MOJOK.CO– Pengendara sepeda motor yang melanggar peraturan lalu lintas akan dikenai tilang dan berakhir menerima sanksi. Sanksi yang dimaksud berupa membayar denda atau kurungan pidana. Lantas berapa denda tilang motor biasanya?
Dilansir dari Katadata, ada sejumlah pelanggaran yang paling sering dilakukan oleh pengendara sepeda motor. Paling tinggi, pelanggaran tidak memakai helm yang berjumlah 512,979 kasus, surat-surat tidak lengkap berjumlah 481.224 kasus, melanggar marka jalan 348.109 kasus, melawan arus 235.933 kasus, dan aksesori tidak lengkap 200.229 kasus.
Apabila mengacu pada UU 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pelanggar pelangaran di atas dapat dikenai sanksi pidana maupun denda sejumlah uang. Berikut ini rincian sanksi pidana dan denda tilang motor yang akan dikenakan.
Tidak memakai helm
Pengendara dan penumpang kendaraan bermotor wajib mengenakan helm. Helm yang dimaksud adalah helm dengan standar nasional. Apabila tidak mematuhinya, pengendara dikenai kurungan paling lama satu bulan atau denda paling banyak Rp250.000.
Surat-surat tidak lengkap
Setiap orang yang mengemudikan kendaraan yang tidak dilengkapi dengan surat tanda nomor kendaraan bermotor (STNK) dipidana dengan kurungan paling lama dua bulan atau denda paling banyak Rp500.000
Orang yang berkendara bermotor di jalan tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) dipidana kurungan paling lama satu bulan atau denda paling banyak Rp250.000.
Melanggar marka jalan
Pengendara yang melanggar marka jalan dikenai pidana kurungan paling lama dua bulan atau denda paling banyak Rp 500.000. Ini sama dengan apabila orang pengendara melanggar alat pemberi syarat lalu lintas maupun rambu-rambu lalu lintas. Sanksi pidana dan denda ini juga berlaku pada pengendara yang melawan arus.
Aksesori tidak lengkap
Kendaraan yang tidak lengkap akan dikenai pidana kurungan paling lama satu bulan atau denda paling banyak Rp250.000. Adapun persyaratan teknis laik jalan meliputi kaca spion, klakson, lampu utama, lampu rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, knalpot, dan kedalaman alur ban.
Ke depannya pengguna jalan raya termasuk sepeda motor perlu lebih tertib dalam mematuhi peraturan lalu lintas yang ada. Pasalnya, Electronic Traffic Law Enforcement atau ETLE mulai diterapkan. Sistem itu diharapkan bisa melakukan pengawasan lebih ketat terhadap pengguna jalan raya dan menekan angka pungutan liar yang selama ini banyak terjadi pada tilang manual.
Penulis: Kenia Intan
Editor: Purnawan Setyo Adi