJOK.CO
Kilas

Nepal Zero Waste Meet 2024: Bicara Strategi Komprehensif untuk Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

23 Februari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.