MOJOK.CO – Waketum PAN mengungkapkan bahwa partainya akan merapat ke Jokowi. Namun, orang dekat Amien Rais meragukan pernyataan Waketum PAN itu.
Koalisi Indonesia Adil dan Makmur resmi dibubarkan setelah Mahkamah Konstitusi (MK) menggugurkan gugatan pasangan Prabowo dan Sandiaga Uno atas dugaan kecurangan di Pilpres 2019. Setelah resmi dibubarkan, Prabowo mempersilakan para partai pendukungnya untuk memilih jalan politik masing-masing.
Beberapa menyatakan akan tetap berada di luar pemerintahan Jokowi dan Ma’ruf Amin. Menjadi oposisi adalah pilihan yang nampaknya sudah mantap diambil beberapa partai tersebut. Di antaranya adalah Gerindra dan PKS. Selain kedua partai tersebut, keputusan akan masuk ke dalam koalisi Jokowi masih menjadi perdebatan hangat.
Salah satu partai di mana para elitenya terbelah adalah Partai Amanat Nasional (PAN). Sesepuh mereka, Amien Rais, dan beberapa anggota Dewan Pembina, masih konsisten merapat ke Prabowo. Dengan kata lain, mereka ingin PAN tetap berada di luar pemerintahan. Namun, beberapa elite ingin PAN masuk ke dalam pemerintahan Jokowi.
Adalah Viva Yoga Mauladi, Waketum PAN, yang mengungkapkan bahwa mayoritas pengurus partai yang ketika berdiri dideklarasikan oleh beberapa tokoh seperti Amien Rais, Goenawan Mohammad, dan Rizal Ramli itu ingin bergabung ke koalisi Jokowi.
Masih sepenuturan Viva, Ketum PAN saat ini, Zulkifli Hasan, sudah menggelar pertemuan dengan sekitar 30 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW). Pertemuan tersebut menghasilkan beberapa poin. Antara lain, pertama, PAN harus berbenah diri. Kedua, PAN perlu berkonsolidasi. Ketiga, mendampingi masyarakat. Keempat, masuk ke dalam pemerintahan Jokowi.
Namun, Dradjad Wibowo, orang dekat Amien Rais, meragukan pernyataan Viva. Menurut Drajad, banyak anggota DPW yang ingin PAN berada di luar pemerintahan.
“Saya sangat menyangsikan pernyataan tersebut karena, jika bertemu secara pribadi, banyak pimpinan DPW yang sejujurnya lebih senang PAN konsisten di luar pemerintahan. Untuk DPD di kota dan kabupaten, malah lebih banyak lagi yang bersikap seperti itu,” kata Dradjad seperti dikutip oleh Detik.
Bahkan, Dradjad, anggota Dewan Kehormatan dan dekat dengan Amien Rais itu mengaku malu sampai tiga kali lipat apabila PAN bergabung ke dalam koalisi pemerintahan.
“Salah satu alasannya, mereka tidak sanggup menatap wajah pemilih di daerah jika ditanya mengapa PAN politiknya zig-zag. Mereka khawatir pemilih marah. Saya malu sebenarnya dengan kengototan sebagian pengurus DPP PAN masuk koalisi Pak Jokowi. Malunya tiga kali lipat.”
Memang, Pak Dradjad, antara malu dan mau itu beda tipis. Mungkin anggotanya malu, tapi mau atau mau tetap masih malu-malu untuk segera tegas menentukan sikap.
(yms)