Dalam debat capres-cawapres edisi pertama yang membahas tema hukum, HAM, korupsi, dan terorisme beberapa waktu yang lalu, Prabowo tampak berkali diserang oleh Jokowi. Dari mulai serangan tentang personal (beban masa lalu), namun juga serangan tentang Gerindra (dari tentang perspektif gender sampai komitmennya memberantas korupsi).
Dalam urusan serang-menyerang, Prabowo tampak jauh lebih lembek ketimbang Jokowi. Jokowi yang semua diprediksi bakal kalah telak justru menjadi tampak lebih unggul karena dalam beberapa sesi, Jokowi hampir selalu memberikan serangan.
Hal tersebut menjadi pertanyaan tersendiri bagi banyak orang. Kenapa Prabowo hampir tidak pernah menyerang Jokowi? Padahal secara materi, Prabowo punya banyak kesempatan untuk menyerang Jokowi.
Usut punya usut, hal tersebut ternyata memang merupakan pertimbangan tersendiri bagi Prabowo.
Direktur Materi dan Debat BPN Prabowo-Sandi, Sudirman Said mengatakan bahwa Prabowo memang tidak ingin menyerang Jokowi sebab hal tersebut bukan esensi debat capres-cawapres.
Sebagai salah satu anggota Tim Pemenangan, Sudirman Said juga sempat mempertanyakan langkah Prabowo yang dianggap kurang agresif.
“Debat tadi malam pada intinya kami puas. Namun ada satu kritik terhadap Pak Prabowo dari saya, dan saya sampaikan ke Beliau (Prabowo) setelah debat. Kenapa kurang menyerang?” Ujar Sudirman Said kepada wartawan. “Beliau bilang kepada saya ‘Pemilu ini bukan sarana permusuhan, tapi ini merupakan ajang adu gagasan dan kebaikan’ begitu saja jawab Pak Prabowo.”
Soal keengganan menyerang tersebut juga ditegaskan oleh pernyataan Sandiaga.
Sandiaga mengatakan bahwa dirinya sudah menyiapkan materi untuk “menyerang” Jokowi, salah satunya terkait kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan yang sampai sekarang belum juga tuntas. Namun Sandiaga mengatakan dirinya dilarang oleh Prabowo untuk menanyakan hal tersebut.
“Saya terus terang ada di dalam note saya, tapi Pak Prabowo bilang ‘jangan’. Karena Pak Prabowo tidak ingin menimbulkan macam-macam.” Kata Sandiaga. “Itu klir ada di note saya. Tapi poin utamanya, kami sampaikan tentunya bukan pada kesempatan debat tapi pada nanti jika Allah SWT beri mandat, akan kami jadikan program utama di program 100 hari.”
Waduh, agaknya di debat berikutnya, Prabowo harus lebih kompromis pada keadaan. Harus berani menyerang kalau tidak ingin dianggap lembek dan loyo.
Ini debat, Pak Prabowo. Bukan sarasehan.