Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas Kesehatan

Tips Mengatasi Sifat ‘Nggak Enakan’ biar Berani Bilang ‘Tidak’

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
13 Februari 2023
A A
people pleaser mojok.co

Ilustrasi patah hati (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Sifat tidak bisa menolak permintaan orang lain, nggak enakan, atau people pleaser harus diakui dapat menyebabkan kelelahan fisik dan mental. Ini bisa mengakibatkan lost sense of self alias kesulitan mengetahui keinginannya sendiri.

Istilah people pleaser merujuk pada sikap tidak bisa menolak permintaan orang lain. Smita Dinakaramani, dosen Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), mengatakan istilah itu sebenarnya pelabelan informal untuk individu yang punya keinginan kuat menyenangkan orang lain.

Ia menjelaskan, people pleaser pada dasarnya adalah hal positif karena punya motif untuk menyenangkan orang lain. Namun, jika melakukannya terus-menerus, ini bisa menyebabkan kelelahan fisik dan mental.

Parahnya lagi, people pleaser juga bisa bikin seseorang sulit mengetahui keinginannya sendiri karena apa pun yang dia lakukan, semuanya tergantung pada orang lain.

“Sikap people pleaser juga bisa berdampak pada hubungan sosial,” jelas Smita, seperti dikutip dari laman ugm.ac.id, Senin (13/2/2023)

“Saat di tempat kerja berusaha baik ke semua orang lalu sampai rumah sudah capek fisik mental. Kalau tidak pandai mengelola emosi akhirnya mudah marah pada anggota keluarga,” lanjutnya.

Apa yang bikin orang jadi people pleaser?

Smita menuturkan ciri seorang people pleaser adalah memprioritaskan kepentingan ataupun perasaan orang lain daripada dirinya sendiri. Orang lain bisa dengan mudah memanfaatkan sikap ini. Apa yang sebenarnya bikin seseorang menjadi people pleasure?

Pertama, faktor yang umum terjadi adalah karena kepercayaan diri rendah. Menurut Smita, orang dengan kepercayaan diri rendah akan menganggap bahwa perasaan dan pendapatnya bukan hal yang penting.

“Orang-orang dengan kepercayaan diri rendah kalau mengatakan ‘yes’ [menerima] bakal merasa jadi berguna, tetapi jika menyatakan ‘no’ jadi merasa tidak berguna,” jelasnya.

Kedua, karena takut berkonflik. Seorang people pleaser biasanya akan terus berusaha menyamakan pendapatnya dengan orang lain agar tidak terjadi konflik. Mereka, bahkan akan melakukan effort lebih agar agar orang lain menyukainya.

“Semua motifnya ya agar semua suka,” tegasnya.

Sedangkan yang ketiga adalah faktor budaya. Menurut Smita, budaya juga menjadi pendorong orang menjadi people pleaser.

Sebagai contoh, suatu negara yang punya nilai untuk memprioritaskan kebutuhan orang lain di atas diri sendiri, akan turut mempengaruhi masyarakat di dalamnya.

Gimana sih biar tidak jadi people pleaser?

Smita juga membeberkan beberapa tips agar seseorang dapat berhenti menjadi people pleaser. Antara lain:

Iklan

#1 Tanamkan pola pikir menjaga diri sendiri

Menurut Smita, dengan menanamkan pola pikir menjaga diri sendiri dapat membantu kita berhenti jadi seorang people pleaser. Mengutamakan diri sendiri, katanya, tidak lantas bikin kita jadi egois karena kebahagiaan orang lain sejatinya memang bukan tanggung jawab utama dan hal ini tidak boleh dijadikan sebagai beban.

#2 Tanamkan pola pikir “tidak semua orang bakal menyukai kita”

Penting untuk berpikir bahwa tidak semua orang akan menyukai kita. Ini perlu dilakukan agar seseorang tidak memaksakan diri terus menerus meminta validasi agar disukai orang lain, sebab akan berujung kelelahan fisik dan mental. Pola pikir semacam ini bisa menghindarkan diri dari kecendrungan people pleaser.

#3 Buat batasan dan pahami konflik

Menurut Smita, penting untuk bisa membuat batasan diri dalam menolong orang lain agar seseorang dapat mengenali kemampuan diri dan sejauh mana bantuan yang bisa diberikan. Selain itu, perlu juga berpikir bahwa konflik tidak selamanya buruk. Dengan demikian, mulailah berani mengutarakan pendapat yang berbeda dan jangan takut konflik, karena dengan komunikasi sehat dan dua arah justru bisa meningkatkan hubungan.

#4 Belajar bilang “tidak”

Penting untuk menahan diri untuk tidak spontan menerima permintaan orang lain. Ambil waktu untuk berpikir, seberapa penting persoalan dan apakah kita bisa membantu. Belajar berkata “tidak”. Menurut Smita, menolak sesuatu yang tidak sesuai keinginan dan perasaan bukan berarti kita orang yang buruk. Itu juga bukan berarti kita akan menjatuhkan orang lain.

“Belajar pelan-pelan, coba sampaikan pendapat yang kita inginkan dahulu dan baru setelah itu menolak,” paparnya.

Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Psikolog UGM Bagikan 5 Tips untuk Mencegah Penculikan Anak

Terakhir diperbarui pada 13 Februari 2023 oleh

Tags: people pleaserpsikologpsikolog ugm
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Lulus dari UAD, Jogja pindah ke Bangka untuk bangun karier sebagai psikolog. MOJOK.CO
Sosok

Jogja bikin Saya Sadar “Kebobrokan” di Kampung Halaman hingga Punya Motivasi untuk Membangun Karier sebagai Psikolog

30 Mei 2025
Ide Bodoh Ridwan Kamil untuk Atasi Kemacetan Jakarta MOJOK.CO
Esai

Ide Nggak Masuk Akal Ridwan Kamil: Datangkan Psikolog dan Ustaz Keliling untuk Atasi Kemacetan Jakarta

3 September 2024
fopo mojok.co
Kesehatan

Ini Penyebab FOPO, Sering Cemas akan Pendapat Orang Lain

18 Mei 2023
penculikan anak mojok.co
Kilas

Psikolog UGM Bagikan 5 Tips untuk Mencegah Penculikan Anak

6 Februari 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.