MOJOK.CO – Senin siang, pukul 14.20 WIB menjadi waktu-waktu yang mencekam di Gedung DPR RI. Peluru nyasar mampir di gedung wakil rakyat tersebut.
Penembakan terjadi di dua ruang kerja anggota DPR dari Fraksi Gerindra dan Golkar. Tepatnya di ruang kerja Brigjen (Purn) Wenny Waraow (Gerindra) dan Bambang Heri Purnama (Golkar).
Lewat penuturan Wenny Waraow, kita bisa mendapatkan gambaran peristiwa yang berlangsung sangat singkat namun sangat mencekam itu. Siang itu, beliau sedang menerima dua tamu, seorang polisi dan seorang pendeta bernama Heski Roring. “Saya ada di ruangan, ada tamu saya dua orang. Tiba-tiba bunyi tembakan, di atas kepala saya pelurunya,” ungkap Wenny.
Pendeta Heski Roring juga menceritakan peristiwa peluru nyasar yang bikin menahan napas itu. “Saya kan lagi asyik ngobrol-ngobrol dengan Pak Wenny Warouw. Ngobrol-ngobrol gitu tiba-tiba sudah ada tembakan. Pletak. Desing. Mungkin satu jengkal dari kepala saya. Saya langsung ngomong “Pak Jenderal tiarap ini tembakan”. Puji Tuhan saya bisa selamat,” kata pak pendeta.
Saat itu, Pendeta Heski Roring duduk tepat di depan Wenny Warouw dan peluru nyasar datang dari arah belakangnya. “Peluru dari arah kiri atas. Pokoknya rambut saya ini terangkat juga. Mungkin kalau saya tinggi duduknya, paling kena juga. Telinga saya berdengung. Tapi Puji Tuhan masih selamat.”
Peluru nyasar juga mampir di ruang kerja Bambang Heri Purnama dari Fraksi Golkar. Bahkan, peluru nyasar itu melubangi jilbab salah satu staf. Ketua MKD DPR Sufmi Dasco Ahmad sudah meninjau tempat peluru nyasar di Lantai 13 Gedung Nusantara I DPR. Dasco juga menemui staf yang jilbabnya berlubang karena peluru nyasar. “Untung enggak kena kepalanya.”
Bisa dibayangkan kengerian yang terjadi dalam waktu yang sesaat itu. Peluru nyasar hampir melukai orang-orang yang berada di dalam Gedung DPR.
Tim Labfor dari kepolisian sudah merapat ke dalam ruangan untuk memeriksa proyektil yang lengket di plafon. Perbakin sendiri juga sempat melakukan pengecekan ke dalam ruangan. Setelah memeriksa, ditemukan fakta bahwa peluru nyasar itu berasal dari senapan jenis sniper. Proyektilnya berukuran besar. Untung saja tidak ada korban jiwa dari peluru nyasar ini.
Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta beserta tim Labfor, Inafis, dan Identifikasi, setelah mendapatkan laporan, langsung olah TKP di ruang kerja Bambang Heri Purnama di lantai 13 gedung Nusantara I, tepatnya ruang 1313.
Setelah memeriksa ruang Bambang Heri, polisi bergerak ke ruang kerja Wenny. Lubang di kaca, jarak, arah peluru, titik masuk, dan arah pantul peluru diperiksa. Arah peluru dinyatakan sejajar dengan lapangan tembak latihan Perbakin.
Setelah memeriksa beberapa anggota Perbakin, polisi mengamankan satu orang berinisial “I”. Setelah itu, polisi langsung membawa “I” ke Polda Metro untuk pemeriksaan lebih lanjut. Anggota “I” harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. (yms)